BAB 33

300 36 0
                                    

'Pssst!' Julien siku lengan Lilian.

"Ehem hey Alle dengarnya pengetua berikan cuti untuk merawat yang cedera. "

"Hmm jadi? "

"Emm jadi emm...apa kata kita jalan-jalan di kota? Ada banyak makanan sedap " Lilian senyum akward.

"Tak boleh. Ayah aku suruh aku balik." Itu hanya alasan saja. Dia ingin ke satu tempat yang boleh tenangkan fikirannya sendiri.

"Ouh baik. " Lilian tunduk. Hilang idea untuk mengubah suasana yang agak tegang ini.

"Lusa datang ke mansion. Aku akan buatkan korang beberapa manisan baru. " Senyum diukir.

"Manisan baru? " Soal Lilian teruja. Matanya bersinar. Damien senyum nipis.

"Hey jenis apa pula kali ni? " Julien duduk di sebelah Lilian.

"Kali ni....ra...ha...sia. " Alle senyum. Hujung jarinya menyentuh hidung. Senang dapat mempermainkan lelaki satu ni.

Tok! Tok! Tok!

"Maaf apa aku terlambat?" Lelaki berambut silver tersenyum. Wajahnya sedikit pucat. Wajah Alle sedikit kendur sebelum kembali tersenyum manis.

"Tidak sama sekali ketua. Sila duduk."

Michael duduk menghadap Alle. Keduanya saling bertatapan.

"Bagaimana luka mu ketua? Aku dengar kau terluka serius saat serangan. Membuatku sangat khawatir. " Senyumannya semakin manis.

"Semuanya okey. Terima kasih atas perhatian kau Alle." Seakan aura menakutkan keluar dari keduanya. Damien pandang aura Alle dan Michael yang saling bertembung. Adakah mereka lupa dia boleh melihat aura. Jelas keduanya saling bermusuhan tanpa dia ketahui alasannya.

"Ehem!! " Dehem Damien secabgkir teh diletakkan di hadapan Michael dan manisan ditolak di hadapan Alle. Wajah keduanya jelas manis tanpa permusuhan tapi aura mereka sebaliknya. Membuatnya semakin ingin tahu.

"Jadi ketua apakah anda ada masa lusa? "

Michael yang menghirup tehnya angkat sebelah kening dengan arti 'kenapa? '

"Alle mengundang kita ke rumahnya. Ada manisan baru untuk dicuba. "

Pfffff!!

Teh yang tersembur disekat dengan tisu. Lilian kau menempah kubur untuk aku. >_<

"Alle!? " Lilian pandang Alle risau. Gadis ini hanya mampu tersenyum.

"Tidak teh ni terlalu panas. Jadi haha apakah kau akan datang ketua? "Perkataan datang sengaja ditekankan dengan arti 'kau tak perlu datang'.

Michael senyum tenang. "Tentu saja aku akan datang. Kau mengundangku secara langsung. Aku berbesar hati untuk datang. " Keduanya saling berbalas senyum dalam arti lain. Damine urut lehernya serabut.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My New Life As VilliarWhere stories live. Discover now