Kenapa ya disaat sudah tidak sama yang kelihatan buruknya saja?
Jawabannya satu,
Dulu kita buta. Buta dan hanya melihatnya sebagai sesuatu yang sempurna. Sesuatu yang berharga.
Kenyataanya ketika sudah tidak cinta lagi seluruh keburukan yang tidak dapat kita lihat dulunya akan menguap.
Lama-lama akan mulai merusak pikiran kembali.
Dan pada akhirnya diam-diam orang dari masa lalu itu akan masuk tanpa sadar....
°°°
"Pagi mbak mantan~"
Gira memejamkan matanya meredam emosi yang ingin sekali membuncah mendengar suara dari apartemen sebelah sebelum berbalik dan menatap tajam tetangganya yang tengah bersandar di dinding balkon sambil menampilkan senyum miringnya.
"Siapa ya? Selama ini kita saling kenal apa?"
Dewa-tetangganya sekaligus mantan pacarnya sekaligus bosnya di kantor itu tertawa mendesis, "Sok gak kenal gitu ah padahal mah tiap hari jumpa!"
Iya juga yang dibilang Dewa tadi. Mereka setiap hari jumpa. Gak di kantor, gak di apartemen. Tiap hari Gira jumpanya pria ini mulu, sampai muak.
"Sangking tiap harinya, jadi pengen amnesia!" Ujar Gira acuh kembali merawat bunga-bunga yang ia letakkan di balkonnya sebagai penghias. Hari ini hari Minggu, jadi wajar mereka sama-sama libur. "Gak di apartemen, gak di kantor jumpanya situ mulu!"
Sambil memakan apelnya Dewa menyibakkan rambutnya penuh percaya diri, "Heleh, bilang aja tetehnya kangen ketemu aa yang kasep ini."
Sontak Gira berpura-pura muntah, menyipratkan wajah Dewa yang ditumpukan di pembatas balkon dengan air menyiram bunganya.
"Aku udah cuci muka, Ra! Ngapain dicipratin lagi sih?"
"Boong! Itu kelihatan masih ada air liurnya tuh!" Cibir Gira kali ini balik tertawa mengejek.
"Ya... Walaupun masih ada air liurnya tetap ganteng paripurna~"
Mendengarnya Gira sontak menggeleng, heran. Selain tingkat menyebalkannya, tingkat kepercayaan diri Dewa ternyata juga sangat tinggi.
"Tahu gak aku baru dapat cewek baru lagi, loh..."
Gira mendengus, URUSANNYA SAMA DIA APA, HA? PENTING BANGET KASIH TAHU DIA?!
"Terus gue harus apa? Kasih selamat? Oke, Selamat ya!"
Dewa menggeleng sambil tersenyum, "Aku gak butuh ucapan selamat. Aku butuh kamu dengerin curhatan ku aja."
Gira mendatarkan wajahnya mendengar itu. Kembali berbalik acuh sembari memasukkan pupuk di pot bunganya. Seharusnya sedari tadi tidak Gira tanggapin saja tetangganya itu. Buang-buang waktu!
"Ra, dengerin aku cerita dong!"
Gira tidak menjawab dan mulai fokus memindahkan bunganya yang sudah berkembang dan butuh pot yang lebih besar. Dia memang suka merawat bunga sedari dulu. Beberapa bunganya ia bawa dari rumah lamanya, walaupun tidak banyak karena keterbatasan tempat di balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cek Apartemen Sebelah [END]
RomanceSetelah lima tahun, Gira kembali dipertemukan dengan mantannya, Sadewa, yang tiba-tiba muncul menjadi tetangga sebelah apartemennya. Tak hanya itu saja, Dewa juga bertransformasi menjadi bos baru di tempatnya bekerja. Hubungan yang dulunya seerat na...