📻 Part 35 - Ancaman Terakhir📱

331 31 5
                                    

"Cepet, Zen!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepet, Zen!"

"Enggak! Aku enggak mau!"

Kala dan Rafa mempercepat langkah saat mendengar suara perdebatan. Mereka menghentikan langkah begitu melihat seorang gadis yang menangis berhadapan dengan seorang laki-laki berjaket jin warna hitam. Kala dan Rafa membulatkan kedua mata. Ternyata, dugaan mereka benar jika Elphan menemui Zenia, teman SD Kala sekaligus sepupu Rafa.

Kok, Zenia ... bisa kenal Elphan, ya? batin Kala, merasa heran. Entah mengapa, perasaannya jadi tidak enak. Ia mengira kalau Zenia juga mengalami nasib yang sama dengannya, mendapat perlakuan senonoh dari Elphan.

"Ini enggak sesuai perjanjian, Elphan! Aku udah kasih uang yang kamu butuhin, tapi kenapa kamu maksa aku buat ngelakuin itu?"

"Udah, Zen. Anggap aja ini hadiah dari gue. Bukannya ... kita udah pernah kayak gini, ya?" Elphan terlihat berjalan mendekati Zenia. Tanpa permisi, laki-laki itu membelai pipi Zenia menggunakan punggung tangan kanannya. "Mau gue yang mulai duluan atau ... lo?"

Pertanyaan Elphan sukses membuat Zenia membulatkan kedua mata. Bukan hanya Zenia saja yang terkejut, Kala dan Rafa pun merasakan hal yang sama. Terutama Kala. Gadis itu menelan ludah susah payah. Kejadian yang dialami Zenia saat ini mengingatkannya dengan momen buruk di masa lalunya. Ia pernah mendapat pertanyaan yang sama dari Elphan dulu. Kala semakin yakin jika Zenia juga menjadi korban kelakuan 'bejat' Elphan.

"Okay. Berhubung lo cuma diem, enggak masalah, 'kan, kalo gue yang mulai duluan?" Elphan tersenyum misterius. Laki-laki itu tanpa permisi memangkas jarak wajahnya dengan wajah Zenia.

"BANGSAT!" Rafa berjalan cepat mendatangi Elphan. Dengan penuh keberanian, laki-laki berkemeja biru muda itu memberi tendangan keras di pinggul Elphan, tepat saat sepupu Kala itu hendak melakukan perbuatan senonoh pada Zenia.

Kala terkesiap dengan tindakan tiba-tiba dari Rafa itu. Namun, yang paling membuatnya terkejut adalah umpatan yang dikeluarkan oleh Rafa. Heuh, dasar aneh! Nyuruh-nyuruh gue jangan ngomong kasar, padahal sendirinya juga ngomong kasar. Plin-plan lo, Raf! gerutu Kala dalam hati.

Gadis itu beralih menatap Zenia yang terlihat membekap mulut sambil menangis. Teman SD-nya itu pasti ketakutan dengan apa yang akan dilakukan oleh Elphan padanya. Kala merasa tidak tega. Ia segera berjalan menghampiri Zenia. "Zen, lo---"

Belum sempat Kala menyelesaikan kalimatnya, Zenia tiba-tiba menghambur ke pelukan Kala. "Kal ...," cicit gadis itu.

Kala membeku di tempat. Ia masih terkejut dengan tindakan Zenia. Dengan canggung, ia membalas pelukan teman SD-nya itu. Ia memberikan tepukan pelan di punggung Zenia.

"Kal, a-aku ... takut ...," ujar Zenia susah payah.

Kala hanya diam. Gadis itu menelan ludah berat. Gue juga sama, Zen. Kita ... sama-sama korbannya Elphan. Sayangnya, Kala hanya mengatakannya dalam hati. Ia beralih menatap Rafa dan Elphan yang ternyata sedang beradu tenaga. Kala refleks meringis saat melihat Rafa memukul Elphan, begitu juga sebaliknya.

Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang