Chapter 38: Not You

80 17 6
                                    

"Kebencian itu seperti tanaman putri malu. Tidak akan hilang jika tidak dibasmi dari akarnya. Sebaliknya, memberikan air sedikit saja akan membuatnya subur di tanah berbatu sekalipun. Kebencian dalam diri Soonyoung, sudah mendarah daging. Tidak terpisahkan lagi," Ucap Jamie, ibu Soonyoung.

"Awalnya aku tidak tahu tujuan ayah Soonyoung kembali mendekatiku, semua terjadi begitu saja. Sejak Soonyoung masuk asrama dulu, aku mulai berhubungan lagi dengannya. Ia membujukku, tapi aku keukeuh untuk tidak terbuai lagi," Jelasnya.

Sama seperti kisahku dan Soonyoung, ucap Jihoon tanpa suara.

"Aku tidak tahu tujuannya datang padaku, tapi ia tidak mau mendengarkanku dan terus membujuk dengan ucapan-ucapan manisnya. Setelah Soonyoung lulus dan mulai sukses, aku berpikir, Bolehkah aku kembali? Kemungkinannya menyakiti Soonyoung sudah menipis,"

Ibu masih mencintai mantan suaminya, batin Jihoon. Ia tahu itu dari mata Jamie yang masih penuh dengan cinta.

"Tapi ketika mengetahui tujuan awalnya adalah Soonyoung. Aku mengerti, ia ingin melepas rindu dengan putranya. Pikirku ia merindukan putranya, namun matanya memancarkan kekecewaan ketika pulang mengunjungi,"

"Ibu, Soonyoung tidak menyapanya sama sekali. Soonyoung langsung membanting pintu ketika melihat ayahnya yang berdiri disana," ucap Jihoon.

Tampak terkejut. Tapi ia tahu, sang putra tidak akan memaafkan kesalahan itu.

"Ya, pasti begitu. Soonyoung memang tidak ingin mengenal ayahnya lagi sejak aku rawat kembali. Ia juga memupuk kebencian yang sama. Entah bagaimana ini semua bisa berakhir dengan baik jika seperti ini,"

"Aku mengerti, walaupun tidak memiliki keluarga, tapi aku tahu," ucap Jihoon. Ia sadar, kehadirannya tidak akan membawa perdamaian apapun. Ia hanya harus menyampaikan bahwa ayahnya masih sayang padanya. Tapi aku tahu, kemungkinan besar, Soonyoung tidak akan mempercayainya.

Jamie terbangun ketika Jihoon mencoba untuk menyentuh pundaknya tadi. Niatnya ingin membelai lembut agar Jamie tetap tertidur dengan tenang, tapi rupanya membangunkan.

Jihoon mulai meminta maaf dan Jamie mulai bercerita akan semuanya. Akan semua yang ia alami, akan kebohongannya selama ini. Tidak menyangka akan membuahkan hasil berduri seperti ini.

🕊️🕊️🕊️

"Kau banyak menghabiskan emosimu, Soon," ucap Jihoon sembari menolong suaminya untuk berbaring.

"Aku tahu, maafkan aku. Maaf karena membawamu masuk ke dalam masalahku,"

Jihoon memandang sendu wajah suaminya yang nampak letih. Sebesar itukah perubahan dalam diri Soonyoung? Menyesal juga sudah merutukinya di hari pertama mereka bertemu setelah 5 tahun tak bertemu.

"Aku dan kau terikat sekarang. Masalahmu kini masalahku juga. Biarkan aku menolongmu sebisaku," ucap Jihoon lembut.

"Kau bisa mengatakannya jika kau sudah bersedia. Aku tidak akan memaksakanmu. Tapi, ingat kesehatanmu. Berbagi rasa itu akan meringankan sedikit bebanmu,"

Sebenarnya niatan awal Soonyoung sejak menikah, tentu kalian tahu. Tapi belum genap seminggu mereka menikah, sudah ada gangguan semacam ini yang membuatnya kehilangan niat.

🕊️🕊️🕊️

Pagi ini Soonyoung bangun tanpa istrinya dalam pelukkan. Apakah sudah pergi kerja lebih dulu? Tapi setelah menatap jam dinding merah di kamar mereka, baru menunjukkan pukul 7 pagi. Jam kerja Jihoon biasanya pukul setengah Sembilan. Tidak mungkin Jihoon sudah berangkat sekarang kan?

Soonyoung meraih ponselnya, tidak ada pesan apapun dari istri mungilnya itu. Soonyoung menghela nafas panjang. Dirinya diliputi rasa khawatir dan cemas.

Wrong way to say love [soonhoon GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang