Aku diam di sana menunggu Lisda dan laki-laki itu keluar. Sudah dua jam mereka di dalam, dan sekarang azan Magrib sudah berkumandang, aku harus ke musala untuk salat Magrib berjamaah. Namun, saat akan beranjak ke musala mereka keluar.
Cepat-cepat aku menghampiri mereka. Aku harus bisa menangkap basah, tak lupa ponsel aku nyalakan dengan mode merekam.
"Oh, jadi kayak gini kelakuan kamu di belakangku!" Lisda dan laki-laki berrambut gondrong itu kaget melihatku tiba-tiba ada di sana.
"Ngapain lo di sini?" Mata Lisda memandang nyalang.
"Harusnya aku yang nanya, ngapain kamu di sini? Abis zina atau ngobat?" seruku tanpa tedeng aling-aling.
"Jaga bacot lo, ya!" Sekarang laki-laki itu yang bersuara.
"Elo yang harusnya jaga bacot! Lo tau siapa gue, kan? Gue masih suami sahnya dia!" Aku menunjuk Lisda dengan dagu.
"Suami apaan lo!" Lisda tak terima.
"Aku tau kamu dari dulu diam-diam suka jalan sama dia. Kamu selingkuh, kan?" tuduhku langsung. Lisda terlihat gelagapan, laki-laki itu juga. Tapi setelah itu Lisda malah tertawa mengejek. "Rif, harusnya elo itu sadar diri! Dari dulu lo itu gak pantes buat gue! Lo itu miskin, payah! Gue nyesel pernah terpikat sama muka lo yang sok lugu itu. Lo itu terlalu ngatur jadi suami, lo pikir elo siapa?"
"Apa!" Aku agak kaget Lisda berkata seperti itu. Jadi memang benar Lisda ada main dengan pria ini. Apa jangan-jangan Lisda menyerahkan kegadisannya pada dia?
***
Sekali lagi ini cuma cuplikan ya, part lengkap hanya ada di KBM APP ATAU JOYLADA.
Biar gak penasaran silakan meluncur ke sana, aku tunggu loh.
Terima kasih.
***
Yang suka dengan cerita penuh drama dan menegangkan, silakan baca karyaku yang lainnya judulnya: Beda Istri Beda Rejeki. Ceritanya menguras emosi jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Terlarang
General FictionMencintai dalam diam memang tidak enak, tapi semuanya akan baik-baik saja jika aku melabuhkannya pada hati yang tepat.