Rafa datang membawa segelas air putih untuk Kala yang sedang duduk di sofa lobi. "Minum dulu, Kal, biar tenang."
Wajah Kala terlihat datar. Tatapannya pun kosong. Hal tersebut membuat Rafa sampai menelengkan kepala dan menatap Kala dengan heran.
Tangan Rafa kemudian bergerak, melambai-lambai di depan wajah Kala. Kala akhirnya tersadar dan mendongak. Ia berkedip beberapa kali dan menatap sekitar seperti orang linglung.
"Kamu ... beneran enggak kenapa-napa?"
Kala mendongak dan bertemu tatap dengan rafa. "Emang gue kenapa? B aja gue," jawab Kala dengan cuek.
Rafa mengembuskan napas perlahan. Laki-laki itu kembali harus bersabar dengan sikap Kala. "Ini, diminum dulu."
Kala menatap gelas yang tersodor di depan wajahnya. Gadis itu langsung mengambil dan menenggaknya hingga tandas. Rafa sampai geleng-geleng dibuatnya.
Laki-laki itu memutuskan untuk duduk di sofa yang lain di dekat Kala. Tatapannya terpusat pada gadis tersebut. "Hampir aja tadi siarannya bermasalah gara-gara kamu yang tiba-tiba nge-blank."
Kala menatap Rafa dengan tajam. Ia meletakkan gelas di meja kaca agak kasar sehingga terdengar bunyi 'tuk' yang cukup keras. "Tapi nyatanya, semua baik-baik aja. Itu artinya, gue cukup profesional jadi bintang tamu. Paham?"
Rafa tersenyum sinis. "Tipe yang enggak mau salah," sindirnya.
Kala langsung bermuka masam. Sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak kelepasan mengantukkan kepala Rafa ke meja. Laki-laki itu selalu saja membuat darahnya mendidih---marah sekali.
Memang benar, Kala sempat blank alias hilang konsentrasi setelah mendapat pertanyaan dari salah satu Listeners. Listeners tersebut bertanya, apakah Kala pernah mendapatkan pengalaman kurang mengenakkan seperti pelecehan atau tidak. Pertanyaan tersebut sukses membuat Kala terbang ke ingatan masa lalu, masa yang mengandung kekelaman di dalamnya.
Untungnya, Rafa saat itu tanggap menjeda siaran untuk memastikan keadaan Kala. Kala berkata baik-baik saja. Ketika siaran kembali dimulai, gadis itu menjawab pertanyaan Listeners sebelumnya dengan jawaban 'pernah'. Namun, bentuk pelecehan yang ia ungkap hanya yang berupa ejekan atau gunjingan, terutama di media sosial.
Setelah itu, siaran berlanjut dengan lancar, walaupun Kala masih sesekali terbayang dengan kekelaman di masa lalunya.
"Mbak Kala?"
Kala tersentak dari lamunan. Gadis itu menoleh ke sumber suara. Ia menemukan seorang wanita paruh baya dengan setelan hem batik dan rok panjang berwarna hitam. Kala langsung berdiri dan tersenyum pada wanita itu. Hal tersebut diikuti oleh Rafa.
"Siarannya sangat menarik. Saya suka dengernya," puji wanita itu yang ternyata adalah pimpinan radio.
Kala tersenyum. "Terima kasih, Bu. Udah keharusan dari aku buat ngasih yang terbaik. Terutama, buat para Listeners."
KAMU SEDANG MEMBACA
Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_
Romance[Dewasa Muda - Romansa] - [Tamat] Kalandra Efigenia, anak tunggal yang sukses menjadi 'content creator' di media sosial. Sayangnya, sifat yang ditunjukkan Kala di dalam konten berbanding terbalik dengan sifat aslinya di dunia nyata. Jika di media so...