Chapter 18: Revenge

85 16 8
                                    

Hari ini Woozi sudah boleh pulang. Hanya ada Soonyoung di sana. Menolong pria mungil itu dan berjanji mengantarnya pulang.

"hyung, terima kasih. Sudah menjagaku selama di rumah sakit," ucap Woozi tulus. Soonyoung tersenyum, mengusak kepala pria mungil itu. "Bukan masalah," ucap Soonyoung.

Bukannya Jihoon tidak tahu. Ia tahu ada Soonyoung di rumah sakit. Setiap malam Jihoon berkunjung tapi ia melihat kehadiran Soonyoung. Gadis itu tahu, Soonyoung sedang menebus kesalahannya. Tapi Jihoon tidak ingin bertemu. Karena pria itu terlalu sering mengganggunya. Ia hanya mengirim pesan pada Woozi bahwa dirinya sibuk dan akan mengunjunginya setiap malam. Jihoon tidak berbohong. Ia tetap datang walau ada Soonyoung. Tapi ia memastikan Soonyoung sedang tertidur.

Sebaliknya, Soonyoung pun tahu Jihoon datang berkunjung setiap malam. Ia hanya berpura-pura tidur. Mendengarkan obrolan kedua manusia di seberang. Ingin rasanya mendekap Jihoon, menyalurkan rasa rindunya. Tapi ia tahu, Jihoon akan menolak, mereka di rumah sakit. Jika Jihoon berontak, mungkin akan menyakiti hati Woozi yang sedang sakit dan juga pasien lainnya.

Tapi jangan pikir Soonyoung menyerah untuk mendapatkan Jihoon. Karena ia tahu Jihoon datang setiap malam, Soonyoung menulis sesuatu dan memberikannya pada Woozi. Jika Jihoon pergi ke kamar kecil saat kunjungannya, Woozi memasukkan bunga dan surat kecil itu dalam tas tangan yang di bawa Jihoon. Woozi tak tahu bahwa di dalam surat itu ada bunga kering. Untunglah tidak mempengaruhinya karena tak terlihat oleh Woozi. 

Soonyoung tidak tahu, apakah Jihoon sudah membaca surat itu? Surat itu diberikan kemarin, tepat pada kunjungan terakhir.

🕊️🕊️🕊️

[Maaf karena tidak bisa berbicara secara langsung padamu. Aku tahu kau tidak akan mendengarkanku. Aku mohon, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Semua perlakuanku padamu, semuanya salah. Aku sadar. Terima kasih karena kaulah yang menyadarkanku. Ada satu hal yang harus aku katakan secara langsung padamu. Jika kau mau, aku akan menunggumu di café Seungkwan saja hari minggu ini. Aku akan seharian berada di sana. Aku tidak bisa memaksamu untuk memaafkanku, tapi aku hanya mengakui kesalahanku. Sekali lagi maafkan aku]

Satu tangkai bunga Hibiscus ada di surat itu. Jihoon sudah membacanya. 3 hari dari sekarang, ia akan pergi menemui Soonyoung. Tapi kesempatan selanjutnya sudah tidak akan Jihoon berikan lagi. Ia ingat terakhir kali masih membuka jalan bagi pria itu, namun Soonyoung malah mengecewakan dirinya. Tidak akan lagi. Walaupun akan dibujuk oleh semuanya, tapi Jihoon sudah bersikukuh tidak akan membuka kesempatan ketiga apapun yang terjadi.

🕊️🕊️🕊️

"Dia memang akan datang hari minggu ini," ucap Seungkwan kepada Jihoon.

"Dia bahkan sudah mengatakannya padamu? Bisa kau katakan padanya, aku tidak bisa bertemu? Aku...tidak siap bertemu dengannya,"

"Jangan khawatir eonni. Ada aku, Jeonghan eonni dan juga Chan hari minggu ini. Wonwoo eonni juga akan datang kalau dia sudah selesai," ucap Seungkwan.

"Dia berjanji untuk datang sendirian. Ingatkan? Café ini milik Wonwoo eonni. Kita bisa lakukan apa saja padanya di sini," Seungkwan meyakinkan.

"Aku takut ia meminta kesempatan terakhir padaku. Aku takut untuk memberikannya, aku tidak suka melihat orang lain kecewa karena aku," ucap Jihoon sedih.

"Berterimakasih karena café ini buka walaupun liburan panjang. Kami akan selalu ada untukmu eonni. Kita bahkan bisa membawa Minghao eonni dan juga Mingming," ucap Seungkwan lagi.

"Kau benar, mungkin aku yang terlalu takut," ucap Jihoon akhirnya.

🕊️🕊️🕊️

Wrong way to say love [soonhoon GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang