[ COMPLETED ]
Lee Yoora.
Seorang gadis dengan prinsip "pembalasan dalam segala hal" yang paling benci ketidakadilan. Apalagi tentang perempuan yang nyatanya sering kali menjadi korban dalam kisah percintaan. Bagi Yoora, jika ada yang berani memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Loh kok ga dipake sih cincinnya?" tanya Yoora dengan kening yang sudah berkerut dalam.
Jimin memasang wajah datarnya, lalu berlalu melewati Yoora yang masih kebingungan.
"Ya!!! Jimin, lo kenapa sih?" tanya Yoora yang sudah mulai frustasi melihat sikap aneh Jimin.
Namun nihil, Jimin masih setia diam membisu tanpa berniat untuk membuka suara sedikitpun.
Karena reaksi Jimin yang seperti itu, akhirnya Yoora mencoba mendekati laki-laki itu yang sekarang sedang berdiri di depan kulkas. Lalu dengan tanpa ragunya, Yoora pun melingkarkan tangannya pada pinggang laki-laki itu, ia pun menenggelamkan wajahnya pada punggung belakang Jimin, dan dengan penuh penghayatan Yoora pun menghirup aroma tubuh Jimin yang seakan sudah menjadi candu baginya. Aroma parfum yang bercampur dengan aroma khas tubuh Jimin benar-benar memabukkan.
"Jimin... Ada apa? Eoh?" tanya Yoora lagi.
Namun Jimin tetap saja mengacuhkan Yoora, bahkan di saat posisi mereka seperti sekarang, Jimin masih saja seakan tak perduli dan tetap melanjutkan kegiatannya.
Karena terus saja diacuhkan, akhirnya Yoora pun merasa kesal.
"Ohhh jadi lo gamau tunangan sama gue ya? Makanya lo ga pake cincinnya, oke deh terserah. Gue mau balik lagi aja sama Hyunjin." ujar Yoora dengan nada sarkas. Lantas dengan segera Yoora pun melepaskan kedua tangannya yang sedari tadi melingkari pinggang Jimin.
Setelahnya, Yoora langsung saja bergegas pergi meninggalkan Jimin sambil menghentakkan kakinya kuat.
Namun, belum jauh ia melangkah, tiba-tiba saja Jimin mencekal tangannya kuat. Yoora pun tersentak dan langsung saja membalikkan tubuhnya kembali menghadap Jimin. Kerutan pada keningnya pun semakin bertambah dalam, ia benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikap Jimin saat ini.
Dapat Yoora lihat, ekspresi Jimin benar-benar menakutkan, seperti ada kilatan amarah pada kedua netranya. Rahang Jimin pun sudah mengeras, bahkan tatapannya sangat tajam hingga membuat Yoora rasanya mati kutu.
"Jim... L-lo ken-kenapa?" tanya Yoora dengan terbata-bata.
Namun bukannya menjawab, Jimin malah semakin melangkah maju. Yoora yang sudah mulai ketakutan pun akhirnya memundurkan langkahnya menyesuaikan gerakan Jimin. Ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
"Jim...jangan gini..." lirih Yoora.
Lalu tanpa sadar, sekarang tubuhnya sudah benar-benar melekat pada dinding. Tak ada lagi celah untuknya menjauhi Jimin, ia benar-benar tersudut saat ini.
Jimin semakin mendekatkan wajahnya ke arah Yoora, dekat, semakin dekat, hingga hidung keduanya benar-benar saling bersentuhan.
Yoora menutup matanya, ia benar-benar tidak mau melihat apa yang akan Jimin lakukan selanjutnya. Sedangkan Jimin, ia terus saja menatap wajah Yoora dengan serius seperti tidak berkedip sama sekali.