[ COMPLETED ]
Lee Yoora.
Seorang gadis dengan prinsip "pembalasan dalam segala hal" yang paling benci ketidakadilan. Apalagi tentang perempuan yang nyatanya sering kali menjadi korban dalam kisah percintaan. Bagi Yoora, jika ada yang berani memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*2 minggu kemudian
Jimin memang sudah sadar, kondisi nya pun semakin membaik seiring berjalannya waktu. Namun karena hantaman keras saat kejadian, kaki Jimin terpaksa dioperasi karena patah yang cukup parah. Retak pada tulangnya tidak main-main, beruntungnya ia segera ditangani. Jika tidak, maka kemungkinan besar ia akan kehilangan kakinya itu. Tapi tenang, sekarang kondisi Jimin baik-baik saja.
Karena cederanya itu, alhasil Jimin masih dirawat di rumah sakit sampai hari ini. Sebenarnya sudah boleh pulang, tapi sang ayah memilih untuk Jimin tetap dirawat di rumah sakit. Ayahnya itu ingin perawatan yang maksimal, ia ingin anaknya benar-benar sembuh dengan melakukan pengobatan dan terapi secara rutin, ia selalu ingin yang terbaik untuk Jimin.
Jujur saja, Jimin sudah muak dengan lingkungan rumah sakit. Bau obat, apalagi makanan nya yang sangat tidak menggiurkan. Dan juga Jimin sudah benar-benar bosan harus berbaring seperti tak bertenaga, mau pergi jalan-jalan pun harus menggunakan kursi roda. Semua pergerakannya seolah-olah dibatasi, ia benar-benar tidak bebas.
Tapi sisi baiknya, Jimin merasa sangat senang karena nyatanya, Yoora selalu menemaninya. Gadisnya itu telah kembali. Setiap hari Jimin akan melihat Yoora yang datang membawa bunga sambil tersenyum lebar. Benar-benar menghangatkan hati.
Masih sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja pintu ruang rawatnya itu terbuka dengan kuatnya.
"Pagiiii Jimin tolol!!!, eh? Emm...ma-maaf pak, saya gatau ada bapak di sini..." ujar Yoora terbata-bata setelah melihat ada ayah Jimin di ruangan itu. Rasanya Yoora benar-benar malu sudah datang sambil berteriak, apalagi menyebut Jimin dengan kata 'tolol'. Wajah Yoora tiba-tiba saja memerah, ia benar-benar malu hingga rasanya ingin menghilang dari bumi.
Sedangkan ayah Jimin hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Yoora, ia tau Yoora sedang menahan malu. Alhasil ia pun membuka suara.
"Haha ada-ada aja kamu, yaudah sini masuk. Jagain Jimin ya, saya mau pergi sebentar, ada keperluan mendesak." pamit ayah Jimin.
Yoora pun mulai melangkahkan kakinya untuk masuk dengan ragu, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jujur ia masih merasa malu. "Eh...iya pak siap..." ujar Yoora gugup.
Setelah ayah Jimin benar-benar meninggalkan ruangan itu, Yoora pun dengan spontan menghempaskan bunga yang ada di tangannya ke tubuh Jimin.
"AAAARGHHHH SIALAN MALU BANGET GUE." pekik nya dalam ruangan itu. Untungnya itu ruangan VIP, jadi hanya berisi Jimin di dalamnya.
"Eh anjir, kok ngamuknya ke gue sih woi." ujar Jimin yang heran dengan tingkah konyol Yoora.
"ISH TOLOL TOLOL!!!" pekik Yoora tak henti-hentinya.
"Siapa yang tolol coba?" tanya Jimin dengan wajah tanpa dosanya.
"LO LAH! PAKE NANYA! DASAR TOLOL!" pekik Yoora sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.