Ruangan bernuansa putih itu kini penuh ketegangan, dengan banyak dokter dan perawat yang mondar mandir membawa banyak barang. Mulai dari air hangat di dalam wadah, handuk lembut, serta lainnya.
Satu pria yang kini menjadi pusat dari para dokter dan perawat itu merintih di atas kasur rumah sakit, sembari mencengkeram kuat bantal yang di sandarnya.
Peluh membasahi dahinya, dan mulai membasahi tubuh mulusnya juga. Sementara di bawahnya tengah ia usahakan untuk melahirkan sebuah kehidupan.
Rasa sakit itu tak ada apa-apanya di bandingkan dengan perasaan bahagianya yang memuncak, kala mengetahui buah hatinya akan lahir.
Tapi ketakutan juga melandanya, ia pernah keguguran dua tahun lalu, mengakibatkan rahimnya sedikit bermasalah. Bagaimana jika kali ini, bayinya...
Ia menggelang keras, membuang jauh-jauh pikiran buruknya, ia terus merintih, sembari mengatur nafasnya sesuai instruksi dari perawat di sampingnya yang juga mengelap peluhnya.
Lalu suara bayi itu mulai terdengar, membuat para dokter dan perawat disana berseru senang.
Dan sang ibu, tersenyum lebar dengan air mata bahagia menetes.
~♥~
Empat bulan yang lalu
"Haru-nii bangun!" bisik Shouyo sembari menggoyangkan bahu lebar milik Haru kuat.
"kembali tidur Sho~ ini masih malam" balas Haru dengan nada mengantuk tanpa membuka matanya sedikitpun, yang membuat Shouyo kesal.
"bangun! Bangun!" teriak Shouyo tepat ditelinga Haru, membuat pria bersurai hitam legam itu menggosok telinganya kesal lalu menutupnya dengan bantal, hampir menutupi seluruh wajahnya.
Shouyo menatap itu dengan kesal, ia lantas bangun dan duduk di atas perut Haru. Yang membuat sang empu mengangkat bantalnya dengan mata terbuka.
"Sho~ ayolah~ ini bahkan belum jam satu" ucap Haru dengan nada malasnya, ia menggosok matanya ngantuk.
"tidak mau! Haru-nii harus bangun!" ucap Shouyo tak mau dibantah, ia melipat tangannya diatas perut buncitnya.
Haru yang melihat istrinya sangat keukeuh itu lantas menghela nafas lelah, ini pasti karena itu.
Lengan kirinya ia bawa untuk melingkar dipinggang ramping milik Shouyo, sementara tangan kanannya ia bawa untuk mengelus perut buncit itu.
"ada apa hm?" tanya Haru dengan nada lembut, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang dibalas senyum lebar oleh Shouyo.
"Haru-nii harus membeli sesuatu!" ucap Shouyo semangat, ia turun dari atas perut Haru dan mulai menulis sesuatu diatas kertas yang ada di nakas.
Haru lantas bangun dan mulai duduk, lalu ia memperhatikan tingkah istrinya dalam diam, ini adalah kehamilan lima bulan istrinya.
Setelah dua tahun berlalu sejak Shouyo melakukan aborsi yang membuat rahimnya bermasalah, kini pemuda itu baik-baik saja, bahkan ada kehidupan baru didalam tubuh mungilnya.
Hingga akhirnya Shouyo selesai dengan acara tulis menulisnya, ia mengulurkan selembar kertas itu pada Haru dengan senyum lebar diwajah cantiknya.
Haru menerimanya tanpa berkomentar, toh ia tak bisa menolak masa-masa ngidam Shouyo.
"Haru-nii harus memebeli ini" titah Shouyo seolah ialah bosnya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]
FanfictionKetika Shouyo ternyata sudah menikah... >baca dulu sebelum berkomentar! >M-preg BxB