"REVANNN BANGUUNN,LO JANGAN NAKUTIN GUE,"Teriak Icha dengan suara yang bergetar hebat ia menggoyang goyangkan tubuh Revan kasar.
"REVANN BERCANDAAN LO GAK LUCUU,"Bentak Icha namun Revan sama sekali tidak menggubrisnya.
"Ada apa Cha?"Tanya seorang guru di depan pintu atap ia mendengar Icha yang berteriak dan menangis histeris.
" ASTAGFIRULLAH HALAZIM,"Guru tersebut shock saat melihat Revan yang mengenaskan. Guru bernametag kan Lisa tersebut dengan tangan bergetar mengambil benda pipih di sakunya dan menelpon ambulance dan juga polisi.
Setelah itu Bu Lisa berjalan mendekat ke arah Revan dan sesekali melihat Icha yang sudah histeris larut dalam tangisnya.
Guru tersebut mengecek nafas Revan dan nadi remaja tersebut kemudian membeku beberapa detik kemudiann, membuat Icha semakin gusar dan di selimuti kepanikan.
"innalilhai wainnalillahi rojiun," Ucap Bu Lisa membuat Icha mengeraskan tangisnya mendekat untuk sekedar memukul lemah bahu bidang Revan yang sudah tidak merespon bahkan untuk hanya pergerakan kecil.
"ENGGAK REVANN!!!,.
" ITU GAK BENER REVAN GAK BAKAL NINGGALIN GUE."
" REVANN BANGUNN BANGUN REVANN." Icha mengguncang tubuh Revan mencoba menyadarkan pira tersebut walau nyatanya itu hanyalah sia sia.
"UDAH ICHA TENANG, TENANG," guru tersebut mendekap Icha dan menariknya sedikit atau lebih tepatnya menyeretnya untuk menjauh dari jasad Revan.
"Ibu juga kaget dan bingung sekarang, kamu tenang aja dulu," Guru tersebut menenangkan Icha mengusap punggung yang tak pernah berhenti bergetar itu.
"Astaghafirullah halazim," ungkap bapak satpam spontan membekap mulutnya kaget, ia yang baru saja tiba dan langsung melihat pemandangan tersebut membeku sejenak dengan mata melotot kaget, kemudian pria paruh baya tersebut merotasikan atensinya kepada Icha dan Bu Lisa yang tampak sangat tertekan, kemudian ia berjalan mendekat memastikan Revan di sudut sana apa masih dalam keadaan hidup atau tidak.
Hanya selang beberapa detik rombongan tim medis dan polisi juga beberapa siswa siswi mulai muncul dari pintu menuju atap.
Para murid sudah di tahan oleh para polisi namun beberapa murid masih mendesak untuk masuk hingga mereka membeku saat melihat tubuh Revan yang duduk mengenaskan di sana, kaget tentu saja bahkan untuk memikirkan hal hal mengerikan itu mereka tak sanggup, yang pertama di pikiran mereka cowok tersebut hanya tertidur ata bercanda namun pikiran itu mulai berubah saat melihat darah kental di lantai balkon yang membuat sebagian murid lainnya menutup mata.
" Ada apaan nih?"Tanya Putra bingung sembari menerobos kerumunan yang cukup padat.
"Icha," Gumamnya dan langsung berlari menerobos bapak polisi dan beberapa guru yang menghalanginya saat melihat Icha yang menangis dengan Ibu Lisa yang mendekapnya, namun langkahnya berhenti saat melihat Revan dan beberapa polisi di dekatnya darahnya berdesir, jantungnya mulai berdetak cepat apalagi saat melihat luka sobekan di pergelangan tangan Revan juga darah di lantai yang menggenang.
"Putra,"Lirih Icha yang menyadari kehadiran Putra, Putra sontak berbalik menatap Icha tak percaya ia gemetar bukan main air matanya sudah menggenang di retina.
"ICHAA," Putra langsung melanjutkan langkahnya menghampiri Icha.
"Ini ada apa Cha, itu Revan kenapa?"Putra langsung menanyakan kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEKROS
Teen FictionTentang belajar mengikhlaskan, tentang mencintai seseorang, dan tentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tentang tiga remaja SMA dan kehidupan mereka yang menggembirakan. cerita ini murni dari hasil pemikiran ku sendiri