[ COMPLETED ]
Lee Yoora.
Seorang gadis dengan prinsip "pembalasan dalam segala hal" yang paling benci ketidakadilan. Apalagi tentang perempuan yang nyatanya sering kali menjadi korban dalam kisah percintaan. Bagi Yoora, jika ada yang berani memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa hari sudah ia lewati, namun rasa sakit masih saja datang menghantui. Kapan dukanya sirna dan tergantikan oleh suka? Kapan bahagianya datang menghapus segala kecemasan dan kesedihan?
Pikirannya dipenuhi oleh Yoora, jujur ia lelah. Semuanya terasa sangat berat, mengapa kisah cintanya begitu menyedihkan? Hatinya selalu saja berdenyut nyeri, hatinya selalu saja dihancurkan.
Semua perjuangannya, sudah sejauh ini. Apakah sekarang sudah waktunya untuk menyerah?
Kalimat Hyunjin beberapa waktu lalu selalu saja terngiang-ngiang di kepalanya. Tak sedetik pun ia bisa merasa tenang.
"Udahlah, Yoora udah punya gue, sekarang Yoora punya gue. Dan juga, tentunya gue jauh lebih baik dari lo. Lo itu brengsek, lo udah nyakitin dia, jadi jangan ngarep Yoora bakal mau balik sama lo. Sekarang nyerah aja ya, ga ada gunanya lo berjuang. Sebentar lagi juga Yoora bakal jadi milik gue seutuhnya."
Kalimat itu selalu saja berputar di kepalanya bagaikan kaset rusak. Setiap kali ia mengingat itu, maka hatinya kembali dihempaskan ke dasar paling dalam.
Mengapa dampak dari taruhan yang ia lakukan dulu bisa begitu besar seperti sekarang? Apakah ini tidak berlebihan? Apakah karmanya ini masih belum puas menghancurkannya? Ia salah, ia tahu itu. Tapi apakah hukumannya harus seberat ini? Apakah perasaan tulusnya tidak tampak nyata? Apakah perjuangannya belum cukup?
Ia menyesali semua rencana bodohnya dulu, ia menyesal telah mempermainkan Yoora. Sekarang, hanya penyesalan lah yang selalu ia rasakan bagai musuh yang membunuh dari dalam.
Sejauh ini, ia sudah berusaha keras memperbaiki semuanya. Mengatur ulang kisah cintanya, dan mencoba menghapus kesalahan pada masa lalu. Namun, semuanya terlihat tidak berguna sama sekali. Ia masih saja tidak bisa menggapai Yoora, ia tak bisa membawa gadisnya itu kembali. Tapi bodohnya, sekarang ia tetap bertahan meskipun telah dihancurkan berkali-kali.
Segala pemikiran muncul di kepalanya, semakin ia mengingat perkataan Hyunjin dan juga mengingat betapa terlihat bahagianya Yoora bersama Hyunjin pada hari itu, maka semakin sakit pula hati dan batinnya.
Ia merasa seperti orang paling bodoh di dunia, bisa-bisa nya dulu ia mempermainkan gadis seperti Yoora. Dan lihatlah sekarang, permainannya malah menjadi seperti boomerang.
Perasaan Jimin sekarang benar-benar campur aduk, ia terus saja mencari jalan keluar atas semua permasalahan ini.
Jimin merasa dirinya sangat egois di sini, ia lah orang yang perannya benar-benar mengganggu. Ia merasa telah sangat merusak kebahagiaan Yoora. Ia egois, sangat egois. Selama ini ia terus saja memikirkan dirinya dan juga perasaannya, ia terus saja memikirkan segala cara untuk mendapatkan Yoora, tanpa perduli jika kehadirannya benar-benar tidak diharapkan.
Namun, apakah ia salah jika masih berharap bahwa suatu saat nanti Yoora akan kembali lagi padanya?
Oke lagi-lagi Jimin berharap dan menjadi laki-laki bodoh, ia tampan bukan? Banyak yang mengincarnya. Bahkan ia tak perlu repot-repot berjuang, tinggal pilih saja, banyak wanita yang sudah berbondong-bondong mengantri. Tapi kembali lagi, Jimin memang sudah dibutakan oleh cintanya pada Yoora, ia sudah menjadi laki-laki paling bodoh.