📻 Part 3 | Tolak Atensi📱

763 69 5
                                    

"Nyebelin, nyebelin, nyebeliiin! HAH!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyebelin, nyebelin, nyebeliiin! HAH!"

Kala menepuk setir mobil bertubi-tubi penuh rasa kesal. Urat-urat gadis itu pun sampai menegang saking emosinya.

"Mama sama papa nyebelin banget!" sungutnya dengan napas memburu. "Tinggal beliin aja apa susahnya, sih? Toh, duit mereka juga banyak. Kepake dikit buat beli handphone baru juga enggak bakal pengaruh apa-apa, 'kan? Ish!"

TIIIN!

Kala menekan kuat tombol klakson, menciptakan bunyi 'tin' berdurasi panjang dan lama-lama bisa memekakkan telinga orang yang mendengarnya. Contohnya saja seorang pengendara sepeda motor yang berada di sisi kanan mobil Kala kini.

Kaca mobil Kala diketuk keras berkali-kali oleh pengendara sepeda motor tersebut.

Kala menjauhkan tangannya dari tombol klakson. Ia menoleh ke kanan dan menemukan seseorang tengah melihat ke arahnya.

Gadis itu mendesis sebal. "Apaan, sih, nih orang satu? Ganggu aja!"

Kala tidak menghiraukan pengendara motor tersebut dan lebih memilih kembali menatap lurus ke depan. Sayangnya, sama saja. Gadis itu lagi-lagi merasa kesal.

Sudah hampir 10 menit lamanya, gadis berambut cokelat pendek itu terjebak dalam kemacetan jalanan kota, terkurung oleh kendaraan lain yang ada di sisi kanan, kiri, depan, dan belakangnya. Benar-benar menyebalkan!

TIIIN!

Kala kembali menekan lama tombol klakson. "Ayo, dong, jalan!" sungutnya kesal. Ia terus menekan tombol klakson sebagai pelampiasan rasa kesal, tak peduli jika ada yang terganggu dengan suara tersebut.

Tuk! Tuk! Tuk!

Kepala Kala spontan tertoleh ke kanan, mencari tahu siapa yang kembali mengetuk kaca pintu mobilnya. Ia mendesis sebal saat mendapati pengendara sepeda motor yang sama seperti sebelumnya. "Nih orang maunya apa, sih? Ganggu aja, deh!"

Tuk! Tuk! Tuk!

Baiklah, Kala menyerah. Ia sudah tidak bisa menahan kesabarannya lebih lama lagi.

Kala menurunkan kaca mobil dan menatap tajam pengendara sepeda motor yang mengusik dirinya. "Lo ada masalah apa, sih, gedor-gedor mobil gue?" tanyanya kasar.

Si pengendara sepeda motor hanya diam. Wajahnya tidak tampak karena tertutup oleh helm dengan kaca full face. Meski begitu, dari perawakannya, Kala yakin jika orang tersebut berjenis kelamin laki-laki.

"Jawab! Malah diem," cibir Kala.

Pengendara sepeda motor itu memalingkan tatapan dari Kala. Ia menatap lurus ke depan dan berkata, "Kalo enggak tahan sama macet, enggak usah berisik."

Kala mengernyit, tidak paham dengan maksud pengendara sepeda motor itu. "Maksud lo apa, ha? Berisik dari mananya, sih?"

Pengendara motor itu kembali menatap ke arah Kala. Entah ekspresi seperti apa yang sedang ditunjukkan olehnya sekarang, Kala tak tahu. Beruntung, wajah orang itu tidak terlihat. Andai terlihat, pasti Kala sudah mencakar-cakarnya seperti kucing ganas.

Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang