Rumah lamamu tetap menanti kehadiranmu. Walaupun kau tidak ingin berbalik, tapi kau masih penghuni tetap di dalamnya.
°°°
Akhir pekan ini rencananya Gira akan liburan bersama Nakula dan juga Kaivan ke salah satu taman hiburan. Tidak sih, sebanarnya hanya Nakula dan Kaivan saja awalnya. Nakula yang memintanya ikut bersama, dan juga bermaksud mendekatkan Kaivan dengannya.
Karena merasa Kaivan tidak akan menerima keberadaanya, Gira membawa Jiana bersamanya untuk ikut. Takut Kaivan malah tidak mau pergi jika ada Gira yang ikut. Jika ada Jiana, adik tirinya itu pasti akan membujuk bocah laki-laki dengan rawut wajah minim itu untuk ikut bersama, walaupun ada Gira. Dan dia yakin, seorang Kaivan tidak akan menolak Jiana.
Namun, sayangnya Nakula tidak bisa ikut. Satu jam sebelum berangkat, pria itu ditelepon oleh sekretarisnya bahwa ada investor dari Singapura yang meminta bertemu. Dan harus berangkat sekarang juga, karena investor tersebut adalah investor besar yang sudah lama dikejar oleh perusahaan Nakula.
Mereka bertiga, Gira dan kedua bocah lima tahun itu, berjalan beriringan menelusuri taman hiburan itu untuk mencoba semua wahana yang ada di sana. Tidak semua yang dapat mereka naiki, tentunya karena tinggi badan kedua anak itu tidak memenuhi. Sebenarnya hanya Jiana saja, Kaivan bisa lolos di beberapa permainan karena cukup tinggi untuk ukuran anak seumurannya.
Wahana ice age menjadi pilihan, karena tinggi Jiana cukup memenuhi persyaratan. Ketika masuk, mereka langsung di sambut oleh beberapa binatang zaman purba yang merupakan pemeran di dalam kartun tersebut. Seperti mammoth yang menjadi karakter utama kartun itu, Manny. Juga tak ketinggalan beberapa temannya yang lain.
Puas dengan wahana ice age, Gira langsung membawa kedua anak itu untuk makan siang yang sebenarnya sudah cukup telat di jam 15.00 sore. Beruntung dua anak yang dibawanya tidak rewel untuk urusan makanan. Tidak keluar dari taman hiburan, mereka makan disalah satu kedai makan cepat saji yang tersedia di sana.
"Gimana? Senang nggak hari ini?" Tanya Gira disela-sela mereka selesai makan siang.
Jiana langsung mengangguk, "Seneng banget, kak! Tiap hari dong!"
"Kalo tiap hari, tumpur kakak yang ada, Ana..." Ringis Gira membuat gadis kecil itu terkekeh.
"Hehe... habis seru banget!
"Biasa aja padahal." Celetuk si bocah laki-laki yang sedari tadi hanya diam saja. Sebenarnya Kaivan seperti yang tengah menjaga ketimbang Gira. Karena sedari awal dia tidak menikmati sama sekali liburan akhir pekan ini.
Gira meringis mendengar cibiran itu. Memang Kaivan itu mulutnya nggak pernah di-filter sama sekali. Tidak bisa apa ya dipilah terlebih dahulu? Dia tidak tahu perasaan Gira yang merasa anak itu tidak menikmati liburan ini karena kehadirannya apa?
"Ihhh Kai itu memang tinggal di goa! Makanya nggak bisa seru, nolep ah!" Cibir Jiana mengerucutkan bibirnya tanda tidak setuju.
Kaivan hanya mengendikkan bahunya acuh sembari memasukkan sesendok es krimnya.
Sementara Gira hanya menggelengkan kepalanya. Tidak tahu saja Jiana, kakak tirinya ini sedang ketar-ketir. Dia mengajak Jiana untuk membantunya dekat dengan Kaivan, tapi anak kecil itu malah mengejek sahabatnya.
"Permisi"
Ditengah itu, seseorang tiba-tiba mendatangi meja mereka. Gira mengalihkan pandangannya, yang tepat setelahnya nafas gadis itu tercekat. Pupilnya melebar menatap seseorang yang sudah 5 tahun tidak ia temui semenjak pengakuan itu.
"Giselle, 'kan?" Tanya Gira refleks bangkit memastikan.
Seseorang itu tersenyum, mengangguk membenarkan. "Hai, Gira. Sedang bertemu kamu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cek Apartemen Sebelah [END]
RomanceSetelah lima tahun, Gira kembali dipertemukan dengan mantannya, Sadewa, yang tiba-tiba muncul menjadi tetangga sebelah apartemennya. Tak hanya itu saja, Dewa juga bertransformasi menjadi bos baru di tempatnya bekerja. Hubungan yang dulunya seerat na...