Chapter 15

1.1K 159 61
                                        

Di gudang itu sama sekali tidak ada yang lewat selama 30 menit lamanya. Kalau saja Ran membawa ponselnya pasti ia bisa menelfon Rindou tapi sayangnya ponsel Ran tertinggal di tasnya. Mitsuya sendiri tidak bawa ponsel ke sekolah karena ia sering lupa membawanya pulang, untunglah ponselnya tidak pernah hilang saat beberapa kali ia lupakan.


"Senpai aku lapar." Jika tadi Ran yang bilang lapar kini giliran Mitsuya yang bilang lapar. Mitsuya belum sempat makan karena Shiba bersaudara memang merepotkannya daritadi.


"Tenang Mitsuya aku akan berusaha untuk membuka pintu ini dan mengeluarkan kita dari--"


Sreettt


"Ah! Kalian malah pacaran disini?! Dasar mesum pasti melakukan hal yang 'iya-iya' kan?!" seru pemuda berambut biru berwajah galak pada mereka. Dia adalah salah satu kembar Kawata yang sering dipanggil Angry.


"Ah kau menyelamatkan kami! Terima kasih! Pintu ini rusak karena itu hanya bisa dibuka dari luar." ucap Ran pada pemuda berambut biru tersebut.



"Eh? Pintu ini sudah tidak rusak. Dari dalam pun bisa dibuka jika digeser."


"Eh?!"


"Jangan bilang kalian malah mendorong dan menarik pintunya bukan menggesernya?"


"..."


"Dasar bodoh, ayo keluar darisini! Aku mau ambil tongkat baseball!"


Pada akhirnya mereka keluar dan pergi darisana. Jika tau itu pintu geser dan sudah tidak rusak dari awal mereka sudah bisa keluar.


"Taka-chan!" Dari kejauhan Hakkai memanggil lalu menghampiri pacarnya. Setelah Yuzuha bilang Mitsuya dibawa kabur mereka pun pada akhirnya pergi karena tidak menemukan Mitsuya dimanapun.


"Jangan dekat-dekat pacarku ya!" Hakkai menarik Mitsuya kepelukannya, memeluk pacarnya dengan posesif.


"Hei aku malah menyelamatkannya dari kalian! Ajak Mitsuya makan sana dia lapar!" seru Ran sebelum beranjak pergi.


"Taka-chan lapar?" tanya Hakkai dan mendapat anggukan dari Mitsuya.


"Oke ayo ke kantin."


"Gendong aku, aku lapar sampai tidak bisa jalan."


Hakkai hanya menurut, ia berjongkok membelakangi Mitsuya sebelum pemuda itu naik ke punggungnya.


"Hakkai Haitani-senpai juga lapar tadi, ia bilang mau memakanku saking laparnya. Untung saja tidak jadi."


Kepala Hakkai sudah berasap, awas saja Ran itu, besok ia benar-benar akan mencari santet online untuk sulung Haitani tersebut.



.

Draken harus ekstra sabar menghadapi Emma hari ini. Syarat yang sebelumnya dimaksud Emma adalah dengan menjadi teman kencannya pergi ke karaoke karena semua teman Emma membawa pacar juga. Ia tidak mungkin datang sendirian dan kebetulan Draken adalah kandidat yang tepat untuk menjadi pacar bohongannya.


"Emma sudah selesai belum? Aku risih dipandangi terus." ucap Draken karena beberapa teman Emma melirik kearahnya. Ia tau ia tampan tapi tidak harus menatapnya terang-terangan begitu juga kan?


"Yasudah ayo pulang." bisik Emma pada Draken. "Ano maaf teman-teman aku dan pacarku harus segera pergi karena nanti pasti kakakku marah-marah aku perginya lama."


Setelah berpamitan, Draken dan Emma pun pulang. Emma mengajak Draken ke rumahnya sekalian diajak makan katanya.


"Eh itu ribut-ribut apa ya didalam?" gumam Emma ketika mendengar suara berisik di dalam rumah. Ia pun masuk lebih dalam dan melihat Mikey kini bertengkar dengan sosok berambut putih dengan kulit tan.


Preman Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang