19

330 148 315
                                        

Yoora benar-benar tidak bisa fokus karena kejadian kemarin, kalimat yang terlontar dari mulut Jimin terus terngiang-ngiang di kepalanya, ditambah lagi ketika ia mengingat bagaimana Jimin mencium bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoora benar-benar tidak bisa fokus karena kejadian kemarin, kalimat yang terlontar dari mulut Jimin terus terngiang-ngiang di kepalanya, ditambah lagi ketika ia mengingat bagaimana Jimin mencium bibirnya. Rasanya ia bisa gila sekarang juga.

Bagaimana bisa seorang Park Jimin menyukainya?, rasanya semua ini seperti mimpi. Entah apa yang dirasakan Yoora, ia tak tahu harus bagaimana.

"Arrgghhh bisa gila gue kalo gini anj*ng!" umpatnya frustasi. Sekarang adalah jam istirahat, dan sampai detik ini Jimin tidak ada di kursinya. Ya Jimin tidak masuk sekolah. Apakah ini karena dirinya? Apakah ini salahnya? Apakah dia yang menyebabkan Jimin tidak datang ke sekolah? Apakah Jimin benar-benar terluka?, semua pikiran itu berterbangan di kepalanya.

Apakah yang sebenarnya ia rasakan? Apa ia juga menyukai Jimin? Arghh ga mungkin, batinnya. Tapi... Mengapa rasanya ia benar-benar merasa bersalah setelah melihat Jimin yang seperti sangat terluka akibatnya kemarin, mengapa ia terus saja memikirkan Jimin dan bagaiamana kondisi laki-laki itu saat ini.

Yoora khawatir, ia benar-benar ingin menjelaskan semuanya pada Jimin, menjelaskan bahwa kemarin Hyunjin lah yang memaksanya, Hyunjin sangat kasar padanya, dan adegan kemarin bukanlah kemauannya. Itu semua karena Hyunjin benar-benar mengunci pergerakannya, untungnya TTM berhasil datang sebelum bibir Hyunjin itu mendarat pada bibirnya. Bahkan sekarang pun Yoora sudah menjauhi Hyunjin, jujur ia kecewa dengan perlakuan laki-laki itu, tapi persetan dengan Hyunjin, kini otaknya hanya diisi penuh oleh Jimin.

Ia ingin menjelaskan itu pada Jimin, tapi kemarin saja Jimin tidak mau mendengarkannya barang sedikitpun, dan sekarang? Bahkan Jimin pun tidak masuk sekolah seolah-olah sengaja ingin menjauhinya.

Jujur saja, rasa bersalah dan khawatir yang sangat besar terhadap Jimin benar-benar membuatnya frustasi. Yoora juga takut kehilangan Jimin, ataukah Jimin sekarang sudah berniat meninggalkan nya karena kejadian kemarin?

"Argghhhh anj*ng gue harus gimanaaaa?!" umpatnya lagi. Pikirannya benar-benar dipenuhi oleh laki-laki itu, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya ini.

Yoora pun memukul-mukul kepala nya sendiri, menjambak dan mengacak-acak rambunya frustasi. Gue bener-bener bakal gila, batinnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE GAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang