Putra dan Icha kini telah tiba di taman dekat dari rumah Revan, di sana juga terdapat Revan dan Rose. Revan yang terlihat santai dengan ice rasa mint choco nya, ia berulang kali menawari Rose namun gadis tersebut selalu menolak ia merasa tidak enak makan seorang diri sedangkan ada Rose di sampingnya yang terlihat sangat tegang.
" Lo bener bener gak ada rasa sama gue?"tanya Icha serius pada pria yang berada di hadapannya yaitu Putra. Ia tidak banyak berharap tapi setidaknya ia berdoa kepada tuhan agar ia mendapat walau hanya secuil perasaan sayang sebagai seorang wanita dari Putra.
"Gue bener bener cuman ngenggep loh adik doang, dan gue gak ada rasa sampai sejauh itu, gue gak cinta sama lo cha." tegas Putra, ia benar benar tidak ingin memberi harpan palsu pada Icha.
Pernyataan putra tersebut tentu membuat segala terasa lebih jelas bagi Icha sekaligus membuat hatinya kembali terasa sakit, ia tahu ia sadar bahkan sudah sejak lama bahwa Putra tidak pernah mencintainya sebagai seorang wanita tapi ia tidak tahu jika mendengarnya langsung akan terasa semenyakitkan ini dari hanya menduga duga.
Icha menghembuskan nafas kasar " Okayy kalo gitu, tapi....." Icha mengigit bibirnya ia cukup ragu untuk melanjutkan ucapannya.
"Kita masih bisa temenankan, setelah gue pikir pikir kita temenan itu terjadi secara tiba tiba, walau gue beberapa kali ada niatan buat pdktan sama sekali sama lo," Icha menatap Revan di yang ada di belakang Putra entahlah ia hanya ingin mue cuman kasi sugesti ke diri gue sendiri kalo gue bisa dapetin lo padahal nyatanya gue bener bener udah nyerah," lanjunya ia mencoba begitu keras untuk tetap tersenyum walau nyatanya hatinya sekarang benar benar remuk perasaannya kacau balau.
"Iya kita masih bisa banget buat sahabatan, gue janji gak bakal buat lo sedih lagi, gue bakal jagain lo okeyy," Ungkap Putra lalu mendekat dan memeluk Icha hangat agar gadis tersebut tidak menangis, ia merasa hanya perlu untuk menenangkan gadis tersebut ia merasa bersalah tapi juga lega setidaknya ia berharap kedepannya Icha tidak akan merasa kehilangan untuk kesekian kalinya, ia sungguh berdoa kepada tuhan.
"okay, gue bukan cewe lemah yang nangisisn cowo orang,"Ucap Icha ia menyemangati dirinya lalu melepas pelukan Putra lalu menghembuskan nafas kasar kemudian menatap Rose yang terlhat tidak setegang tadi
"Buat kalian selamat yahh, moga lenggenng,"Icha memberi ucapan selamat tulus dari hatinya,dia sudah benar benar ikhlas toh putra memang tidak pernah menjadi miliknya ia tidak boleh menjadi penghalang dari hubungan orang lain, Icha merasa sangat bersalah ia merasa dirinya adalah sosok antagonis ia harusnya juga mengerti perasaan Rose, sekarang Putra adalah milik dari seorang Roselia pask dan tidak ada yang bisa mengubah itu termasuk Icha mereka adalah jodoh dan akan selalu seperti itu.
" Nama lo siapa gue rada lupa?" Tanya Icha kepada Rose dengan senyum manisnya sebenarnya ia ingat hanya saja ia perlu membuka topik pembicaraan.
"Roselia Park, panggil aja Rose,"Jawab Rose sumringah perasaan khawatir dan takut yang sedari tadi ia rasakan mendadak hilang entah terhipnotis apa ini baru pertaman kalinya ia berbincang dengan Icha tapi ia langsung merasa nyaman.
"Hmm gue pengen akrab sama lo, kayaknya lo seru deh,"Ungkap Icha yang membuat Rose tersentuh.
"Sama gue juga,lo suka apaan biasanya kalo selera kita sama bisa jadi akrab," Ungkap Rose semangat kini ia tidak merasa canggung dan merasa Icha adalah teman yang akan cocok dengannya ia mulai tahu mengapa Putra tidak ingin kehilanga sosok Icha, Icha punya hal yang special yang tidak di punyai oleh orang lain pesona dan karismanya sangat luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEKROS
Teen FictionTentang belajar mengikhlaskan, tentang mencintai seseorang, dan tentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tentang tiga remaja SMA dan kehidupan mereka yang menggembirakan. cerita ini murni dari hasil pemikiran ku sendiri