"Mainly.."

89 14 1
                                    

Seorang gadis manis bersetelan hoodie dengan bawahan rcelana pendek berjalan ke arah dapur sambil bersorak memanggil, "Taehyungie.." pandangannya kesana kemari mencari pria tersebut. "Kim taehyung..!" Panggilnya lagi lebih keras, tetap hening. Baiklah, seulgi lekas tak peduli.

Sesampainya di dapur, ia membuka kulkas.

"WAAH..." takjub nya melihat sebungkus tray karton berisikan banyaknya buah strowberry.

Tangannya mengusap-usap tubuh strowberry yang masih segar di dalam. Ia kembali bersorak, "Yha, taehyung-ssi!"

Menyebalkan, tidak dapat respons lagi.

Seulgi meraih satu buah strowberry, wajahnya nampak riang memandangi buah ditangannya, bagaimana tidak, strowberry itu terlihat gemuk, segar serta merah mengkilap. Siapa yang tidak tergiur?

Ia memakan buah tersebut. Sembari mengunyah, ia mencoba memanggil lagi, "Yha, Kim taehyung!"

"Seulgi," suara wanita memanggilnya dari belakang.

Seulgi cepat membalikan badan, ia hampir kaget. Rupanya eommonim, berpakaian rapi seakan siap berangkat kerja.

"Eo..eommonim," lontar seulgi sedikit canggung, bahkan nyaris tak sadar mulutnya masih penuh kunyahan buah.

"Selamat pagi," ucapnya membungkuk sekejap.

"Pagi." Sahut eomma, datar.

Gerakan mata seulgi terlihat kikuk, perasaan tak normal telah muncul. Ia pula lantas menelan semua isi mulutnya tanpa lanjut mengunyah, pun tak lupa ia tutup pintu kulkas menggunakan sebelah kaki.

Bencana, satu kata yang seulgi duga.

Seulgi tersenyum kikuk.

"Aku rasa kita perlu bicara," kata eomma. sungguh, seulgi langsung merinding. Seperti aliran listrik menyengat sekujur tubuhnya.

Ia khawatir jika apa yang ia takutkan selama ini terjadi.

Seulgi berdeham, berusaha menyingkirkan gelagat panik. "Bicara soal apa, eommonim?"

Eomma malah menatap seulgi, tentu tindakan tersebut bikin seulgi kesulitan mengontrol kegelisahannya.

"Eommonim..?" Tegur seulgi.

"Aku tidak ada maksud untuk menuduhmu,,, aku hanya ingin bicara, empat mata denganmu."

Seulgi menelan ludah berat, "Um... bbisa, eommonim.. kapan?"

"Aku akan menghubungimu setelah urusan perusahaanku selesai." Jawab eomma, wajah datar bak mengancam itu membuat seulgi ketakutan.

"Baiklah, eommonim. Aku siap kapanpun kau mau." Jawabnya, jelas berbohong.

Eomma sekedar tersenyum tipis, seulgi balas dengan senyuman lebar.

"Heyy-heyyy, ada apa nih?" Suara berat seorang pria berjalan menghampiri mereka dari belakang. Siapa lagi kalau bukan kim taehyung.

Eomma tersenyum riang menghadap taehyung, "kau dari mana, anakku?" Tangannya rela mengusap lepekan keringat pada jidat taehyung.

"Aku habis main basket, eomma lagi ngapain sama seulgi? kalian membicarakanku, ya?"

Seulgi terkekeh canggung, "geer."

"Oh iya! Waah, seulgi-ssi! Gue baru ingat," heboh taehyung mendekati kulkas lalu membukanya, "pasti lo kaget kan ada banyak strowberry di sini?" Pria berkaus hitam itu meraih sekotak tray strowberry dan memperlihatkan ke seulgi beserta eomma sekaligus.

"Kemarin sore gue diajak ke ladang pamannya seokjin. Terus gue dikasih segini, lihat, segar-segar banget, kan?"

Seulgi mengangguk tersenyum lebar, "gue udah cobain tadi, beneran segar kok!"

Painting Of 6 WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang