Chapter 16

1K 154 53
                                    

Hujan turun saat semua siswa dan siswi hendak pulang ke rumah masing-masing. Cuaca tidak menentu, membuat sebagian dari mereka tidak membawa payung untuk persiapan.



"Bagaimana kita pulangnya?" gumam Mikey menatap hujan yang sepertinya akan berlangsung lama sementara ia lapar ingin segera makan siang.



"Kita terobos saja." Draken membuka haori yang sering ia pakai untuk dijadikan pelindung agar mereka tidak basah kena air hujan. Ia bentangkan haori diatas kepala setelah sebelumnya menarik tubuh Mikey agar lebih dekat.



"Huwaa ada gunanya juga sekarang haori bututmu itu Kenchin!"



"Uruse! Butut begini pembawa keberuntungan tau!"



"Darimana Kenchin tau itu pembawa keberuntungan?"



"Buktinya sekarang berkat haori ini kita bisa pulang sekolah dengan romantis kan?"



Uhuk uhuk uhuk uhuk



"Ah benar juga ya."



Di sisi lain Chifuyu memeluk dirinya sendiri karena merasa kedinginan. Ia menoleh kearah Baji yang kini tengah memperbaiki payung. Sial sekali padahal bawa payung tapi ternyata malah rusak.



"Nah selesai. Ayo pulang Chifuyu." ucap Baji. Ia yang melihat Chifuyu merasa kedinginan pun melepas blazer yang ia kenakan lalu memakaikannya ke Chifuyu.



"Baji-san?"



"Kau kedinginan kan? Pakailah."



"Tapi bagaimana dengan Baji-san?"




"Aku tidak apa-apa, ayo sebaiknya cepat pulang sebelum payungnya rusak lagi." Baji merangkul bahu Chifuyu agar tidak basah kena air hujan, membuat wajah pemuda berambut pirang itu bersemu.



Hakkai sendiri kini telah memasuki mobil bersama Mitsuya. Ia dijemput oleh supirnya, biasa orang kaya.



Kazutora hanya bisa menghela nafas. Nasib tidak punya pacar memang menyebalkan. Tidak ada tempat bergantung, yang ada perasannya yang tergantung sekarang.



"Oi kau lihat adikku tidak?" tanya Ran yang tiba-tiba datang.



"Aku tidak tau." ucap Kazutora dengan cuek.



"Souka."



Ran hendak pergi namun melihat wajah nelangsa Kazutora membuat Ran iba dan memberi satu payungnya pada Kazutora. Ia pulang dengan Rindou cukup membawa satu payung.



"Oi tangkap."



Kazutora langsung menangkap payung pemberian Ran. "Untukku?"



"Tentu saja, aku sepayung berdua saja dengan adikku." ucap Ran sebelum membuka payungnya dan mencari keberadaan sang adik.



"Ternyata orang itu baik juga." Tanpa sadar senyuman Kazutora mengembang. Jarang sekali orang berbuat baik padanya mengingat ia sering dihindari agar tidak menjadi sasaran 'ini semua salah' khas miliknya.



Dicari-cari ternyata Rindou malah berdiri di bawah hujan, berlagak layaknya sad boy. Ran jadi kasian juga dan segera ia memayungi Rindou. Rindou yang merasa tidak ada air lagi yang mengenai tubuh basah kuyupnya pun menoleh kearah Ran.



"Kau bodoh ya? Kalau sakit bagaimana?"



"Siapa juga yang peduli." balas Rindou acuh.



Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang