📻 Part 34 - Teriakan dan Genggaman Tangan📱

312 26 3
                                    

"Gimana, Kal? Zenia bisa dihubungi, enggak?" Rafa sedikit menengok ke belakang saat bertanya pada Kala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana, Kal? Zenia bisa dihubungi, enggak?" Rafa sedikit menengok ke belakang saat bertanya pada Kala.

"Belum, nih. Nada sambung mulu."

Rafa berdecak pelan mendengar jawaban Kala tersebut. Laki-laki itu meluruskan pandang, menatap pengendara sepeda motor yang berjarak beberapa meter di depannya. Pengendara sepeda motor yang sedang diikutinya adalah Elphan, sepupu Kala. Entahlah, ia merasa curiga jika Zenia yang dimaksud Elphan tadi adalah sepupunya. Kecurigaannya semakin bertambah karena Zenia tidak bisa dihubungi. Kamu ke mana, sih, Zenia? batin Rafa, mulai resah.

Sementara itu, Kala berulang kali mencoba menghubungi Zenia menggunakan ponsel Rafa. Namun, hasilnya nihil. Zenia tidak mengangkat panggilannya. Lama-kelamaan, Kala jadi gemas sendiri. Gadis itu diam sejenak. Apa gue coba pake handphone gue aja, ya? Kan, gue enggak save-save-an kontak sama Zenia?

Kala manggut-manggut memikirkan ide tersebut. Ia segera mengambil ponsel dari saku jaket dan menyalin nomor kontak Zenia di ponselnya. Begitu selesai, ia segera melakukan panggilan telepon. Nada sambung terdengar. Kala harap-harap cemas apakah panggilannya akan dijawab oleh Zenia atau tidak.

"Halo? Ini siapa, ya?"

Kala membulatkan mata. Refleks, ia menepuk keras punggung Rafa. Hal itu menyebabkan sepeda motor agak goyang, tetapi Rafa bisa mengatasinya. Tentu Rafa cukup terkejut dengan tepukan Kala tadi. Ia menoleh ke belakang sekilas. "Ada apa, sih, Kal?" tanyanya, sedikit mengeraskan suara.

"Ini gue, Kala." Bukannya menjawab pertanyaan Rafa, Kala malah menjawab pertanyaan Zenia. "Zen, lo sekarang---"

Tut .... Tut .... Tut ....

"Zen? Zenia? Halo?" Kala menatap ponsel. Ia baru sadar kalau sambungan teleponnya dengan Zenia telah terputus. Ia berdecak kesal.

"Itu Zenia, Kal?" tanya Rafa, memastikan.

"Iya. Gue coba hubungi dia pake handphone gue. Bisa, tapi langsung dimatiin sama dia. Ah, lo, sih! Pake nanya segala," sungut Kala.

"Lagian, kamu ngapain nepuk punggung saya tiba-tiba? Saya, kan, kaget."

Kala tidak menjawab. Gadis itu mencoba menghubungi Zenia lagi.

"Coba kamu telepon lagi, Kal."

Kala mendelik kesal pada Rafa. Tanpa rasa sopan, gadis itu menoyor helm yang dikenakan laki-laki di depannya. "Ini juga baru mau gue telepon lagi, kentang!" umpat Kala.

Mendengar umpatan Kala tersebut, bukannya tersinggung, Rafa malah merasa agak terhibur. Tanpa sadar, ia mengembangkan senyum, walaupun samar.

Kala mencoba menghubungi Zenia kembali, tetapi hanya nada sambung yang ia dengar. Beberapa detik menunggu, ia tak kunjung mendapat respons dari Zenia. "Ish! Kenapa enggak diangkat, sih?" gerutu Kala dengan perasaan keki.

Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang