Sekarang apalagi ini? Kenapa mereka berdiri menatap tajam dirinya dengan Ran? Ya Shiba bersaudara kini berada di lapangan basket. Taiju yang entah bolos kuliah atau apa kini ada disini, Yuzuha juga entah pulang awal atau bagaimana tiba-tiba ada disini dan Hakkai yang memang satu sekolah dan satu kelas dengan Mitsuya memang saat ini ada jam kosong yang biasanya diisi dengan kegiatan club.
"Sedang apa kalian?" tanya ketiga saudara Shiba secara bersamaan.
"A-aku belajar main basket..kenapa memangnya?" tanya Mitsuya takut-takut. Hei tatapan Taiju itu setajam katana yang paling tajam, preman yang pernah papasan dengannya saja sampai pipis di celana.
"Kalau main basket juga aku bisa mengajarimu!" seru Yuzuha. Ia pun mengambil bola basket itu dan melemparkannya ke ring basket namun bola itu jatuh berjarak semeter sebelum mencapai ring.
"Aku juga bisa!" seru Hakkai dan melempar bola basket juga ke ring tapi bola itu malah meleset jauh mengenai jendela kelas.
"Mati aku.." gumamnya ketika beberapa siswa melihat kondisi jendela kelas mereka yang pecah.
"Kalian berdua payah!" seru Taiju dan meraih bola basket, menggiringnya menuju ring sebelum melompat dan berhasil memasukkan bolanya ke ring sekaligus merobohkan ring basket itu sendiri karena kekuatan monsternya.
"Apa-apaan ini?!" seru seorang guru datang menghampiri mereka.
"Ini semua salah kalian!"
"Heh? Salahmu juga!"
"Maafkan kami sensei! Kami tidak bermaksud iya kan Ta--he?! Mana mereka?!"
Hakkai, Taiju dan Yuzuha celingak-celinguk mencari Mitsuya namun sayangnya Mitsuya sudah dibawa kabur oleh Ran.
"Bisa kita bicarakan ganti rugi jendela yang pecah dan ring yang roboh ini?"
"Sekolah ini pun bisa kubeli!" seru Taiju.
Sementara itu Ran mengajak Mitsuya kawin lari. Eh bukan ya? Ran pun membawa Mitsuya lari ke taman belakang sekolah.
"Senpai aku lelah." ujar Mitsuya dan pada akhirnya Ran berhenti berlari ketika melihat Mitsuya ngos-ngosan.
"Oke kita duduk saja dulu." ucap Ran lalu mendudukkan Mitsuya di bawah pohon. Ran juga duduk disamping pemuda berambut lilac itu.
"Ternyata merepotkan juga mereka bertiga itu ya." ucap Ran. Ia sedikit prihatin pada Mitsuya, jadi setiap saat Mitsuya harus menerima teror seperti ini?
"Begitulah. Aku lelah setiap hari meladeni mereka." Mitsuya mengorek tanah dengan ranting. Tingkahnya membuat Ran jadi gemas.
"Takashi.."
"Eh?" Mitsuya mengangkat wajah ketika Ran memanggil nama kecilnya.
Taman belakang kini sepi, boleh kan Ran ambil kesempatan? Ah lihat bibir itu, kenapa bibir itu seakan berkata 'lumat aku dengan ganas senpai.' pada Ran.
Ran pun mangangkat dagu Mitsuya, mendekatkan bibir tipis itu dengan bibirnya. Jarak bibir mereka hanya beberapa centi sampai...
"Ada sesuatu di wajahku ya senpai?" tanya Mitsuya seraya menunduk dan mengusap wajah. Sepertinya tidak ada yang salah dengan wajahnya, masih tampan tidak ada noda.
"Tidak ada apa-apa Mitsuya, tadi aku kira nyamuk ternyata bukan." balas Ran dengan senyuman bertengger di wajahnya, dalam hati pemuda itu mengumpat karena gagal mencicipi bibir Mitsuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Baik Hati
Fiksi PenggemarMikey yang tidak peka dan Draken yang masih berusaha membuat Mikey jatuh cinta. Mitsuya yang pusing jadi rebutan Shiba bersaudara dan Baji yang menyukai Chifuyu tapi selalu membuat pemuda itu ketakutan karena sifat kasarnya. Inilah kisah suka duka p...