Rafa menarik rem sepeda motor begitu tiba di area parkir kampus. Kala yang memang sedang diburu waktu, segera turun dari sepeda motor dan beranjak dari parkiran.
"Eh, Kala!"
Kala menghentikan langkah dan segera menoleh ke belekang. "Apa, sih? Gue lagi buru-buru, nih!"
"Iya, tapi helmnya dilepas dulu."
Kala melirik atas. Ia baru sadar kalau helm milik Rafa belum ia lepas. Gadis itu berdecak dan berjalan menghampiri Rafa. "Kenapa enggak ngasih tau, sih?"
"Barusan saya ngasih tau kamu, 'kan?"
Kala tidak menjawab apa-apa. Gadis itu sibuk melepas pengait helm. Akan tetapi, entah mengapa, pengait helm tersebut tidak mau terlepas. Kala mencoba sekuat tenaga, tetapi tetap saja tak bisa. "Buset! Seret amat, sih!" sungutnya.
Rafa menatap Kala yang tampak kesusahan melepas pengait helm. Laki-laki itu geleng-geleng melihatnya. "Sini, saya bantu."
Kala langsung menghindar saat tangan Rafa akan menuju wajahnya. "Heh, enggak usah modus lo! Gue bisa sendiri!"
Rafa menurunkan tangan. Ia mengangkat bahu dan melepas helmnya sendiri, lalu menggantungkannya ke salah satu spion. Ia berdiri dan menatap Kala yang masih kesulitan melepas pengait helm. "Kalo helmnya udah dilepas, taruh aja di spion. Saya duluan." Rafa mengangguk sekilas pada Kala dan beranjak pergi.
Kala mencebikkan bibir menatap kepergian Rafa. Gadis itu kembali sibuk melepas pengait helm, tetapi hasilnya tetap sama saja. "Ya ampun! Apes banget, sih, hari gue!" Kala menatap punggung Rafa yang semakin menjauh. Gadis itu mengembuskan napas berat. "RAFAAA!"
Rafa yang mendengar teriakan tersebut langsung menghentikan langkah. Ia membalikkan badan dan melihat Kala yang tengah menatapnya dengan muka memelas.
"Bantuin ...," rengek Kala, mulai pasrah karena tidak bisa melepas pengait helm.
"Katanya bisa sendiri," sindir Rafa.
Kala mengerucutkan bibir. "Kan, katanya doang. Kenyataannya, mah, enggak bisa."
Mendengar perkataan tersebut, Rafa tersenyum miring.
Kala yang melihat senyuman tersebut berdecak kesal. "Buruan! Malah senyam-senyum lo!"
Rafa mengembuskan napas pelan dan segera berjalan kembali pada Kala. Lama-lama ia tidak tega terhadap gadis itu. "Sini, saya lepasin."
Kala sedikit mendongakkan kepala agar Rafa leluasa melepas pengait helm.
Klek!
Hanya dalam sekali percobaan, Rafa berhasil melepas pengait helm Kala. Kala tercengang dibuatnya. "Kok, lo bisa gampang gitu ngelepasnya?"
Rafa tidak menjawab. Setelah pengait terlepas, ia menarik ke atas helm yang membungkus kepala Kala. "Tergantung amal dan perbuatan," katanya dengan santai kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_
Romance[Dewasa Muda - Romansa] - [Tamat] Kalandra Efigenia, anak tunggal yang sukses menjadi 'content creator' di media sosial. Sayangnya, sifat yang ditunjukkan Kala di dalam konten berbanding terbalik dengan sifat aslinya di dunia nyata. Jika di media so...