BAB 13

33 6 0
                                    


"Jadi kenapa?" tanya Icha menatap penuh tanya pada Citra yang duduk di hadapannya/

"Revan itu sakit," jawab Citra tatapan nya sendu seolah ia juga turut kehilangan sosok tersebut.

"Dia didiaknosis menderita PTSD, Alterego,OCD dan skizofrenia."

"Kenapa? kenapa Revan ngalamin itu semua," tatapan Icha seolah tak percaya, bagaimana bisa sosok Revan bisa ngalamin itu semua, selama ini ia pikir kehidupannya yang paling menyedihkan tapi ia tetao bisa menjaga kewarasannya jadi bagaiman mungkin Revan yang hidupnya biasa biasa saja bisa didiaknosis penyakit mental sebanyak itu, bahkan bukan hanya Icha yang berpikir seperti itu tapi Putra juga.

"Hmm sepertinya saya harus bercerita banyak," ucap wanita tersebut dan mulai mencerita kejadian kelam yang pernah di lalui Revan kecil.

Flashback

"Kamu hati hati yah sayang," ucap Alex kepada sang istri Jessica, setelah mengucapkan kalimat tersebut ia kemudian mengecup puncak kepala wanita cantik tersebut.

"Maaf gak bisa ikut," ucap Alex merasa bersalah pada sang istri tercinta.

"Minta maafnya sama Revan dong." Jessica mengarahkan pandangannya pada Revan yang terus menunduk di sampingnya.

Alex berjongkok untuk menyamai tingginya dengan Revan yang saat itu berusia 8 tahun, Alex menyentuh kedua bahu sang anak, Revan mendongak untuk mendengar kalimat yang akan di katakan oleh sang Ayah ,"maafin Ayah, kamu nanti jangan nyusahin Bunda yah, harus patuh sama yang Bunda bilang, jagain Bunda okee."

Revan hanya menanggapi dengan anggukan, ia terlalu malas untuk menggerakkan bibirnya. Kedua orang tuanya mengerti dan kini berjalan ke arah mobil dengan Revan yang mengekor.

"Jangan nakal yah," ucap Alex kepada Revan yang sudah duduk di bangku penumpang di sampi Jessica yang menyetir.

Alex kini beralih menatap Jessica, "sayang hati hati yah,"

"Kami berangkat dulu yah," pamit Jessica dan kemudian melajukan kendaraan beroda empat tersebut keluar dari kediamannya.

"Hari ini adalah hari ulang tahun Revan, anak tersebut katanya ingin pergi melihat pantai dengan kedua orang tuanya, namun sang Ayah tidak bisa datang karena ada pekerjaan mendesak. Revan suka pantai tapi orang tuanya selalu sibuk jadi ia hanya bisa melihatnya di tv atau kadang di ajak oleh orang tua Icha, jadi untuk ulang tahunnya kali ini ia ingin pergi ke pantai dengan orang tuanya untuk yang pertama kalinya.

Lebih dari setengah perjalan diisi oleh kesunyian, Jessica yang bingung membuka topik dan Revan yang tidak berniat untuk berbincang.

"Revan mau kado lain gak selain ke pantai?" tanya Jessica tanpa melihat ke arah Revan, ia fokus ke jalanan yang berkelok kelok dan menurun. Mereka sudah hampir sampai di bawah sana juga sudah dapat dilihat laut yang terbentang luas dan berkilau terliat sangat indah.

Revan yang fokus menikmati pemandangan laut tersebut menjawab tanpa melepas pandangannya sedetikpun ,"enggak."

"Hmm yaudah deh."

"Revan marah yah sama Ayah?" ujar Jessica kini ia mengalihkan pandangannya sejenak pada Revan.

"Enggak," jawab Revan lagi lagi dengan kalimat singkat dan masih menoleh ke arah pantai.

"Yaudah kalau gitu Bunda yang pengen minta sesuatu dari Revan," ujar Jessica, Revan kemudia berbalik iris matanya kini bertemu dengan milik sang Bunda.

"Dulu nenek pernah bilang kalau dia meninggal mau dinyanyiin," ucap Jessica, menatap kosong jalanan disana, hatinya sedikit perih.

"Suara kamu kan bagus, jadi di tanggal kematian nenek Bunda mau kamu nyanyi lagu buat nenek."

NEKROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang