"Segitu dulu, ya, live gue hari ini. Bye ...!"
Kala melambaikan tangan ke arah kamera ponsel sambil menunjukkan senyum terbaik yang dimilikinya. Gigi kelincinya pun sampai terlihat.
Acara siaran langsung telah selesai.
Kala menatap ponsel dan mengembalikan tampilan layar ke beranda. Ia mengembuskan napas pelan. Tangannya terjulur mengambil string bag yang ada di meja. Ia berdiri berdiri, berniat untuk pulang ke rumah.
Gadis itu membalikkan badan dan alangkah terkejutnya saat menemukan seorang laki-laki tengah menatapnya dengan raut muka serius. Kala menyentuh dada menggunakan telapak tangan, saking terkejutnya. Dalam hati, ia berhitung untuk menenangkan diri.
Tatapan Kala dan laki-laki itu saling bertemu selama beberapa saat.
Kala memperhatikan laki-laki itu dari atas hingga bawah, lalu kembali lagi menatap wajah sosok tersebut. Gadis itu mendesis. "Siapa, sih, lo? Ngagetin aja!" sungutnya, tanpa basa-basi.
Laki-laki di hadapan Kala melebarkan mata, cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.
Kala melipat kedua tangan di depan dada. "Enggak bisa ngomong?"
Dengkusan terdengar dari si laki-laki. Kala menatapnya aneh.
"Raf!" Teriakan memanggil itu sukses menarik perhatian Kala dan juga si laki-laki. Mereka menoleh ke sumber suara dan menemukan seorang laki-laki yang menempati salah satu meja kantin.
Kala termenung. Raf? batinnya. Gadis itu kembali menatap laki-laki yang ada di hadapannya. Jadi ... nama dia Raf? Kok ... mirip sama--
"Iya, bentar!"
Suara batin Kala terputus oleh teriakan tersebut.
Laki-laki yang dipanggil Raf itu melangkah, hendak meninggalkan Kala. Akan tetapi, tiba-tiba saja Kala menodong laki-laki itu dengan pertanyaan, "Siapa nama lo barusan?"
Langkah si laki-laki terhenti. Ia bergeming beberapa saat sebelum akhirnya menoleh dan balas menatap Kala dengan raut muka datar. "Kamu tanya apa barusan?"
Kala berdecak. "Gue tanya, siapa nama lo? Suara gue enggak kedengeran jelas di kuping lo, apa?"
Si laki-laki tersenyum miring dan geleng-geleng. Ia benar-benar tidak menyangka dengan sikap Kala. Beraninya Kala bersikap ketus, padahal mereka berdua tidak saling kenal.
"Ampun, dah. Gue tungguin lama bener, sih, Rafandra Naratama yang baik hati dan tidak sombong." Seseorang menghampiri Kala dan si laki-laki. Orang tersebut adalah yang duduk menempati salah satu meja kantin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_
Romance[Dewasa Muda - Romansa] - [Tamat] Kalandra Efigenia, anak tunggal yang sukses menjadi 'content creator' di media sosial. Sayangnya, sifat yang ditunjukkan Kala di dalam konten berbanding terbalik dengan sifat aslinya di dunia nyata. Jika di media so...