Chapter 9

1.4K 195 79
                                    

"Kenchin!!"


Draken menyemburkan air minumnya ketika Mikey berseru tepat di telinga pemuda kepang tersebut.


"Jangan teriak di telingaku Mikey!" seru Draken namun Mikey mengabaikannya.


"Ne ne Kenchin! Kita tambah anggota baru yak!" seru Mikey membuat Draken menaikkan sebelah alisnya. "Ha? Kau yakin bisa mengurus mereka jika anggota kita bertambah?"


"Kan ada Kenchin yang urus!"


Ingin rasanya Draken melempar Mikey ke black hole, untungnya sayang.


"Baiklah terserah kau saja, memangnya seperti apa anggota baru kita?" tanya Draken.


"Ada beragam spesies, ada yang kelebihan urat senyum, ada yang setiap saat kelihatan seperti urat kesabarannya hampir putus lalu ada juga yang norak dan cengeng tapi enak dijadikan samsak. Ada juga yang berjambul tipe senggol dikit bacok."


"Ha?"


Mungkin Draken harus ekstra sabar kedepannya, kenapa di Touman tidak pernah ada yang waras ya? Mungkin yang waras cuma dirinya.


"Ayo buat perayaan bertambahnya anggota baru Kenchin~" Mikey mulai mengeluarkan rengekannya pada Draken. Ia bahkan naik ke punggung Draken dan bergaya layaknya koboi di punggung sosok yang lebih tinggi.


"Mikey turun! Iya nanti kita buat perayaan!" seru Draken dan barulah Mikey turun dari punggungnya.


"Yeaayyy kita rayakan dimana?!"


"Dimana saja, terserah."


Mikey mengangguk. "Nanti kumpul di kuil saja ya! Kita bakar orang!"


"Bakar daging maksudnya?"


"Ah iya! Aku terlalu bersemangat!" seru Mikey.


"Aku bisa dapat imbalan kalau mau aku mempersiapkan semuanya?" tanya Draken.


"Hee?? Kenchin perhitungan sekali!"


"Mau tidak?"


Mikey mempoutkan bibirnya. "Yasudah apa yang Kenchin mau?" tanya Mikey.


Draken tersenyum penuh kemenangan. "Setelah perayaan kita akan bermain sebuah permainan."


"Hee? Permainan apa?"

"Kita main pacar-pacaran."


"Eh???!!"


.

Beberapa hari ini Chifuyu tidak bersama Baji. Setiap Baji mendekat, Chifuyu pasti menjauh. Baji yang tidak tahan pisah lama-lama pun menarik tangan Chifuyu, menariknya ke taman belakang sekolah lalu memojokkan Chifuyu di pohon.


"Baji-san?"


Baji menatap Chifuyu dengan tajam. "Apa maksudmu menghindariku seperti ini Chifuyu?" tanyanya.


Chifuyu menunduk. "Aku hanya ingin memberi ruang untuk Baji-san bersama yang lainnya."


"Bukan berarti kau harus menghindariku seperti ini!"


Tubuh Chifuyu gemetar dan Baji mengumpat dalam hati kenapa ia tidak bisa mengontrol emosinya.


"Chifuyu.." Baji memanggil pemuda yang lebih pendek, mengangkat dagu pemuda itu. Bisa ia lihat wajah pucat itu kini ingin menangis. "Oke aku akan katakan ini, aku mengerti kau tidak mau orang lain menyentuhku tapi aku tidak bisa membiarkan Kazutora yang sedih sendirian. Aku juga tidak menyalahkanmu akan hal ini, jangan menghindariku lagi ya? Aku kesepian tanpa Chifuyu beberapa hari ini." ujar Baji seraya mengelus surai pirang Chifuyu.


Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang