34

1.5K 199 19
                                    

Shouyo terbangun saat hari masih malam tanpa Haru di sampingnya, membuat perasaan acaknya kembali melintas. Mata madunya sedetik kemudian memanas.

Hatinya masih merasa di abaikan oleh sang suami. Membuatnya secara kasar turun dari kasur, mengabaikan sakit yang ada di perutnya.

Pemuda mungil itu keluar dari kamarnya, berjalan di sisi lorong dengan tangan yang menyentuh dinding untuknya berpegangan. Dengan tangan yang bebas menyentuh perutnya untuk menahan sakit.

Hari masih malam, menandakan ia hanya tidur beberapa jam. Shouyo menolehkan kepalanya kesana kemari, mencoba mencari Haru di ruangan manapun yang ia lewati.

Mata madunya sudah basah sedari tadi, ia juga tidak tau kenapa. Saat tau bahwa Haru tidak ada di sampingnya membuat Hatinya beranggapan bahwa Haru masih marah padanya.

"Shouyo?" suara Haru yang memanggilnya dengan nada lembut itu terdengar dari belakangnya, membuat Shouyo seketika menolehkan kepalanya.

Di sana, Haru berdiri dengan hanya menggunakan kaos hitam santai. Dengan celana pendek yang membuatnya memamerkan otot betisnya yang kuat.

"mau kemana?" tanya Haru lagi lembut, sembari mendekat ke arah Shouyo dengan tangan terulur.

"hiks sakit" ucap Shouyo dengan nada merengek. Ia menerima uluran tangan dari Haru yang langsung membawanya dalam gendongan. Mereka lantas kembali ke dalam kamar mereka.

"mana yang sakit hm?" tanya Haru saat ia meletakkan tubuh Shouyo di atas kasur dengan ia di sampingnya, mata hitam legamnya meneliti tubuh mungil sang istri.

"perut Sho sakit" jawab Shouyo masih dengan nada merengeknya, dalam hati sedang meyakinkan diri bahwa Haru tidak lagi marah padanya.

"sudah shu shu" ucap Haru dengan tiupan di akhir kalimatnya, pada perut datar Shouyo dan tangannya melambai seolah mengusir sesuatu "sakit pergi" lanjutnya seperti menenangkan anak kecil yang terluka.

"hehehe" Shouyo tertawa melihat tingkah Haru yang gak cocok sama bentuk tubuhnya. Ia melingkarkan tangannya di leher jenjang milik Haru, dengan tangan berotot itu ada di pinggangnya.

"sudah gak sakit kan?" tanya Haru dengan senyum tipisnya.

"sudah" jawab Shouyo ceria, tau benar Haru ttidak marah padanya lagi. Ia kemudian menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Haru, sembari menikmati kecupan-kecupan yang mendarat di kepalanya.

~♥~

Haru menatap Shouyo yang tengah lahap memakan makanannya. Sejak dua hari yang lalu dimana Shouyo tak henti-hentinya menangis, kini Shouyo kembali bangun dengan segar -seolah telah melepas semua bebannya-

Pemuda mungil itu memakan makanannya dengan lahap, tak peduli dengan Haru yang terus saja menatapnya. Haru tersenyum serta terkekeh kecil, menggelengkan kepalanya dan ia mulai mengulurkan tangannya ke arah wajah Shouyo.

"makannya pelan-pelan, sayang~" ucap Haru dengan ibu jarinya mengelus pipi gempil Shouyo yang menggembung dan bergerak-gerak naik-turun kala ia tengah mengunyah makanannya.

"hehehe~ Haru-nii makan juga~" ujar Shouyo dengan tawa kecil, ia tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya. Lantas mulai mengisi piring Haru yang kosong dengan makanan yang ada di atas meja.

Haru hanya diam, tersenyum kecil ketika melihat Shouyo sudah tampak baik-baik saja. Pemuda mungil itu sepenuhnya sudah melupakan kejadian dua hari yang lalu. Dan itu bagus.

Karena Haru tak ingin Shouyo terus berlarut dalam kesedihannya...

Tapi yang berbeda adalah, akhir-akhir ini -bukannya Haru protes- Shouyo menjadi lebih sering menempel padanya.

Dan seolah Shouyo tak akan menghentikan kebiasaan barunya, terus bergelayut manja di lengan Haru ke manapun pria bersurai hitam legam itu pergi.

Bahkan ke gedung pencakar langit yang merupakan perusahaan yang Haru kendalikan, tak peduli dengan tatapan aneh karyawan di sana -yang nontabenya tak mengetahui siapa itu Shouyo-

Sementara Al di belakang mereka tetap seperti biasa, wajahnya datar dan kilat matanya serius. Seolah ia terbiasa melihat bosnya menggendong pemuda mungil itu.

Bahkan ketika meeting, Shouyo ada di sana. Tak mau berpisah dari Haru dan entah mengapa hal itu malah -bukannya Al menuduh- membuat Haru menjadi besar kepala.

"aku mau itu" ucap Shouyo dengan nada merengeknya, tatapannya memelas ke arah Haru. Sembari menunjuk sebuah toko makanan manis yang sangat menggiurkan.

Hari ini, Haru mengajak Shouyo jalan-jalan mengelilingi Tokyo. Mengingat Haru baru saja selesai dari meeting-nya di perusahaan yang ada di ibu kota Jepang itu. Sedikit mengabaikan tentang fakta bahwa ia masih harus melanjutkan pekerjaannya.

Tapi ia lebih memilih mengajak Shouyo jalan-jalan, mengingat pemuda mungil itu jarang keluar dari kediaman mereka. Dan hal itu membuat Shouyo senang, menunjuk semua makanan yang menarik perhatiannya dan merengek minta di belikan oleh Haru -bukan berarti Haru akan menolak membelikannya-

Pria bersurai hitam legam itu lantas menuruti keinginan sang istri, mengabaikan paperbag yang memenuhi mobil, mereka langsung keluar dan berjalan sedikit berlari -karena Shouyo menarik Haru- ke arah Toko yang penuh dengan makanan manis.

Setelah dari toko itu, Shouyo dan Haru menghabiskan sisa hari cerah itu dengan kembali mengelilingi pusat pembelanjaan. Shouyo terus saja menunjuk barang-barang yang menarik minatnya. Tak peduli dengan harganya yang menjulang dan mampu mengosongkan dompet orang.

Karena pemuda mungil itu tau, dengan kekayaan keluarga Nicolas yang cukup membuat banyak orang menelan ludah, karena tanpa bekerjapun Haru masih memiliki banyak uang untuk menghidupinya dan anak turunnya nanti.

Apa yang ia beli hari ini bahkan belum mencapai seperempat dari uang mereka di bank. Jadi Shouyo tidak akan takut kehabisan uang, ada pria kejam dan dingin yang bisa ia mintai.

Mengingat hanya dia seorang yang akan menikmati semua perhatian dari Haru, membuat Shouyo mengangkat dagunya senang. Tangannya melingkar di lengan kiri Haru sementara lengan kanan pria itu penuh dengan paperbag belanjaannya. Entah itu baju bahkan perhiasan.

Haru tanpa sadar mengangkat sudut bibirnya ketika melihat Shouyo mengangkat dagunya, tau benar apa yang istrinya pikirkan. Tangannya yang di pegang oleh Shouyo lantas mulai melingkar di pinggang ramping itu, membawanya menempel padanya.

Hari ini, Shouyo hanya perlu menunjuk. Dan Haru akan langsung membelinya tanpa pikir panjang.

~♥~
TBC

My sugar daddy [OC x Hinata Shouyo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang