27

2.3K 295 44
                                    

Shouyo terkesiap ketika merasakan tangan-tangan kekar melingkar di pinggangnya. Pemuda jingga itu menggeliat ketika merasakan hembusan nafas hangat yang menerpa lehernya.

"kenapa istriku yang manis ini bangun dari tidurnya" ucap Haru dengan lirih, sembari mengusap telinga sensitif milik Shouyo dengan hidung mancungnya. Membuat Shouyo menggeliat geli dengan wajah yang memerah padam.

"tidak ada Haru-nii! Hmph!" ucap Shouyo dengan nada suaranya yang meninggi dengan wajah yang cemberut dan bibir mungilnya di kerucutkan, membuatnya terlihat dengan jelas bahwa ia kesal. Pipi gempilnya ikut menggembung ketika Shouyo me-hmph di akhir kalimatnya, tangan kecilnya menyilang di dadanya.

Haru terkekeh kecil ketika melihat tingkah menggemaskan dari istrinya, telapak tangan lebarnya menyusup ke dalam kemeja yang di kenakan oleh Shouyo, kepalanya ia senderkan di bahu kecil milik pemuda jingga itu.

Shouyo menggeliat ketika merasakan tangan dingin milik Haru mengelus perutnya yang sedikit buncit, bibir sexy milik sang suami menciumi gemas ceruk lehernya.

"kapan aku bisa memilikinya?" tanya Haru tiba-tiba dengan tangan yang masih sibuk mengelus perut datar milik Shouyo, kelopak matanya tertutup seolah menikmati aroma yang keluar dari tubuh sang istri.

Shouyo yang mengerti maksud dari pertanyaan sang suami makin memerah padam, tangannya ia pakai untuk menutupi wajahnya karena malu. "kapan-kapan" jawab Shouyo dengan suara lirih tapi masih bisa di dengar oleh Haru dengan jelas.

"kapannya itu kapan?" tanya Haru dengan nada jahil, ketika melihat wajah sang istri yang sudah memerah padam, membuatnya ingin terus menjahili Shouyo.

"emm Haru-nii, kenapa tiba-tiba membicarakan itu?" tanya Shouyo sembari mendongakkan kepalanya guna bersitatap dengan Haru.

Mata hitam legam milik sang suami berkilat jahil, dengan seringai menyebalkan yang terpampang apik di wajah tampannya, ia menjawab "aku ingin jadi seorang daddy"

"hm? be daddy? But doesn't Haru-nii already have Baby here?" tanya Shouyo dengan nada menggoda, ia membalik tubuh mungilnya untuk berhadapan dengan sang suami dengan tangan kekar pria itu masih bertengger apik di pinggang rampingnya.

Tangan mungil pemuda bersurai jingga itu terangkat, mendaratkan telapak tangannya di rahang tegas milik Haru. Tingginya yang memang tak sampai dada Haru membuatnya harus sedikit berjinjit untuk sampai menangkup pipi sang suami, itu-pun dengan Haru yang sedikit membungkuk.

"yaaahhh~ tapi aku ingin menggendong gumpalan kecil itu" ucap Haru dengan nada memelas, wajah tampannya ia buat dengan ekspresi sedih, sembari mendekatkan wajahnya pada wajah Shouyo membuat hidung keduanya bersentuhan.

Shouyo yang mendengar bagaimana kalimat dari Sang suami di utarakan, menjawab dengan marah "bukan gumpalan kecil! Tapi bayi!" ucap Shouyo memperbaiki perkataan Haru, tangan kecilnya ia turunkan dan mulai berkacak pinggang.

Haru hanya mengangkat bahu acuh, seolah tak peduli bagaimana bayi di sebutkan. Dasar! Seorang bayi yang baru lahir masa di sebut gumpalan kecil!

Kecupan-kecupan kasih sayang lantas mulai mendarat di pipi gempil milik Shouyo, Haru menciuminya dengan gemas membuat Shouyo terkikik geli. Tangan Haru yang masih melingkar di pinggal ramping milik sang istri itu mulai mengusapnya dengan sensual, membuat Shouyo menggeliat ketika darahnya berdesir oleh sentuhan yang sudah tak asing lagi.

Bibir mungil Shouyo lantas bersentuhan dengan bibir milik Haru ketika pria bersurai hitam legam itu memulai permainan mereka. Tangan Shouyo yang sedari tadi berada di dada bidang Haru mulai terangkat dan melingkar di leher jenjang milik suaminya. Sedikit mengelus tengkuknya.

Sementara tangan kekar milik Haru dengan cekatan mengangkat istrinya yang manis, membawanya ke arah kasur king size setelah Shouyo membalasnya dengan melingkarkan kakinya di pinggang Haru. Sampai akhirnya tubuh mungil yang terbalut kemeja putih oversize itu jatuh di atas kasur dengan lembut.

Lenguhan-lenguhan kecil terdengar ketika keduanya mulai saling melumat, lidah mereka saling melilit, saliva mereka bercampur. Shouyo menarik surai hitam legam milik Haru, membuatnya secara tak langsung memberi tau bahwa ia sudah sampai pada batasnya.

"huh~ kau masih saja payah, hm baby~" bisik Haru tepat di telinga Shouyo, membuat Shouyo -yang sedang meraup oksigen- menggeliat karena hembusan nafas hangat yang menerpa daun telinganya.

Shouyo memerah ketika sang suami secara tak langsung mengejeknya yang masih payah dalam hal berciuman padahal mereka sudah melakukannya di banyak kesempatan. Tapi tetap saja, Shouyo masih belum terbiasa dengan hal itu.

"aahh~" desahan kecil keluar dari bibir Shouyo yang sedikit membengkak -akibat sesi ciuman mereka yang panas- ketika merasakan paha berotot milik Haru berada di antara kakinya dan dengan sengaja menyentuh sesuatu yang bersembunyi di balik celana pendek Shouyo.

Haru menyeringai ketika ia mendapatkan balasan dari sang istri yang sesuai dengan harapannya. Dan dengan liar, lidahnya mulai menjilat, melumat, serta menggigitnya dengan gemas. Membuat bekas kemerahan yang tidak akan hilang setidaknya untuk lima hari lebih, dan membuat Shouyo makin mendesah frustasi.

"mungkin dua atau tiga ronde tidak ada salahnya~" bisik Haru tepat di telinga Shouyo, membuat pemuda mungil itu membelalakkan matanya terkejut.

Wajahnya memerah padam ketika ia mendapati seringai penuh nafsu dari sang suami, "tidak Haru-nii!!! Tidak bisa!" teriak Shouyo dengan tangan mungilnya yang mencoba mendorong tubuh Haru menjauh darinya, walaupun itu percuma...

"come on~ you will like it baby~"

Lalu, kamar mewah itu penuh dengan suara-suara laknat. Kita tak perlu mengetahuinya... Kita masih kecil, yuk mundur~ pintu keluarnya disebelah sana...

~♥~
TBC

My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang