"Icha makan dulu," pinta Laras di depan pintu kamar Icha yang terkunci anak gadisnya tersebut tidak mau makan dan terus menerus mengurung diri di dalam kamar dan sejak kemarin anaknya tersebut masih menolak untuk makan atau sekedar keluar dari kamar
"Ichaa buka pintunya dong jangan di kunci," Laras sedikit meninggikan suaranya.
"Cklekk," Pintu terbuka memperlihatkan wajah sendu Icha, Laras tersenyum hangat menelusuri setiap titik di wajah sang anak.
"Ibuu," Lirih Icha.
" Kamu mau kemana?" Tanya ibu icha bingung melihat anaknya sudah rapih dengan celana jeans dan jaket denim oversize nya.
" Ortu Revan udah bisa dihungi bu?" Icha malah balas bertanya.
"Belum nomor mereka masih gak bisa dihubungi," Jawab Laras. Orang tua Revan masih belum mengetahui tentang kematian anak mereka karena sejak kemarin mereka tidak bisa dihubungi katanya sih mereka sedang berda di luar negeri karena urusan pekerjaan yang sangat penting.
"Kamu mau kemana?" Laras kembali mengulang pertanyaannya.
"Mau ke kantor polisis bu," Jawab Icha dan mulai berjalan.
" Kamu bareng siapa mau di anter," Tanya Laras menyusul Icha.
"Gak usah bu , aku bareng Putra," Jawab Icha tanpa menoleh dan terus berjalan keluar dari kediamannya.
" jadi waktu subuh Revan chat saya, nyuruh saya buat gak ke rooftop tapi karena penasaran saya ke rooftop rencananya sih cuman pingin ngintip aja tapi ternyataa...," Suara Icha bergetar di akhir ucapannya padahal dia sudah berjanji untuk tetap tegar dan tak terlihat lemah, Putra lagi lagi mengusap usap punggung gadis tersebut menenangkannya.
"Boleh saya lihat chatnya," Pinta polisi yang bertugas tersebut, mereka sudah tiba di kantor polisi dan dimintai kesaksian Icha disuruh untuk menceritakan telebih dahulu bagaimana dia bisa menemukan jasad Revan.
Icha memperlihatkan isi chatnya dengan revan pagi itu polisi tersebut membaca sebentar isi pesan tersebut lalu memotretnya.
" Boleh beritahu bagaimana kepribadian Revan selama ini!," pinta Polisi tersebut dan polisi disampingnya sudah siap untuk mengetik sesuatu.
" Saya sudah kenal Revan sejak kecil, kepribadiannya waktu kecil beda banget di bandingkan sekarang dulu kepribadiannya dingin,cuek terus pendiam dia anak yang tenang, tapi waktu ibu kandungnya meninggal dan dia sempat tinggal di luar negeri selama kurang lebih setahun, saya pikir sifatnya berubah waktu dia balik ke Indo."
" Revan jadi anak yang lebih posistif, dia aktif, periang,cerewet, humoris,pokoknya berbanding terbalik dari dia yang dulu, kayaknya dia dapet keluarga dan lingkungan yang baik deh di luar negeri, kita semua suka sama kepribadiannya yang baru mirip sama mendiang ibu kandungnya," Icha menejelaskan apa yang dia tahu.
"Bagaimana dengan anda," ujar Polisi tersebut beralih menatap Putra.Giliran Putra yang dimintai keterangan.
"Saya baru kenal dengan Revan beberapa bulan ini, dia baik aura posistifnya kuat banget, dia juga seru, walau rada nakal dan gak pinter, dia temen yang baik,saya gak begitu kenal Revan sejauh Icha tapi sejuh yang saya lihat dia gak pernah punya masalah besar,"ujar Putra mejelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEKROS
Teen FictionTentang belajar mengikhlaskan, tentang mencintai seseorang, dan tentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tentang tiga remaja SMA dan kehidupan mereka yang menggembirakan. cerita ini murni dari hasil pemikiran ku sendiri