Chapter 32: Happy time

62 14 13
                                    

Kesembuhan adalah hal langka bagi lansia. Jika sudah sakit, terkadang sangat sulit untuk kembali sehat. Namun keajaiban itu menjadi bagian dari nyonya Kwon. Wanita setengah abad itu sudah pulih dari penyakitnya. Tentu Jihoon dan Soonyoung bersukacita akan hal itu.

Kini keduanya masih tertidur. Di ranjang Soonyoung. Tenang saja, keduanya sudah berkomitmen sebelum terikat dalam pernikahan.

Jihoon terbangun dan beranjak dari ranjang. Belum juga kaki Jihoon menapakkan kakinya, lengannya sudah ditarik sehingga kembali terbaring.

Lengan baju Jihoon itu panjang, menutupi semua jari-jari tangan wanita itu. Soonyoung menahan bagian ujung dari lengan Jihoon itu. Tangan Jihoon sepenuhnya berada di dalam lengan bajunya yang panjang. Perempuan itu tidak ingin memberontak, karena sedikit saja menarik lengannya, bagian leher dan pundaknya akan semakin terlihat. Jadi Jihoon menggunakan kakinya untuk menendang Soonyoung.

"Diam sebentar, Ji. Aku masih suka seperti ini," ucap soonyoung.

"Tapi aku harus memasak, Soon," ucap Jihoon. Perempuan itu mencoba menarik lengannya, mengakibatkan pundak putihnya semakin terlihat.

"Ji, kau tidur sambil mengenakan bra lagi?" Ucap Soonyoung, setengah marah karena perintahnya tidak diikuti.

"Karena aku harus tidur di tempat yang sama denganmu, maka aku harus menggunakannya," elak Jihoon.

"Tapi itu tidak sehat, sayang. Menghambat peredaran darahmu," ucap Soonyoung.

"Aku tidak menggunakannya jika tidur sendirian. Hanya karena harus tertidur denganmu, makanya aku menggunakannya," ucap Jihoon sebagai pembelaan. Karena itulah yang menjadi alasan.

"Aku tidak peduli, lepas nanti malam, atau aku yang akan melepaskannya,"

Jihoon merenggut tidak suka lalu menghela nafas lelah. "Iya, sudah. Akan kulepas," ucap Jihoon pasrah.

Soonyoung tersenyum dan mengeratkan pelukkannya pada Jihoon.

"Sudah, aku harus memasak, Soonyoung. Lepas," Pinta Jihoon.

Soonyoung melepaskan pelukkannya lalu membiarkan Jihoon berjalan ke arah dapur. Sudah tiga hari ini mereka tetap menginap di rumah ibu Soonyoung. Takutnya kesembuhan itu menjadi singkat dan nanti akan mengakibatkan yang lebih parah.

🕊️🕊️🕊️

Dengan sabar pada pagi hari ini, Jihoon memotong-motong paprika. Rambut panjangnya terurai sehingga mengganggu kegiatannya, namun ia tidak peduli dan tetap melanjutkan masakannya. Bolak balik antara kompor berisi sup dan potongan sayurannya yang lain.

Di tengah keseriusannya memotong sayuran, Jihoon merasakan sepasang tangan yang mengaturkan rambutnya.

"Kenapa tidak kau ikat dulu rambutmu tadi?" Tanya Soonyoung.

"Aku buru-buru, Soonyoung. Ibu sudah akan bangun sebentar lagi, tapi ayam di dalam sup itu baru setengah matang," ucap Jihoon.

"Tapi terima kasih," Sambungnya cepat, setelah Soonyoung selesai mengikatkan rambutnya. Gadis itu mengucapkan terimakasihnya sambil membalikkan tubuhnya dan menghadap Soonyoung. Mengecup singkat pipi lelaki itu dan kembali pada kompor untuk melihat masakkannya.

Soonyoung memang tidak diminta untuk menolong, tapi ia tidak menunggu ajakkan. Lelaki itu meraih pisau dan melanjutkan potongan sayur Jihoon.

🕊️🕊️🕊️

"Kami pulang ibu. Bagaimana kalau ibu tinggal bersamaku saja?" tawar Soonyoung.

"Ibu... masih bisa tinggal disini," ucap sang ibu.

Wrong way to say love [soonhoon GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang