Chapter 1

3.9K 377 214
                                    

Suatu ketika di sebuah taman kanak-kanak, seorang guru tampan rupawan dan menawan tengah menanyakan seputar cita-cita dari masing-masing bocah. Awalnya sang guru hanya menanggapi dengan tepuk tangan pernyataan para muridnya yang imut-imut dan dengan semangatnya menceritakan alasan dibalik cita-cita mereka sampai pada akhirnya...

"Aku ingin menjadi preman yang baik hati!" seru bocah berambut pirang dengan tampang polosnya itu penuh semangat.

"Eh? M-manjirou jadi preman itu tidak baik lho~" ucap sang guru mencoba membuat anak itu mengubah cita-citanya menjadi lebih baik. Setidaknya memiliki cita-cita menikah dengan duda kaya masih lebih masuk akal daripada menjadi seorang preman bukan?

"Tidak akan tau jika belum mencobanya sensei."


"..."


"..."

"Baiklah cita-cita Manjirou adalah menjadi preman baik hati. Selanjutnya kau Ken, apa cita-citamu?"

Seorang anak dengan jambul pirang itu lalu berdiri dan menunjuk bocah pirang yang sebelumnya bercita-cita ingin menjadi preman tersebut lalu berkata..

"Cita-citaku adalah menikahi preman yang baik hati!"

"Itu bukan cita-cita Ken!" seru sang guru seraya memijit pelipisnya, tiba-tiba ia pusing mendadak mendengar anak didiknya yang unik-unik ini.

"Tapi itu yang kumau." balas bocah itu memasang wajah cemberut.


"Oke..oke..sekarang giliranmu Mitsuya."

"Aku ingin jadi penjahat sensei."


"Haaahhh?! Untuk apa jadi penjahat?! Preman saja sudah buruk apalagi penjahat!" seru sang guru yang awalnya hanya pusing kini mendadak migrain.


"Aku ingin membuat bajuku sendiri karena baju yang dibelikan ibu jelek!" seru anak berambut lilac itu dengan kalem.

"Tunggu?..baju?! Bukannya kau tadi bilang ingin menjadi penjahat?!"

"Iya penjahat itu yang suka buat baju itu kan?" ucap anak itu rada polos.

"Itu penjahit Mitsuya! Jika maksudmu cita-citamu adalah menjadi designer sensei sangat mendukung."

Bocah yang dipanggil Mitsuya itu hanya mengangguk padahal tak paham.

"Oke giliran Kazutora--"

"Aku ingin menjadi pembunuh bayaran!" seru bocah berambut hitam dengan semangatnya yang berapi-api.

'Kami-sama.' batin sang guru mencoba sabar dengan deretan bocah ajaib  ini.


"Kenapa Kazutora ingin jadi pembunuh bayaran?" sang guru juga penasaran kenapa anak didiknya bercita-cita jadi pembunuh bayaran dan yang lebih penting dari itu, kenapa bocah kecil ini bisa tau tentang pembunuh bayaran?!

"Karena mereka keren! Gerakan mereka cepat dan selalu membuat ibu terkagum-kagum!"

Ah anak ini terpengaruh film, kalau saja ia tau pembunuh bayaran yang asli seperti apa pasti ia tidak akan memiliki cita-cita seburuk ini.


"Kazutora sebaiknya urungkan cita-citamu itu, lebih baik tidak punya cita-cita sekalian." ucap sang guru seraya menghela nafas lelah.

"Selanjutnya Keisuke!"


"Aku mau jadi ayah yang baik untuk anak-anakku kelak!" seru bocah berambut hitam yang jika dilihat dengan baik ada taring yang menyembul dari belahan bibirnya.


Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang