Bersinggungan dengan masa lalu adalah hal yang tidak diinginkan oleh sebagian orang. Apalagi terpaksa menjadi selangkah lebih dekat.
Namun terkadang kenangan indah bersamanya jauh lebih menyakitkan jika diingat, ketimbang kenangan buruk yang pernah ia torehkan.
°°°Sambil memikirkan cara untuk membuktikan perkataannya kepada Dewa, Gira berjalan dengan lunglai memasuki kantor. Kepalanya jadi makin pusing karena itu. Sudah dibuat pusing karena ibunya ingin menjodohkannya, sekarang dia harus membuktikan kepada Dewa jika dia sudah memiliki pengganti pria itu.
Darimana dia mendapatkan gebetan dalam waktu dekat untuk ditunjukkan ke Dewa?! Benar-benar definisi mulutmu, harimau mu!
"Mana pacar kamu, Ra? Kok gak keliatan nganterin kamu?"
Gira langsung tersadar dari lamunannya, menatap malas pria yang tiba-tiba muncul di sebelahnya, "Ngapain nanya-nanya sih! Bukan urusan situ!"
"Dia gak cinta tuh sama kamu. Buktinya dia gak pernah tuh antar jemput kamu. Kamu kan suka dianter atau dijemput gitu dulu."
"Emangnya harus banget kebiasaan aku ke kamu diterapkan ke dia, ha?"
"Ya... Kamu kan tukang nyusahin, Ra."
Perkataan Dewa sontak membuat mata gadis itu melebar, "Ohhh jadi kamu dulu gak ikhlas nganterin aku?!"
Dewa mengeluarkan senyum miringnya, menjawab dengan watadosnya, "Emang, banget lagi!"
"Mau ditabok lagi ya kamu?!" Gira sudah bersiap-siap mengangkat tasnya tinggi-tinggi, sudah berniat memukul pria itu.
Namun Dewa langsung berjalan cepat menuju lift meninggalkan Gira yang sudah mirip singa betina yang sedang murka, "Uhhh atut Ra...."
Beruntung loby kantor sedang sepi, bahkan hanya ada mereka berdua saja. Jadi Gira dengan gampang melempar tasnya kepada pria yang tengah berjalan mundur sambil mengejeknya itu. Namun sayangnya lemparan tasnya meleset dan malah mengenai tong sampah di dekat pilar, membuat suara semakin gaduh.
Pranggg!
"Wleee... Gak kena!"
"DEWA NYEBELIN!"
Gira langsung berlari mengejar Dewa yang sudah berada di dalam lift. Pria itu semakin tersenyum menyebalkan sambil melambaikan tangan bak Miss universe bersamaan pintu lift yang tertutup. Tepat ketika Gira tiba di depannya, pintu lift sudah benar-benar tertutup bersama Dewa yang tertawa setan di dalamnya.
"SADEWA MAHDHAVA, MATI AJA LO!"
°°°
Begitu menginjakkan kakinya di ruangan divisi pemasaran, Gira langsung menatap nyalang ruangan diujung yang bertuliskan Manajer Pemasaran itu. Sarang baru si musuh bebuyutannya. Rasanya dia ingin sekali melempar sepatunya ke pintu itu sambil menyumpahi serapah penghuninya. Tapi mengingat dia sedang tidak sendirian di ruangan divisi pemasaran, Gira urungkan saja niatnya. Berlalu menuju kubikel miliknya dengan menghentakkan kaki.
Sementara Atika yang sudah tiba lebih dulu, menatap sahabatnya penuh kebingungan. Tadi bos baru mereka sekaligus mantannya sahabatnya datang dengan senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Selang beberapa menit sahabatnya malah datang menghentakkan kaki menatap nyalang ruangan bos mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cek Apartemen Sebelah [END]
RomanceSetelah lima tahun, Gira kembali dipertemukan dengan mantannya, Sadewa, yang tiba-tiba muncul menjadi tetangga sebelah apartemennya. Tak hanya itu saja, Dewa juga bertransformasi menjadi bos baru di tempatnya bekerja. Hubungan yang dulunya seerat na...