14. Tetap Acuh atau Pergi?

7.9K 720 40
                                    

Aku terlalu acuh sampai lupa apa yang pernah kau torehkan hingga membuat lukaku.

Apa aku saja yang pergi kali ini, ya? Biar kita bermain-main pergi dan meninggalkan seperti dulu lagi.

°°°

"Jadi, lo tadi makan siang sama Dewa?" Tanya Atika terkejut bahkan hingga suaranya memenuhi kamarnya yang luas.

Saat ini Gira memang sedang berada di kediaman orang tua Atika. Karena besok adalah hari ulang tahun Yena-mami Atika. Tentunya dirinya diajak, karena sudah dianggap seperti putri dari keluarga sahabatnya itu.

"Gak usah heboh gitu dong, ka! Kek salah aja gitu gue makan siang sama Dewa?" Tanya Gira sembari menutup kedua kupingnya karena suara Atika memang sekuat itu.

Mendengarnya Atika melotot tidak percaya, "Lo makan siang sama Dewa emang udah salah besar, Ra! Nggak ada orang di dunia ini yang mau makan siang bareng mantan!"

Gira menggaruk ujung hidungnya, menatap Atika bingung, "Ya emang napa sih? Salah banget emang? Kan cuma makan siang doang!"

Atika menghela nafasnya frustasi mendengar penuturan polos menyerempet oon dari sahabatnya itu.

"Dari awal emang udah salah, Ra! Lo bersikap seakan Dewa itu bukan siapa-siapa, padahal dia itu mantan yang pernah sakiti lo! Keknya baru seminggu lalu lo frustasi banget karena dia, sekarang udah balik biasa aja. Gue heran banget sama lo, sumpah!"

Gira refleks menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal, "Ya... gimana, ya? Gue ditraktir sebagai ganti dia tidur di apart gue kemarin sih. Nggak mungkin kan gue nolak?"

Atika melongo dengan mata yang melebar, "JADI KEMARIN LO TIDUR SAMA DIA?!"

Gira pun tak kalah paniknya karena tuduhan itu, "Eh enak aja! Gue gak penganut ex with benefit! Ya kali, gue masih suci dan rapat!"

"Terus, kok bisa Dewa tidur di apart lo kemarin?"

Sembari memakai tonernya, Gira menjelaskan, "Ac kamarnya rusak, ya karena dia kepanasan dia mohon-mohon tidur di apart gue. Sebagai gantinya dia bakalan traktir gue makan siang sama gak suruh-suruh gue satu harian deh."

Setelahnya Gira menjatuhkan badannya di atas kasur queen size milik sahabatnya itu. Membiarkan dirinya perlahan tertidur. Namun sepertinya sahabatnya itu masih belum paham dan malah bertanya lagi. Membuatnya tidak jadi memasukki alam mimpi.

"Ra, sebenarnya lo nganggep Dewa itu apa sih?" Tanya Atika dengan tatapan penuh menyelidik.

Gira menumpukan kepalanya dengan satu tangannya sembari berpikir, "Apa ya? Gue juga gak tahu sih? Mantan, tetangga, atasan, atau mungkin abang gue?"

Atika mendatarkan pandangannya karena itu, "Lo itu-arghh gue gak paham sama jalan pikiran lo, Ra! Nggak ada abang adek yang pernah saling jatuh cinta, ege!"

"Ya terus apa dong? Alumni hati?"

"Ra, coba lo pikir-pikir dulu deh! Lo udah lupa sama masalah itu?!" Tanya Atika pada akhirnya menyerah sudah untuk tidak mengungkit-ungkitnya.

Kali ini Gira yang mendatarkan wajahnya. Dia tidak mungkin lupa dengan apa yang pernah Dewa perbuat hingga menjadikan pria itu menjadi pria paling brengsek yang pernah ia kenal.

Cek Apartemen Sebelah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang