Bugh
"tidak berguna!"
Suara pukulan yang di susul oleh kalimat penuh amarah itu keluar dari bibir Haru. Sembari terus melemparkan pukulannya pada pengawal-pengawal itu yang kini memiliki bibir robek serta dahi yang membiru.
Sam menatap adik angkatnya itu dalam diam, ia tak mau mengganggu Haru yang amarahnya belum mereda.
Tadi Haru datang dengan Shouyo yang hanya terbalut oleh jas hitam. Tengah terlelap karena lelah menangis dan luka yang di derita tubuhnya sangat parah.
Dokter dari keluarga Nicolas datang setelah itu membantu mengobati luka yang ada pada tubuh Shouyo, terutama dahi bocah itu. Serta tangan kanan Shouyo yang sepertinya patah akibat injakan.
Sementara pria yang melecehkan Shouyo berada di ruang bawah tanah dalam keadaan terikat dan masih pingsan. Sam kembali menatap ke arah Haru yang memukuli pengawal itu dengan membabi buta.
Berbeda dengan Sam yang menyukai menyiksa orang dengan benda tajam, Haru lebih suka dengan tangannya sendiri. Membuktikan bahwa ia sudah sangat tersulut amarah.
Haru memang jarang mengurus para tikus, karena ia tak mau repot-repot mengotori tangannya sendiri oleh pekerjaan yang sangat cocok untuk Sam.
Bugh
Suara pukulan itu -lagi- membuat Sam kembali menapak pada kenyataan, dan melihat wajah tampan milik adik angkatnya itu memerah karena marah. Serta guratan perempatan di dahinya tampak dalam.
"bagaimana bisa kalian membiarkan Shouyo terluka" Haru mengeluarkan kalimatnya dengan nada rendah dan dingin, sangat mematikan. Kakinya lantas terangkat, melayangkan tendangannya ke perut salah satu pengawal itu.
Bugh
Lagi
Sudah lebih dari sejam Haru memukuli pengawal itu. Ia makin marah ketika mendengar apa yang di katakan oleh dokter kepercayaannya yang sudah pergi beberapa menit yang lalu.
"Shouyo mengalami patah tulang di tangan kanannya serta dahinya robek, tak perlu di jahit karena tidak dalam. Tangannya akan sembuh seiring waktu, jangan biarkan ia melakukan aktivitas berat dan jangan biarkan lukanya terkena air"
Seumur hidup Haru melihat perkembangan Shouyo dari bayi hingga remaja, pemuda mungil itu tak pernah terluka separah itu. Paling hanya lecet sedikit karena bocah itu terlampau aktif.
"Haru-nii" panggilan Shouyo yang terdengar dari pintu ruang tamu itu menghentikan pukulan Haru yang brutal.
Benar, ia menyiksa pengawal-pengawal itu di ruang tamu, tak mempedulikan para pelayan yang kelihatan tak nyaman.
Haru membalik badannya ke arah suara itu berasal, hanya untuk menemukan Shouyo berdiri dengan tatapan takut. Dengan tangan di balut gips dan dahi yang di perban, membuatnya terlihat sangat mengenaskan.
"hentikan ya, itu bukan salah mereka" ucap Shouyo lirih, ia hampir menangis lagi kala melihat Haru tampak buas dengan cipratan darah yang mengenai wajah tampannya sekaligus mengenai pakaian mahalnya.
Merasa tak ada tanggapan dari sang suami, Shouyo mengulum bibirnya ke dalam. Mencoba menguatkan dirinya agar tak kembali menangis "kumohon" ucap Shouyo dengan wajah memelas.
Sam yang melihat itu tersenyum lembut tanpa sadar, syukurlah Shouyo datang di saat yang tepat dan meredakan amarah Haru, batinnya lega.
Haru mengelap tangannya yang penuh darah dengan sapu tangan, menghilangkan noda darah sembari berjalan mendekat ke arah Shouyo.
Dan tanpa ba bi bu, pria tampan yang memiliki status sebagai suami Shouyo itu mengangkat tubuh mungil Shouyo ke dalam gendongannya.
"kenapa kesini, hm?" tanya Haru dengan suara pelan, sembari membenamkan wajahnya di surai jingga Shouyo, menghirup wanginya dalam.
Alih-alih menjawab pertanyaan Haru, Shouyo kembali berkata "jangan sakitin mereka lagi ya, ini bukan salah mereka" dengan nada lirih, saat sang suami membawanya ke arah kamar mereka.
"hm" Haru hanya bergumam acuh.
"janji?"
"hm"
"janji gak?" tanya Shouyo lagi memanyunkan bibirnya kesal.
"iya" jawab Haru singkat, sambil mencuri kecupan singkat di bibir Shouyo. Yang membuat sang empu memerah padam.
Lantas Shouyo menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Haru. Dengan tangan yang melingkar di leher jenjang pria itu, Shouyo menggigit bibir bawahnya. Rasa takut masih melanda dirinya.
~♥~
"seharusnya aku langsung membawa pulang Shouyo saat kejadian di kamar mandi sebelumnya, jika aku tau kau tak benar-benar menjaganya" kalimat itu keluar dari bibir Eiji, dengan matanya memincing tak suka ke arah Haru.
Ia baru saja di kabarkan tentang apa yang terjadi dengan anak satu-satunya. Pelecehan di sebuah gang, ia dengan istrinya langsung menuju ke kediaman Nicolas di Miyagi.
Dengan orang tua Haru juga berada di sana, tepat di depan kamar Haru dan Shouyo. Sama-sama menatap ke arah dalam dimana Shouyo tertidur di atas kasur dengan perban di kepalanya.
"sayang..." gumam Shouta sembari mengelus bahu lebar suaminya guna menenangkan putra kedua keluarga Ushijima itu.
"aku akan membawa Shouyo pulang setelah ini" final Eiji pada Haru dengan nada tegas, sembari melangkah masuk ke dalam kamar untuk melihat putra manisnya lebih lekat.
Haru menatap punggung ayah mertuanya dengan tatapan yang sulit di artikan, benar saja Eiji masih tidak terima jika Shouyo menikah dengannya.
Awalnya Haru hanya bersikap acuh, tak peduli dengan penolakan ayah mertuanya itu. Selama Shouyo menerimanya dan mencintainya, tidak akan ada yang bisa menghalangi hubungan mereka berdua.
Tapi kali ini situasinya berbeda, bagaimana jika Eiji benar-benar melakukan kalimatnya dan itu bukanlah sebuah ancaman?
"tenang, mom akan membujuknya. Bagaimanapun, Shouyo tidak akan mau jauh-jauh dari suaminya" ucap Shouta tau apa yang di khawatirkan oleh Haru. Menatapnya dengan senyum menenangkan, yang langsung di balas senyum tipis oleh Haru.
Setelah mengatakan itu, Shouta menyusul sang suami masuk ke dalam kamar tersebut. Duduk di ujung ranjang menatap wajah wajah Shouyo dengan tatapan hangat.
Di luar kamar, ketiga anggota keluarga Ushijima-Hinata itu tak tau dengan apa yang kini di bicarakan oleh keempat anggota keluarga Nicolas.
Rei menatap putranya dengan tatapan serius, "dimana dia?" tanyanya dengan aura dingin di sekitarnya.
Mengerti apa yang di maksud oleh sang ayah, Haru menjawab "di ruang bawah tanah" lalu menatap punggung Rei yang berlalu pergi menjauh entah kemana tanpa membalas jawaban dari Haru.
Mary, menatap punggung suaminya. Tau benar apa yang ada dalam pikiran pria itu. Sementara Rose, hanya diam tak tau harus bereaksi seperti apa. Bukan rahasia lagi jika keluarganya adalah keluarga yang suram dan dingin.
Yahh, tidak setelah kedatangan Shouyo di keluarga ini.
~♥~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]
FanfictionKetika Shouyo ternyata sudah menikah... >baca dulu sebelum berkomentar! >M-preg BxB