Regisela :-) 19

558 54 9
                                    

Please vote n komen

»»»

Jantung Milik wanita itu berdegup kencang layaknya bom yang siap kapan saja meledak di tempat.
Tanpa sadar air matanya keluar begitu saja dari pelupuk mata cantiknya, Nafasnya serasa sesak disaat ucapan suaminya terus saja terngiang-ngiang di telinga dan kepalanya.

Wigela memegang kepala nya yang kembali terasa berat, tekanan batin yang dirasanya membuat dirinya hampir frustasi dibuatnya, ucapan Nathan sangat membekas di relung hatinya.
Ibu mana yang tega menggugurkan anak yang masih berupa janin di perut sempit nya.

Tangan nya meraih ponsel miliknya yang ada diatas nakas mencoba mengecek apakah Regis membalas pesan atau mungkin menelfon nya balik namun nyatanya tidak ada satupun balasan darinya, Wigela benar-benar bingung harus berbuat apa disaat dirinya tengah hamil anak nya justru Regis yang notabene sang ayah menghilang, entah apa yang ada dipikiran nya.

Wigela menghela nafasnya kasar matanya kembali memerih yang kemudian mengeluarkan cairan bening, sesekali kamar bernuansa Putih itu terdengar sesenggukan miliknya.

Tangan putihnya mengelus pelan perut yang masih datar itu, "apa yang harus mom lakukan dear?"

Wigela menyenderkan kepalanya pelan di kepala ranjang, memejamkan kedua matanya mencoba menghilangkan beban pikiran yang sangat membuatnya stress belakangan ini.
Jari lentiknya mengusap kasar air mata yang keluar, "aku benci hidupku"

Wigela membuka matanya menatap sekeliling yang tampak sepi, kakinya ia turunkan menyentuh lantai marmer dingin yang ia pijak.
Berjalan gontai menuju keluar kamar, Sapaan dari para pelayan hanya ditanggapi oleh deheman saja tak seperti biasa.

Pandanganya tampak kosong menatap hadapannya, Kini dirinya terhenti di depan meja makan.
Tanganya menggeser pelan kursi dihadapan nya, dia mendudukan tubuhnya lalu kembali menatap kosong hadapannya.

"Nona ada yang bisa saya bantu?"

Sang kepala pelayan yang melihat raut tak biasa dari sang majikan merasa sedikit khawatir.

Hening

Telinga Wigela serasa tuli untuk mendengar perkatan sang kepala pelayan.
20 menit berlalu, Hanya hening yang terus menyelimuti disatu ruangan itu, Sang tuan rumah tampak terlihat dari arah barat sisi rumah mewahnya dengan setelan kemeja dengan kedua lengan yang sudah digulung sebatas siku, kacamata kerja yang masih bertengger rapi di hidung mancung nya.

" ada apa?"

Sang kepala pelayan menunduk hormat, " Nona tampak nya sedang tidak sehat tuan"

Pandangnya teralihkan menatap sang istri yang tampak duduk dengan diam tanpa mau menoleh, Nathan memberi isyarat pada seluruh pelayan nya agar meninggalkan mereka berdua.

Nathan berjalan mendekat lalu mendudukan dirinya disamping Wigela, "ada apa?"

Wigela masih terdiam tidak mau mersepon atau pun menjawab, Nathan menatap datar pada istrinya nencoba bersabar dengan tingkah kekanak-kanakan yang sedang Wigela lakukan.

" Gela"
Suaranya tampak melembut, namun tak membuat Wigela tersadar dari kesedihan nya.

"Gela"
Suaranya mulai berat dan tegas.

My Love My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang