25

2.3K 276 17
                                    

Tq 2k vote-nya(づ ̄ ³ ̄)づ

~♥~

"apa yang kau pikirkan baby?~" suara berat yang menggoda itu membuat Shouyo tersentak sebelum akhirnya memerah padam kala melihat seringai dibibir sexy milik suaminya. Tangan kecilnya secara refleks menutup wajahnya yang sudah memerah malu karena ketahuan menyunggingkan senyuman sombong, membuat Haru terkekeh kecil -sepertinya mereka berdua sudah melupakan kejadian tadi-

Shouyo terkesiap ketika tiba-tiba saja sang suami menjatuhkannya di atas kasur "Ha-Haru-nii!" teriak Shouyo dengan gugup ketika merasakan tangan milik Haru menyelinap di dibalik kemeja oversize-nya.

"istriku terlalu menggemaskan~" bisik Haru tepat di telinga Shouyo, membuat sang empu sedikit menggeliat karena hembusan nafas hangat yang menerpa daun telinganya.

"um bagaimana dengan pertandinganku?" tanya Shouyo mencoba mengalihkan pembicaraan dan menghentikan aksi Haru dari menjilati telinganya. Haru mengangkat kepalanya, membuatnya bersitatap dengan wajah Shouyo, mata hitam legamnya menatap dengan kilat marah pada mata madu milik sang istrinya sembari sedikit menggerang marah.

"seharusnya aku tak usah mengizinkanmu masuk klub voli" ujarnya dengan nada dingin membuat Shouyo tersentak karena menyadari kalau Haru belum memadamkan amarahnya. Shouyo mengulum bibirnya kedalam mencoba menghentikannya dari menangis, tapi sayang mata madunya sudah bergetar dan mengeluarkan air mata yang siap tumpah kapan saja.

Haru gelagapan ketika melihat Shouyo hampir menangis ketika mendengar ucapannya, dengan spontan ia memeluk tubuh mungil yang ada di dalam kukuhannya, memeluknya sembari membisikkan kata maaf. Shouyo terkejut ketika mendapat pelukan tiba-tiba dari sang suami dengan gumaman maaf, dengan ragu ia membalas pelukan itu, padahal tadi ia hampir menangis bukan karena ucapan Haru tapi karena teringat dengan kejadian di kamar mandi tadi.

Shouyo tertawa kecil dengan air mata yang masih berada di kelopak matanya, membuat Haru menaikkan alisnya bingung. Mata hitam legamnya menatap penuh selidik pada Shouyo yang masih tertawa kecil. Sementara pemuda bersurai jingga itu hanya menggeleng ketika mendapatkan tatapan selidik dari suaminya.

"terimakasih Haru-nii" bisik Shouyo lirih tapi masih bisa di dengan oleh Haru, tangan kecilnya kembali melingkar di leher jenjang milik sang suami sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher jenjang milik Haru.

Haru hanya membalas pelukan dari Shouyo, sambil mengubah posisi mereka yang awalnya Shouyo di bawah kini berada di atas pangkuannya. Tangan kekarnya lalu mulai melingkar di pinggang ramping milik sang istri, memberikan kehangatan dan perlindungan pada Shouyo.

"kalau Haru-nii tidak datang--" Shouyo kembali membuka suaranya yang sedikit bergetar karena menahan tangis yang akan pecah kapan saja. "Sho mungkin su--" Shouyo tak sanggup melanjutkan kata-katanya, ia menggigit bibir bawahnya untuk mencegah air mata jatuh.

"sstt~ tidak perlu di pikirkan lagi baby~ aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi" bisik Haru dengan nada lembut sembari mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil istrinya, tangan lebarnya mulai mengusap punggung kecil Shouyo, menenangkannya.

Shouyo terlalu nyaman dengan usapan lembut dari Haru membuatnya menguap kecil, dengan tangan kekar Haru yang masih melingkar di pinggangnya Shouyo jatuh terlelap dalam kukungan protektif, dan ia tak mempermasalahkannya. Seolah, dimanapun ia berada, asal ada Haru disekitarnya, maka Shouyo akan aman.

Haru membiarkan istrinya tertidur di ceruk lehernya, dengan nafas tenang yang terhembus perlahan sedikit membuat Haru geli, tapi ia membiarkannya dan mulai membaringkan tubuh mungil Shouyo di atas kasur. Sebelum meninggalkan Shouyo yang tertidur lelap, ia sempat mengecup dengan sedikit lebih lama di pipi gempil milik sang istri. Setelah ia menyelimuti tubuh mungil Shouyo, Haru lantas berlalu pergi keluar kamar.

Ada 'tikus' yang harus ia selesaikan.

~♥~

"AAAARRRGHH!" suara teriakan terdengar nyaring di ruang bawah tanah di kediaman Nicolas, teriakan kesakitan itu malah membuat Sam kesenangan, dengan seringai yang terpampang mengerikan di wajah tampannya, ia dengan tidak punya hatinya menyayat kulit pria yang diikat di kursi.

"hihihi~" kikikan kecil keluar dari bibir sexy-nya yang memenuhi ruang temaram di bawah tanah itu, wajah tampannya yang terciprat darah tidak menganggunya atau bau amis darah segar malah membuatnya makin ber'gairah'. Mata kuning keemasannya bersinar bagai predator yang akhirnya menemukan mangsa terlezat di dunia.

Suara teriakan terus berdengung bagai melodi indah di telinganya, bibir sexy di wajah tampannya terus menyunggingkan seringai mengerikan. Para pengawal yang berada di ruang bawah tanah hanya diam saja, berdiri tegak tanpa bergerak sedikit-pun, seolah mereka tak ingin menjadi sasaran 'kesenangan' dari kakak angkat bos mereka.

Suara pintu di buka tak menghentikannya dari apa yang ia lakukan, suara tapak sepatu menggema di ruang bawah tanah itu. Sam tak perlu mendongak untuk melihat siapa yang datang, karena siapapun yang datang dan menyebarkan hawa dingin itu hanyalah Nicolas Haruki kala ia datang karena amarah yang belum mereda.

Haru duduk di kursi kebesarannya, seolah memang berada di sana untuknya mengamati para 'tikus' yang di hukum dengan kejamnya oleh Sam. Saat tak ada suara sedikitpun yang Haru keluarkan, Sam lantas mendongak, dengan seringai bagai seorang Psychopath gila ia menatap Haru yang duduk dengan tegak -tidak terganggu dengan bau amis yang menyengat-

"hehehe~"

~♥~
TBC

Sam baik hati sekali:v(´∀`)

My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang