BAB 36

383 42 2
                                    

  "HAAH~"

  'Raja iblis seharusnya belum bangkit dari tidurnya di bahagian tersembunyi benua iblis. Jika aku ingin memastikannya aku harus pergi ke sana untuk memastikannya sendiri. Jika keberadaan jiwaku betkaitan dengannya apakah aku bisa kembali? Aku ingin mehancurkan kedua bajingan yang hancurkan hidup aku. '

  "Alle kami datang!"

  "Alle. "

  "Kalian terlambat. Tehnya dingin sekarang. Luis gantikan yang baru. "

  Luis capai teko dan kembali membancuhkannya.

  "Maaf ada sedikit masalah di istana. Tsk berhenti mengekori aku! "

  Aku pandang pada pengawal yang dimarahi Reid.

  Prang!

  Mereka pandang Allianista yang berwajah pucat.

  "Alle ada apa? " Lilian sentuh tangan Allianista risau.

  "Takami? Amelda?"

  "Yang Mulia tahu kami? " Takami pandang gadis cantik di depannya. Ini adalah gadis tercantik yang pernah dia lihat.

  "Ah Reid ada menyebut kalian. Jadi kalian adalah pengawal baru Reid. Tolong jaga dia." Senyum paling manis diukir. Michael pandang jari yang digengam kuat. Dia merasakan kebencian yang kuat.

  "Tentu Yang Mulia. "

  "Baik beberapa hari lagi perayaan untuk kelahiran anak buah kau bukan? Apakah akan ada bayi comel lain lagi? "

  "Itu untuk anak kakak aku kenapa perlu ada yang lain. Hmm sedap seperti selalu. Selepas menikah kau saja yang memasak untuk aku. "

  "Tidak. " Alle pandang datar Reid. "Juga siapa yang akan menikahi puteta sombong seperti kau. Hmm? Lebih baik menikahi Damien atau Mike kan Julien? "

  "Emm. "

  Mereka ketawa melihat wajah cemberut Reid. Tidak banyak yang dibualkan mereka.

  "Nee...aku dengar kau diserang beberapa hari lalu apa yang terjadi? "

  Alle diam mendengar pertanyaa Julien. Matanya melirik kedua orang di belakang sekilas.

  'Apakah mereka juga dibawa iblis tua tu? Sepertinya bukan hanya jiwa tapi tubuh mereka. Jika betul...aku ingin hancurkan mereka berdua lebih buruk dari apa pun. '

  "Alle!!? "

  Allianista pandang gelas yang retak. Ahh dia hilang kendali pada emosinya.

  "Ah Luis gantikan. Soal serangan tu aku sendiri kurang pasti. Itu sejinis sihir gelap berupa sihir mental. Saat aku sedar aku dah terluka. Jangan risau hanya sedikit goresan. "

  "Mengapa menarget mu? "

  "Tidak pasti. Mungkin kerana...aku terlalu comel. " Senyum lebar diukir. Sebelum kepalanya dipukul baik lari dulu.

  "Kitorang serius kau boleh jangan lari datang sini kau! Allianista La Dimark!! ".

  Mereka berlarian di rumah kaca. Cukup ada mereka. Dia tidak perlu kembali lagi ke dunia sebenar. Alle sebunyi di balik pokok.

  "Dark. "

  "Di sini. "

  "Perhatikan kedua pengawal tu sebaiknya. Berikan aku semua gerakan keduanya apa pun itu. Seremeh apa pun. "

  "Kenapa? Aku merasakan kebencian yang tebal pada mereka. "

  Allianista pandang keduanya tajam. Ya dia bencikan mereka dia ingin mehancurkan mereka.

  Dark pandang raut wajah kebencian dan kegelapan di balik wajah cantik dan ceria ni. Berbeza dengan kegilaan di medan perang ini adalah kebencian abadi.

  "Baik aku akan lakukan. Kau adalah master di sini hanya...jangan terlalu terpengaruh. Aku merasakan sihir gelap pada kau. Meski itu tipis. "

  "Emm. Bila aku sedia aku akan bagi tahu alasanya. "

  "Alle mana kau? Keluar sebelum aku ketuk kepala kai dengan bola api ni!! "

 


Sorry baru up hahahha pleas jangan marah.

My New Life As VilliarWhere stories live. Discover now