Jakarta, 6 tahun yang lalu...
Pemakaman terasa sunyi senyap begitu para pelayat meninggalkannya, menyisakan tiga orang pria berbeda generasi berada di sebuah pusara yang baru saja dimakamkan itu. Satu diantara ketiganya tiba-tiba saja bangkit, menarik atensi kedua pria lainnya dari pikiran masing-masing.
"Hoyong pergi kamana anjeun, Sadewa?" Tanya pria paruh baya itu kepada pria muda bernama Sadewa yang bangkit tadi.
(Mau pergi kemana kamu, Sadewa?)
"Abdi puguh lila di dieu, panas, Pih!" Jawabnya sembari berjalan acuh. Tidak ada rasa sedih yang terlihat diwajahnya, sekalipun sang ibu yang baru saja meninggalkannya.
(Aku males lama-lama di sini, panas, Pih!)
Yudhistira menggeleng, tidak heran dengan putranya yang satu itu. Sudah banyak hal yang Dewa lalu tanpa kehadiran seorang ibu, setidaknya setelah ia dan mantan istrinya bercerai saat umur kedua putra kembar mereka berusia 7 tahun. Umur yang sangat belum bisa mengerti apa-apa.
Pria setengah baya itu kembali mengalihkan pandangan kepada satu lagi putranya yang terlihat terpukul setelah kepergian sang ibu.
"Ada yang mau Apih bicarakan dengan kamu, Nakula." Katanya setelah melihat Dewa sudah berjalan menjauh.
Nakula seketika mendongak menatap sang ayah. "Ada apa, Pih?"
"Ayo kita pulang dulu, tidak baik membahasnya disini. Ini tentang masalah Amih dan juga perusahaan."
°°°
"Apa maksud, Apih?! Saya harus nikahi Tiara?" Tanya Nakula tidak percaya. Apa hubungannya perusahaan dengan menikahi Tiara, sahabat kecilnya dan juga Dewa.
Yudhistira menghela nafasnya yang terdengar frustasi, kembali menyuruh putranya itu untuk duduk.
"Apih juga sebenarnya tidak mau melakukan ini. Tapi, Apih sudah tidak memiliki pilihan lagi. Perusahaan kita lagi krisis, kalau tidak dibantu oleh papanya Tiara, mungkin aja kita langsung bangkrut."
"Lalu, kenapa harus saya? Bukannya Dewa yang lebih dekat dengan Tiara selama ini? Mungkin tidak akan menjadi masalah jika begitu." Saran Nakula. Sebenarnya dia juga tidak ingin menambah masalah dengan kembaran tak seirasnya itu. Dia tau Dewa menyukai Tiara sejak mereka kecil. Tidak tau apakah sekarang masih, tapi Nakula sedang malas menambah keributan ditengah kesemerawutan keluarga mereka setelah Amih mereka melakukan bunuh diri.
Yudhistira menghela nafasnya yang sangat berat dan terdengar sangat frustasi. Ia pun kembali melanjutkan pembicaraan, "Itu masalahnya! Amih yang minta kepemimpinan perusahaan itu jatuh ke tangan kamu. Apih tidak bisa berkata apa-apa, karena Amih kamu mengancam untuk mengembalikan semua dana yang sudah keluarganya berikan untuk membangun perusahaan yang Apih rintis itu," Ujarnya. "Dan lagi, sebenarnya Apih dan Amih tidak benar-benar bercerai selama ini. Kami memalsukan segala cerita yang kalian tau selama ini, agar perusahaan itu berpindah tangan atas nama Apih. Karena kedua Om kalian, Indra dan Andra, mencoba mengambil alih karena mereka tahu kakek sudah membangunkan perusahaan ini tanpa persetujuan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cek Apartemen Sebelah [END]
RomanceSetelah lima tahun, Gira kembali dipertemukan dengan mantannya, Sadewa, yang tiba-tiba muncul menjadi tetangga sebelah apartemennya. Tak hanya itu saja, Dewa juga bertransformasi menjadi bos baru di tempatnya bekerja. Hubungan yang dulunya seerat na...