📻 Part 18 - Batal Niat📱

341 38 2
                                    

"Saya harap, siaran spesial ini berjalan dengan lancar karena jarang-jarang kita ngundang bintang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya harap, siaran spesial ini berjalan dengan lancar karena jarang-jarang kita ngundang bintang tamu. Kamu siap, 'kan, Rafa?"

Rafa mengangguk mendengar pertanyaan dari pimpinan stasiun radio. "Siap, Bu. Saya usahakan semaksimal mungkin."

"Bagus kalo begitu. Baik, itu aja yang mau saya sampaikan ke kalian. Tolong laksanakan dengan baik. Saya tunggu hasil akhirnya. Terima kasih dan selamat bertugas kembali. Semangat!"

"Semangat juga, Bu!" sahut Rafa, Fandi, dan Mbak Dewi yang mengikuti rapat dadakan hari ini.

Pimpinan stasiun radio tersenyum dan keluar dari ruangan. Namun, langkahnya terhenti saat sampai di pintu. Beliau membalikkan badan dan menatap Rafa. "Rafa," panggilnya kemudian.

Rafa menoleh dan mengangguk takzim. "Gimana, Bu?"

"Sudah dipikirkan keputusan akhir dari niat kamu itu?"

Rafa terdiam beberapa saat usai mendapat pertanyaan tersebut.

Fandi dan Mbak Dewi yang juga ada di dalam ruangan langsung memusatkan perhatian pada Rafa. Mereka paham maksud dari pertanyaan pimpian stasiun radio. Beliau menanyakan keputusan akhir, apakah Rafa akan benar-benar mengundurkan diri sebagai penyiar radio di Halo Suara atau tidak.

Rafa tersenyum samar, lalu menjawab, "Masih saya pikirkan, Bu. Secepatnya, akan saya kabari."

Pimpinan tersenyum dan mengangguk. Setelahnya, beliau keluar dari ruangan, meninggalkan Rafa, Fandi, dan Mbak Dewi.

"Okay. Ada yang mau usul siapa bintang tamu atau narasumber yang sekiranya ... cocok diundang ke acara Halo Pagi?" Mbak Dewi mengawali pembicaraan.

"Gue aja, Mbak," jawab Fandi, merasa narsistik.

Mbak Dewi menatap Fandi dengan tatapan jijik sambil bergidik ngeri. "Eh, tolong, ya, Fan. Kadar kepedean lo itu diturunin dikit. Kalo perlu, restart dari nol."

"Idih, kayak apaan aja restart dari nol. Eh, Mbak. Percaya, deh, kalo Halo Pagi ngundang gue sebagai bintang tamu atau narasumbernya, dijamin ...."

"Dijamin apaan?"

"Dijamin acaranya bakal rame."

Mbak Dewi tertawa sarkastis. "Iya, Fan, rame. Rameee banget. Rame yang protes sama radio kita."

"Acie, radio kita. Gue sama Mbak gitu?"

Langsung saja Fandi mendapat lemparan pulpen dari Mbak Dewi, tepat di bagian kepala. Mbak Dewi tertawa puas. "Rasain lo!"

Mbak Dewi beralih menatap Rafa yang sejak tadi hanya diam sambil menatap buku catatan. "Menurut lo siapa kira-kira, Raf, yang cocok buat jadi bintang tamu di acara lo?"

Rafa mengalihkan perhatiannya dari buku catatan menuju Mbak Dewi. "Eum ..., saya belum ada ide, Mbak."

Mbak Dewi mengembuskan napas panjang. Ketiga orang yang ada di dalam ruangan tampak sama-sama sedang berpikir. Suasana hening mengambil alih keadaan.

Read My Attention [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang