Bab 66 : Ada Pintu di Dinding Gudang

771 116 1
                                    

Hari ini, untuk yang kedua kali, Ari hampir terlambat datang ke sekolah. Tadi malam Ari benar-benar tidak bisa tidur. Hampir semalaman Belinda terbujur di langit-langit tepat di atas Ari rebah di kasur. Baru setelah hujan reda di luar, hantu remaja bermuka pucat itu pergi dari kamar Ari. Kantuk pun masih menggelayuti mata Ari. Beberapa kali Ari musti mengusap matanya saat berjalan di halaman sekolah. Tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Ari! Sini!" ternyata Pak Min yang memanggil Ari. Pak Min ada di parkir sepeda, melambaikan tangannya ke Ari.

Ari pun melangkahkan kakinya ke sana. Dari jauh, Ari bisa melihat wajah Pak Min seperti bingung, seperti takut. Beberapa kali Pak Min menengok kanan kiri.

"Ada apa Pak Min?" kata Ari sesampai di parkir sepeda.

Pak Min menengok kakan kiri lagi.

"Ri, tadi malam saya lihat setan... Serem banget...!" kata Pak Min patah-patah.

"Kayak gimana setannya Pak Min," Ari jadi ingat cerita Belinda tentang hantu mata satu dan bergigi panjang yang katanya mencari Tata.

"Badannya bongkok... Wajahnya kayak jerangkong... Ih, serem banget!" kata Pak Min," Tadi saya tanya sama Toha, tapi katanya dia nggak tahu apa-apa."

"Setannya ada di samping rumah Pak Min yang sebelah kiri?" tanya Ari.

"Iya, bener Ri," kata Pak Min, "Kok kamu tahu? Apa gara-gara kemari Neng Nara sama Wira masuk ke lorong ya?"

"Nggak tahu juga ya Pak Min,"jawab Ari," Coba, kalau bisa, Pak Min jangan lewat samping rumah yang sebelah kiri."

Lalu Ari minta diri ke Pak Min, karena bel masuk sudah berbunyi. Ari berharap, hantu bongkok berwajah tengkorak itu hanya nongkrong di tempatnya, di samping kiri rumah Pak Min. Sesampai di lorong kelas, Ari heran, di lorong kelas 11, banyak murid-murid yang belum masuk ke kelas. Dan di salah satu kelas, hampir semua muridnya ada di luar kelas. Mereka berkerumun dengan wajah bingung dan cemas. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di kelas itu. Ari pun menyeruak ke kerumunan. Dia sempat bertanya pada salah satu murid yang ada di situ. Katanya saat bel masuk bunyi tadi, kursi guru bergerak sendiri, terseret sampai depan pintu. Ari pun melihat, kursi guru masih ada tepat di muka pintu. Lalu Ari merasakan sesuatu di kerumunan murid. Dan di sana Ari melihat perempuan memakai baju suster yang matanya mengeluarkan darah. Lalu ada pak guru datang. Pak guru pun berusaha menenangkan murid-murid, dan menyuruh mereka masuk ke kelas. Murid dari kelas lain pun disuruh kembali ke kelas masing-masing. Dan Ari baru sadar, di sana tadi ada Toha, Nara dan Wira. Tapi mereka berdiri saling berjauhan. Mereka pun balik ke kelas sendiri-sendiri. Tadi Ari sempat bertatapan dengan Toha, Nara dan Wira. Tapi seperti ada sesuatu yang tertahan di antara mereka. Hanya tatapan mata, selebihnya mereka akan menyimpan peristiwa pagi ini di benak masing-masing. Ari yakin, Toha, Nara dan Wira juga melihat perempuan berbaju suster di sana. Tapi sebenarnya, yang ingin Ari lakukan hari ini adalah mencari hantu yang diceritakan Belinda. Hantu yang katanya mencari Tata. Hantu bermata satu dan bergigi panjang. Dan tadi pagi, begitu Ari bangun, dia langsung mengirim pesan ke Tata untuk tidak bertemu dulu di tempat rahasia mereka dan menyuruh Tata tetap ada di kelasnya.

Saat bel istirahat pertama berbunyi, Ari langsung keluar kelas. Rencananya, saat jam istirahat pertama dan kedua, Ari akan berkeliling di sekitar sekolahnya, untuk membuktikan kata-kata Belinda benar adanya. Dia akan mencari hantu bermata satu dan bergigi panjang. Karena sekarang ini, dia benar-benar khawatir dengan keselamatan Tata.

Ari pun mulai pencariannya dari rumah Pak Min. Di sana dia masih melihat hantu bongkok bermuka tengkorak. Hantu itu hanya duduk diam di sana. Tapi selain hantu bongkok itu, dia tidak melihat yang lain di sekitar situ. Lalu Ari lewat lahan kosong di belakang kantin. Di sana Ari melihat sosok besar dan berbulu, yang sepertinya dari tadi dia hanya mondar-mandir di lahan kosong itu. Sambil berjalan cepat, Ari berusaha memperhatikan wajah sosok itu. Ari hanya melihat dua matanya yang merah dan mukanya yang penuh bulu. Sosok itu tidak bermata satu dan tidak bergigi panjang. Lalu Ari ke halaman depan sekolah, taman, tempat parkir, juga lapangan basket. Tapi Ari tidak melihat apa-apa di sana. Justru di dekat lapangan basket, Ari berpapasan dengan gerombolan anak basket yang sepertinya dari tadi memperhatikan tingkah Ari.

Komplotan Tidak Takut HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang