13. Kisah Ini Sudah Usai?

8K 749 17
                                    

Aku pikir kita sedang menulis sequel dari lanjutan cerita kita dahulu.

Nyatanya, aku hanya figuran dari masalalu di kisahmu bersamanya sekarang.

°°°

Bosan setelah menginput database hasil penjualan kemarin, Gira memilih menghirup udara segar di balkon sembari menikmati secangkir kopi sasetan kesukaanya. Namun suara berisik entah datang dari mana membuat gadis itu terusik. Mencoba menajamkan pendengarannya, mencari sumber suara itu berasal. Dan betapa terkejutnya dia, melihat seseorang yang sudah dua hari belakangan ini menghilang tengah tertidur dengan mendengkur keras di lantai balkon apartemen sebelah.

"DEWA!"

Seseorang yang tak lain adalah Dewa, mantan sekaligus tetangganya itu lantas langsung terbangun akan teriakan itu. Menatap linglung khas orang baru bangun tidur.

"Apaan sih, Ra?" Tanya Dewa sembari bangkit dan berdiri. Namun hal itu membuat Gira kembali berteriak.

"PAKE BAJU DULU, WA!" Teriak gadis itu membahana sembari berbalik dan menutup kedua matanya. Bagaimana ia tidak teriak, jika Dewa saat ini tidak mengenakan atasan sama sekali dan hanya mengenakan boxer. Memamerkan dadanya yang tidak tertutup tanpa sehelai benang pun.

"Yaelah, Ra. Gak usah heboh gitu kali, kek gak pernah lihat orang telanjang dada aja kamu!" Cibir Dewa sembari mengenakan kaosnya.

"Emang gak pernah!"

"Halah, bohong! Kamu kan suka tuh sama cowok-cowok Korea itu! Siapa namanya ya? Ha iya si minggu sama jahe itu!"

Karena merasa kesal alhasil Gira refleks berbalik, "Mingyu sama Jaehyun ya, Wa! Bukan minggu sama jahe!"

"Ya sama aja kan?"

"Enak aja, beda dong!"

Setelahnya keduanya menjadi hening. Gira menelan ludahnya gugup. Lupa jika mereka sedang dalam keadaan canggung karena kejadian di lapangan basket dua hari lalu.

"N-ngapain kamu tidur di balkon, Wa? Kek gak punya kamar aja." Tanya Gira mencoba mengalihkan suasana agar Dewa tidak mengingat hal itu. Bukannya alih-alih menanyainya kabar karena sudah menghilang selama 2 hari tanpa memberi tahu.

"AC kamar sama pendingin ruang tamu rusak. Makanya aku terpaksa tidur di sini karena kepanasan." Jawab Dewa malah dengan santai seakan lupa. Atau mungkin pria itu pura-pura lupa setelah membuat hati Gira gonjang-ganjing karena perkataanya.

"De el lah ya. Derita lo!" Cibir Gira dengan senyum mengejek. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak gugup.

Ayolah, Ra! Dewa aja b aja tuh! Lo harus bisa dong rileks biar gak ketahuan gugupnya!

"Yuu malah ngejekin maneh! Ditolongin kitu, ditawarin tidur di ruang tamu atau di kamar kamu juga boleh..."

Mendengarnya Gira mendengus sembari bersidekap menatap Dewa galak, "Itu mah akal bulus kamu aja, Wa! Dasar cabul!"

"Yaudah di ruang tamu aja deh, Ra... satu malam ini aja, please... Panas banget, Ra..." Pinta Dewa sembari membuat puppy eyes yang bukannya membuat Gira luluh malah ingin muntah jadinya.

"Nggak, males! Nanti kamu nyelinap ke kamar ku! Aku gak mau masukin buaya ke area ku! No way!"

"Nggak kasihan apa sama aku?"

Gira spontan langsung menggeleng cepat, "Nggak, emang kamu siapa?"

"Tetangga apartemen sebelah kamu yang paling kasep paripurna!" Ujar Dewa sangat percaya diri menyibakkan rambutnya. Namun perkataanya malah membuat Gira bernafas lega.

Cek Apartemen Sebelah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang