28. Menuruti Bukan Berarti Pergi

6.7K 648 34
                                    

Kamu menuruti permintaan ku untuk pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu menuruti permintaan ku untuk pergi. Namun tidak dengan pergi selama-lamanya sampai tidak bisa ku jangkau lagi!

°°°

"Jadi, Gerald pindah ke Bali sekarang?" Tanya Gira sembari Atika bermain mahyong di komputernya untuk membunuh rasa bosan.

Saat ini Gira sedang berada di kosan Atika, menemani sahabatnya itu curhat tentang pujaan hatinya yang sekarang sudah menjadi suami orang.

Atika mengangguk sembari berbalik dengan kursi putarnya, "Iya, soalnya dia punya resort peninggalan mendiang kakaknya di sana."

"Terus, setelah ini lo mau ngapain? Jangan bilang lo ada rencana mau jadi pelakor, ya, Ka!" Ujar Gira polos. Namun malah sukses mendapatkan tempelengan di kepalanya dari sahabatnya itu.

"YA KALI LAH, RA! GUE NGGAK SE-SINETRON ITU, EGE!" Kata Atika menepuk jidatnya. Tak habis pikir dengan pikiran dramatis seorang Sagira Navisha.

"Yaudah sih nggak usah ngegas gitu, sakit tau ih, Ka!" Ucap Gira mengaduh memegang kepalanya dengan bibir mengerucut. "Lagian, gue tadi nanya serius, tahu! Setelah ini lo bakalan ngapain? Apa jangan-jangan lo... bakalan terima Kak Hema?"

Pertanyaan Gira sontak membuat Atika mengacak rambutnya, "Au dah, Ra! Pusing gue sekarang! Lagian gue tuh sama Hema cuma temenan dari dulu tuh!"

"Teman tapi udah diajak kenalan sama emak bapaknya tuh gimana, dah?"

"Y-ya kek gue sama lo! Gue kenalin lo ke bonyok gue, lo juga sebaliknya gitu kan? Ya gue sama Hema juga gitu! K-kan nggak ada salahnya dikenalin sama emak bapaknya!"

Gira menggeleng, tidak heran. Atika itu memang tidak pernah peka terhadap sekitarnya. Mungkin karena terlalu lama menyukai seseorang yang tidak menyukainya balik. Padahal ada orang yang sudah terang-terangan menyukainya.

"Lo tuh nggak peka, Ka! Lama-lama Kak Hema bosan terus cari yang lain tau rasa lo!"

Atika langsung kembali menghadap komputernya, berpura-pura tidak perduli, "Y-ya bodo amat sama Hema! Emang gue pikirin?!"

Gira mencibir pelan akan perkataan Atika. Setelahnya memilih menuju dapur dan mengambil spagetti yang berada di lemari kabinet. Entah kenapa dia jadi sangat lapar setiap saat.

"Jangan disemuain! Gue cuma makan itu sampai besok!" Peringat Atika walaupun masih menatap layar komputernya.

"Yaelah lu mah anak holang kaya juga! Masa beli spagetti nggak mampu!" Cibir Gira memasukkan spagetti mentah itu ke dalam air rebusan yang sudah mendidih.

"Kan bonyok gue yang kaya, bukan gue! Lo habisin, gue habisin juga lo!"

"Etdah, beli lagi lah! Punya gaji tuh dipakai!"

Cek Apartemen Sebelah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang