Chapter 17

952 154 40
                                    

Salahkah jika ia mencintai dan memacari dua orang sekaligus? Jawabannya adalah tidak. Ia hanya akan salah jika salah satu pihak merasa sakit hati tapi jika yang dipacari mau saja diduakan? Tentu ia tidaklah salah, cukup nikmati dan syukuri.



Hal itu yang kini dialami Shinichirou. Ia playboy? tidak. Ia hanya mencintai dua orang, bukan orang yang merayu dengan kata-kata mutiara khas reptil air tawar kepada mangsanya.



Ia memacari dua sahabatnya, Takeomi dan Wakasa. Jika bersama Akashi Takeomi ia akan menjadi pihak bawah, meminta lebih saat di ranjang dan--oke ini tidak perlu dijelaskan dengan detail karena author tidak mau readers berpikir macam-macam. Kasihan kalian yang ingin tobat dari dosa terindah ini.



Lalu jika bersama Wakasa Shinichirou akan jadi pihak atas. Saat penentuan siapa seme dan siapa uke pemuda berambut putih itu kalah dari Shinichirou yang ternyata berhasil mendominasi. Dijuluki white leophard? Nyatanya di mata Shinichirou seorang Wakasa hanya seekor kucing anggora yang pemalas.



"Ohayou Waka~"



Wakasa terlalu malas sekedar untuk membalas ucapan selamat pagi dari Shinichirou. Ia memilih bergelung dalam selimut, disampingnya juga ada Takeomi yang masih tertidur pulas tanpa terganggu sedikit pun.




"Shin lepaskan, biarkan aku tidur..ganggu Akashi sana." ucap Wakasa ketika Shin mengganggu tidurnya.




Mereka seranjang bertiga melakukan hal dewasa karena dari segi umur mereka memang sudah pantas melakukannya. Lokasinya? Di rumah Wakasa karena tidak ada siapapun di rumahnya saat ini selain mereka bertiga.




"Akashi sudah aku ganggu dari kemarin, sekarang giliranmu. Ah iya ayo mandi bare--




Buagghh



Bantal langsung melayang ke wajah Shinichirou. Wakasa pun tidak jadi melanjutkan tidurnya dan memilih ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari permainan mereka tadi malam.




.




Jika ditanya apa Sanzu siap mati? Jawabannya ia siap mati di malam hari dan bangun lagi di pagi harinya alias tidur cantik.




Kenapa ia harus siap mati? Ini baru kemungkinan jika ia menemui Rindou pasti kakaknya telah menentukan menu makanan yang akan ia masak dengan campuran cincangan daging Sanzu.




"Demi permainan suami istri kita sayang." gumam Sanzu dan akan memasuki rumah kediaman Haitani namun berbalik lagi ketika melihat Ran membawa gunting rumput.




"Tunggu, ada Ran yang bawa gunting rumput. Sisa nyawaku yang ada sembilan tinggal berapa ya?" gumam Sanzu lagi karena ia nyatanya manusia biasa yang takut mati. Punya sembilan nyawa? Seperti kecoak saja. Apa Sanzu menyerap kemampuan kecoak yang ia bunuh?



"Apa yang kau lakukan disini?"



"Huwaaa!!"



"Kau apa-apaan sih mengendap-endap seperti itu!"




"Kau yang apa-apaan tiba-tiba muncul Koko!"




"Eh? Aku kan ada janji dengan Rindou. Katanya mau main bareng." ucap Koko membela diri.



"Main apa ini?"



"Main suami istri."



"Hah?!!"



"Cih, kau kira aku sepertimu? Aku setia ya!"



"Setiap tikungan ada."



Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang