Chapter 4

2K 279 301
                                    

Hari ini Chifuyu pulang sendiri, tumben sekali Baji tidak ada bersamanya. Baji ada kelas tambahan karena nilainya dibawah rata-rata sehingga pemuda pirang itu harus pulang sendirian.

"Eh ada peliharaannya Baji, mana majikanmu?" tanya salah satu siswa yang lewat. Ia adalah salah satu bawahan Hanma.

"Baji-san ada kelas tambahan."

"Hoo benarkah? Bagaimana kalau sedikit pukulan? Aku bosan kau tau?"

Chifuyu menggeleng. "Aku harus pergi, permisi."

Chifuyu dengan tergesa meninggalkan bawahan Hanma namun kerah belakang bajunya ditarik oleh orang itu.

"Kau berani padaku ya?!"


Buaghh


"Uhukk." Chifuyu meringis menahan sakit di perutnya ketika pemuda itu meninju perutnya dengan keras.

"Che membosankan ya, teman-teman bagaimana kalau kita kroyok?"

Dua orang lainnya menyeringai dan mereka pun memegangi Chifuyu. Beberapa kali wajah dan perutnya jadi samsak. Ini menyakitkan, haruskah ia diam saja diperlakukan seperti ini?


"Lain kali kau harus berani melawan karena tidak setiap saat aku bersamamu."

Seketika perkataan Baji melintas di benak Chifuyu. Apakah ia harus melawan? Ia takut membuat masalah dan menyebabkan ayahnya serangan jantung lagi tapi jika dibiarkan seperti ini ia yang bisa mati. Ia belum menikah dengan Baji jadi ia tidak mau mati sia-sia untuk saat ini.

Buaghh

Buaghh

Buaghh

Keberaniannya pun muncul. Ia benar-benar menghajar ketiga sampah itu sampai langsung K.O. Chifuyu tersenyum puas, ia mampu mengalahkan tiga orang sekaligus. Ia sudah pantas menjadi istri Baji kan? Ah andai saja Baji melihatnya.

"Ughh sakit.." Chifuyu meringis dan ia yang sudah tidak bisa menahan beban tubuhnya hampir jatuh kalau tidak ada tangan kekar yang memegangi tubuhnya dari belakang.

"B-baji-san.."

Baji tersenyum memperlihatkan gigi taringnya. Ia pun menggendong Chifuyu di kedua lengannya. "Bagus, aku tau kau kuat. Tetaplah seperti itu agar setidaknya kau bisa membela diri jika ada yang mau mencelakaimu."

"A-aku k-keren kan B-Baji-san?"

Baji mengangguk. "Calon istriku harus tangguh, bisa membuat peyoung yakisoba, harus imut dan itu semua ada di Chifuyu."

Awwhh~

"B-baji-san.."

"Tidurlah, aku akan mengantar Chifuyu pulang."

Chifuyu perlahan memejamkan matanya, ia benar-benar tertidur di gendongan Baji. Ah wajah itu sangat imut dan Baji ingin sekali menggigitnya.

"Baji-ngan! Kau mau meninggalkanku lagi hah?!" seru Kazutora yang kini menyusul langkah Baji.

"Eh? Peliharaanmu kenapa?"

"Kau jangan ikut-ikutan bilang Chifuyu peliharaanku Kazu-teme!" ujar Baji penuh penekanan.

"Lalu dia siapa?"

"Dia adalah calon ibu untuk anak-anakku!" seru Baji dengan bangga.

"Kau lupa dia juga berpedang kan?" ujar Kazutora dengan gamblang dan langsung Baji menyelengkat kakinya.

"Teme! Kalau wajah tampanku yang menghantam lantai duluan bagaimana?!" seru Kazutora.

Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang