38

2.4K 189 19
                                    

Pada akhirnya, Al datang ke kediaman Nicolas dengan wajah ngantuknya. Mana tau bosnya ada disana.

Dan benar saja, ia mendapati bosnya berdiri di depan pintu dengan bersedekap dada dan aura hitam yang tampak menyeramkan.

"kubunuh kau"

Dan dua kata itu sudah menjadi sinyal bagi Al untuk lari sejauh mungkin, ke luar negri mungkin. Menghindari terjangan amarah bosnya yang tanpa alasan.

"tapi sebelum itu..." dengan aura hitam yang masih kental, Haru mengulurkan tangannya menyentuh bahu Al dengan pupil matanya yang mengecil.

Al tanpa sadar berjengit, merinding dan menelan saliva kuat-kuat. Kaku, tak mampu bergerak.

"kau harus menuruti permintaan Shouyo-ku" lanjut Haru dengan menekankan kata '-ku'

"eh?"

"aku akan membunuhmu jika membuat Shouyo menangis"

"ha?"

"tapi aku yakin, hanya aku seorang yang bisa membuat Shouyo bahagia"

"haaa?"

"gak ada ha ha! Cepat sana suapin Shouyo!"

APAAN SIH-- batin Al kesal, tapi menahan ekspresinya tetap datar. Sambil membiarkan tubuhnya di tarik oleh bosnya.

~♥~

Tuk

Tuk

Tuk

Haru mengetuk kakinya berulang kali pada lantai, sambil bersedekap dada dan manik hitam legamnya manyipit tajam pada Al yang ada diseberang sofa bersebelahan dengan Shouyo.

Pada akhirnya hal itu membuat tangan Al yang menyuapi istri bosnya bergetar dengan peluh membasahi dahinya.

Hanya menyuapi tapi tekanan yang diberikan membuat Al seolah ingin pulang saja.

Meneguk saliva kuat-kuat, Al menunduk tapi itu malah membuatnya bersibobrok dengan wajah berseri-seri dari istri bosnya.

Shouyo sangat manis dengan manik madu yang bersinar senang, dan pipi tembamnya bergoyang kala menguyah makanannya.

Tapi Al tau bukan saatnya ia terlena dan luluh oleh wajah cantik dari istri bosnya, mendongak dan itu malah membuatnya bersitatap dengan manik tajam milik Haru.

Tatapan yang seolah mengatakan 'setelah ini akan kubunuh kau' itu membuat Al kembali merinding.

Dan itu tak membantu saat Shouyo tiba-tiba saja memeluk lengannya dengan bibir manyun, sambil berkata dengan nada merajuk.

"Haru-nii berhenti menatap seperti itu pada Al-san" dan manik madu pria manis itu mendelik imut pada Haru, tapi sang empu yang di tatap malah merotasikan matanya bosan.

"ma~ Sho-sama apa sudah lebih baik?" tanya Al dengan nada santainya seperti biasa, tapi ekspresi datarnya jelas menyiratkan ketakutan.

"hm~ sudah, terimakasih Al-san" balas Shouyo dengan senyum lebar yang kelewat manis, sembari melepaskan pelukannya pada lengan sekretaris dari suaminya.

"kalau begitu, saya permisi dulu Sho-sama, bos" ucap Al sambil berdiri dari duduknya dan membungkuk sedikit, tapi suaranya memelan saat mengucapkan kata 'bos'

"hm bay~ bay~ Al-san~" balas Shouyo riang dengan tangan terlambai mengiringi Al yang berjalan keluar dari ruang keluarga.

Haru menatap itu dengan mata menyipit, masih sambil bersedekap dada dan tampak kental aura permusuhannya masih melekat.

Tapi seketika melembut saat menoleh dan melihat Shouyo yang menguap kecil dalam duduknya.

Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat membentuk senyuman, manik hitam legam yang menatap Al dengan aura membunuh itupun hilang di gantikan dengan tatapan hangat dan penuh kasih sayang.

Pria bersurai hitam legam itu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah sofa dimana Shouyo duduk.

Tangannya terulur untuk mengangkat Shouyo, sedikit berhati-hati karena perut buncit Shouyo tampak perlahan membesar seiring waktu.

"uh" Shouyo bergumam, sambil melingkarkan tangannya pada leher jenjang Haru. Membiarkan pria itu membawanya ke kamar mereka.

Lalu gelap, rasa kantuk menariknya ke mimpi.

~♥~

Nicolas Haruki menatap istrinya yang sedang bergelung di balik selimut dan memunggunginya.

Ia baru saja mendapat kabar dari perusahaan yang ada di Tokyo bahwa ada sedikit masalah dan membutuhkannya untuk segera hadir.

Ini bisa saja ayahnya -Nicolas Rei- yang menyelesaikannya, tapi pria itu sudah kembali ke kediaman utama mereka yang ada di London.

Masalah tentang Shouyo yang sekarang ini tengah merajuk, karena merasa Haru tak menepati janji tentang 'tidak akan bekerja hingga bayi mereka lahir'

"Shouyo sayang ayolah jangan marah begitu, aku janji akan pulang dengan cepat" bujuk Haru sambil mengelus pucuk kepala Shouyo yang menyembul dari balik selimut.

Shouyo berbalik sambil membuka selimutnya, menatap Haru yang tersenyum senang kala istrinya merespon ucapannya.

"Sho gak akan marah kalau Sho ikut" ucap Shouyo menatap sengit Haru dengan tangan bersedekap dada, tak ingin penolakan.

"tidak bisa sayang, aku tidak ingin kamu kelelahan" balas Haru dengan gelengan kecil, seratus persen menolak keinginan istrinya.

"yaudah kalau gitu Haru-nii aja yang kerja sana, biarin Al-san disini temenin aku"

Oh itu seperti sebuah peringatan, baik Haru menghela nafas pasrah.

Sedetik kemudian ia mengeluarkan Shouyo dari balik selimut, mengangkatnya dengan mudah.

"aku memang akan kalah pada akhirnya, kan?~ Dasar monster kecil~" goda Haru sambil menggosokkan hidung mancungnya pada hidung kecil Shouyo.

Yang mana hal itu membuat Shouyo terkikik geli.

~♥~
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang