Pria bersurai hitam legam menatap dengan bosan kearah orang-orang yang terus berbicara didepannya, tiba-tiba perasaan tak enak mengetuk hatinya. Apa ini? Tanyanya dalam hati ketika ia merasa ada sesuatu yang salah.
Ya, pria itu adalah Nicolas Haruki yang sangat bosan dengan meeting kali ini, mata hitam legamnya menatap dengan dingin, bibirnya membentuk garis tipis, wajahnya datar tanpa ekspresi.
Perasaan buruk melandanya membuat Haru membelalakkan mata, mencoba mengingat sesuatu, apa ia melakukan sesuatu yang salah tadi. Tapi tidak, ia tak melakukan kesalahan, ia Nicolas Haruki lagipula, orang sepertinya tak mungkin melakukan kesalahan! Hah haha. Percaya diri sekali dia!
Tapi kenapa ia merasa bahwa ada sesuatu yang buruk sedang terjadi? Seolah menjawab pertanyaannya, HP-nya berdering membuat ruang meeting itu menjadi hening.
Haru langsung menjawabnya ketika melihat siapa yang menelepon, "hello baby~ ada apa?" tanyanya ketika sudah mendekatkan teleponnya kearah telinga, bertanya dengan nada lembut, mengabaikan pasang telinga yang ada di dalam ruangan itu.
Mata hitam legamnya menyipit ketika yang ia dengar bukannya suara manis sang istri tapi... Ketukan pintu?
"ayo sayang~ buka pintunya~"
"kau pasti akan menyukainya~"
"ayo~ kami tidak akan kasar kok~"
"Sho? Apa yang terjadi?" tanya Haru sedikit panik, ia makin panik ketika istrinya tak menjawab pertanyaannya, dan ditambah dengan suara pintu yang terbuka dengan kasar.
"oh~ kau makin cantik saja ketika ketakutan~"
"mau kemana sayang? Mari bersenang-senanng dulu dong~"
"t-tidak! Le-lepaskan aku!" itu suara istrinya, ia seperti tengah ketakutan.
"oh tidak semudah itu sayang~"
"to-tolong! to--mmpph!" oh tidak, sepertinya Shouyo tidak sadar jika ia sudah menghubungi suaminya yang sekarang tengah mengeluarkan aura gelap membuat yang disana merinding ketakutan.
"ssstt~ jangan berisik dong"
Haru menyentak ketika ia berdiri, tangannya memukul meja panjang yang ada didepannya, tatapannya menggelap. "pertemuannya dilanjutkan besok!" ucapnya dengan nada memaksa. Lalu tubuh tegapnya berlalu pergi keluar ruangan diikuti oleh Al dibelakangnya, meninggalkan orang-orang yang ada diruangan itu dalam keheningan total.
"Al. Bawa orang bersama kita" perintahnya ketika ia berjalan ke arah mobil. "Shouyo dalam masalah, aku akan duluan kesana. Kalian susul aku dan cari kami di toilet tempat Shouyo tanding" lanjutnya sembari masuk kedalam mobil, dan berlalu pergi menjauh dari gedung tinggi perusahaan milik keluarga Nicolas.
Al yang mengerti itu lantas mulai menjalankan tugasnya dengan cepat, saat semua sudah dikumpulkan baru mereka menyusul Haru.
Haru mengebutkan mobilnya, mengabaikan suara-suara klakson mobil yang ada disekitarnya.
Tunggu sebentar Shouyo...
~♥~
Gym tempat pertandingan final voli dilangsungkan sangat ramai (aku lupa nama Gym-nya) orang-orang disana sedikit terkejut ketika ada mobil hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi, dan mereka semakin terkejut ketika mengetahui siapa yang mengendarai mobil tersebut.
"itu Nicolas Haruki bukan sih?"
"eh iya! Pengusaha muda itukan?"
"ya ampun dia tampan sekali!"
"apa yang ia lakukan disini?"
"apa dia juga pencinta voli?"
"aku ingin jadi istrinya!"
"apa kau gila? Katanya, banyak yang bilang kalau dia sebenarnya sudah nikah! Tapi tidak ada yang tau siapa gadis beruntung itu"
"yah benarkah? Sayang sekali!"
Haru mengabaikan semua bisikan-bisikan itu, kaki jenjangnya berjalan dengan cepat hampir berlari masuk ke Gym, mempercepat langkahnya ketika ia hampir sampai toilet.
Tak lama setelah itu, datang banyak mobil hitam, membuat orang-orang disana kembali terkejut ketika melihat hampir lebih dari 10 orang -bertubuh besar dan berpakaian serba hitam- masuk ke dalam Gym dengan terburu-buru.
Saat Haru membuka pintu toilet dengan kasar, ia terkejut ketika melihat istrinya sudah dalam keadaan kacau, seragam Karasuno kebanggaannya disobek dengan paksa, jaket timnya tergeletak dilantai dengan keadaan yang buruk juga, HP-nya hampir hancur karena terjatuh, tubuh mungilnya berkeringat seolah ia lelah karena mencoba melawan.
"Shouyo!" teriak Haru sembari menendang salah satu pria disana yang langsung terjatuh pingsan karena sepatu Haru membantu memperkuat tendangannya.
"Ha-haru-nii?" ucap Shouyo dengan mata berair, seolah ia tadi menangis. Tubuhnya merileks lega karena Haru datang. Shouyo mengabaikan kegiatan perkelahian yang terjadi, atau saat Al datang dengan rombongan orang berpakaian hitam.
Lalu tubuh mungilnya berakhir dalam pelukan familiar, kepalanya tersandar dengan nyaman didada bidang milik sang suami, tangan kekar pria itu dengan cekatan memakaikan tubuhnya yang sedikit terekspos dengan jasnya, hanya menyisakan kemeja hitam yang pas membentuk otot-ototnya.
Tangan kecil Shouyo melingkar pada leher jenjang milik sang suami, menghirup aroma maskulin kuat-kuat hanya untuk memastikan bahwa Haru-nii'nya' benar-benar datang.
Punggung mungilnya bergetar menandakan ia sedang menangis, membuat Haru mengusap punggung tersebut dengan lembut. "Sstt tenang baby, kamu aman sekarang" bisiknya tepat ditelinga Shouyo.
~♥~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]
FanfictionKetika Shouyo ternyata sudah menikah... >baca dulu sebelum berkomentar! >M-preg BxB