Bosan, satu perasaan yang tengah seulgi rasakan saat ini. Jelas lah, hampir sejam ia menunggu taehyung kembali ke mobil. Ia tak kunjung datang, padahal ia bilang hanya sekedar menaruh bunga habis tuh balik, tetapi mana? Seulgi muak bukan main, ia mendecak ketus beberapa kali sembari melihat area pemakaman, ia sebal, ia paling benci menunggu.
"Tuh anak ngapain sih??" Sungut seulgi sambil menghentak kaki.
Baiklah, ia tak mau muntah gara-gara terlalu lama menunggu. Pun langit sudah terlihat agak mendung dan hari mulai gelap, seulgi memutuskan keluar mobil menyusul taehyung ke sana.
Baru sampai gapura pemakaman, rupanya taehyung sendiri sedang berjalan pulang, seulgi membuang napas kasar, tapi syukurlah, toh ia tak perlu ribet-ribet masuk ke dalam menyusul taehyung melewati tanah basah.
Taehyung mulai dekat, seulgi bertolapinggang sambil mencetus, "lama banget sih lo?? Bilang nya cuma-" terputus, sebab pandangan taehyung menurun dan berjalan melewatinya begitu saja.
Seulgi menoleh ke belakang, mulai bingung, anak itu kenapa? Pikirnya.
Seulgi sigap menghampiri taehyung yang sudah masuk ke dalam mobil. Seulgi membuka pintu mobil dan masuk, ia menatap taehyung penuh tanda tanya.
"A-ada apa?" Tegurnya pelan. Pandangan pria tersebut masih saja datar lurus ke depan serta hening.
"Taehyungie?" Tegur seulgi sekali lagi, entalah, ia lumayan ngeri mendapati sikap taehyung begini. Benaknya sempat terlintas, apa dia kemasukan arwah sebab terlalu lama di makam?
"Seulgi-ya.." panggil tae, seulgi menyahut, "nee?"
Taehyung menatap seulgi, "ternyata anak itu lebih sering datang menjenguk appa."
"Siapa?"
"Si bocil."
Seulgi mengangguk, "oooh.."
Taehyung kembali memandang lurus, hal yang tak ia lupakan selama di makam appa tadi ialah, banyak sekali surat-surat kecil dari jungkook, ia buka satu persatu, dan surat yang paling menusuk hatinya adalah, appa, bisakah kau bangun? Ceritakan semua padaku, siapa kim taehyung dan kemana noonaku? Kebohongan telah membuatku benci anak laki-laki itu.
Surat setelahnya juga tertulis, appa, kau tidak mungkin membohongiku juga, kan? Aku sangat menyayangimu, jadi kumohon, jangan buat aku membencimu, aku takut itu terjadi.
Alhasil taehyung nampak melamun. Tak ragu-ragu seulgi lekas menegur, "yha, gwenchana?"
"Kebohongan." Ucap taehyung, nyaris menakuti seulgi.
Taehyung kembali menatap seulgi, seulgi dapat melihat jelas mata taehyung mulai memerah.
"Gue khawatir, khawatir kalau jungkook benar.." katanya, intonasi suaranya pun menurun.
"Jjungkook benar..? Ssoal apa..?"
"Lo sama sekali gak tau? Soal noona yang sering jungkook ungkapkan.."
Seulgi menggeleng kikuk, lagi-lagi ia menciptakan kebohongan.
Taehyung melempar pandangan ke sebelah kiri, menatap kawasan makam. "Jungkook gak sekali dua kali mengungkapkan itu, eomma sering bilang hal yang gak masuka akal tentang jungkook. Eomma bilang katanya jungkook hanya terabsosi ingin punya noona.. tapi hati gue sulit percaya, dan justru lebih percaya si bocil arogan itu.." Dia menatap seulgi lagi, "gue benci diri gue sendiri, ketika gue menyadarinya, seulgi-ssi.."
"Menyadari kalau sebenarnya gue percaya anak itu." Lanjutnya.
Seulgi shock dalam diam, sementara tatapan tae seolah membutuhkan jawaban, matanya nampak becek. Seulgi memeluk taehyung, erat-erat. Taehyung memejamkan mata, air matanya lolos keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painting Of 6 Women
Teen Fiction[LENGKAP] Pertemuan di luar kesengajaan, semua nyaris seperti takdir. berawal dari ketiga gadis panti asuhan, mereka bernama sinb, yerin, dan yuju. Meski bertiga bukan berarti mereka selalu dalam kebahagiaan, mereka kerap dapat bullyan dari murid-m...