Chapter 10: Pain in the song

112 22 28
                                    

"Eonnie-ku hari ini tidak bisa datang, menjaga adikku yang sedang sakit," Jihoon menjawab pertanyaan Seungcheol.

Hari ini Jihoon datang sendiri karena Jeonghan harus menggantikan Jihoon menjaga Dino yang sedang sakit.

Biasanya, jika Jihoon datang, Jeonghan selalu ikut serta. Sekarang, Jihoon datang sendiri dan itu terasa ganjil.

Jihoon dapat mengerti, tanpa di tanya, ia memberi informasi tentang Jeonghan. "Jeonghan eonni suka bunga Hibiscus sepertiku. Arti bunganya, kecantikan yang murni dan percaya,"

"Kau pintar arti bunga Ji. Itulah mengapa aku memerlukanmu," Puji Seungcheol.

Jihoon adalah penyiar favorit Seungcheol, gadis itu selalu mengutamakan pekerjaannya, setiap hal yang dikerjakan Jihoon pasti sukses. Pekerjaan Jihoon memang sedang menumpuk minggu ini. Ia tidak mungkin bisa pergi menemui Dino. Karena hari liburnya saja sudah dikurangi.

Jika ia pergi, ia akan kembali lagi pagi harinya dan langsung bekerja. Akan melelahkan bagi Jihoon. Namun ia tidak ingin meninggalkan adiknya itu jika memang masih sakit.

Jeonghan kan dekat dengan Jihoon dari segala sisi. Entah itu kekeluargaan ataupun kenalan. Jeonghan mengetahui semuanya. Bahkan teman-temannya yang sekarang sudah bertemu dengan Jeonghan.

Jeonghan mendapat begitu banyak tempat di hati orang-orang, karena wajahnya yang cantik, sifatnya yang rendah hati dan royal. Jeonghan menjadi orang yang sering dicari. Apalagi tahu peran Jeonghan dalam kehidupan Jihoon yang dulu. Sungguh, Seungcheol tahu hatinya tidak salah dalam memilih Jeonghan.

🕊️🕊️🕊️

"Dongjin-ah, itu robot milik Samuel. Jadilah noona yang baik yah," gadis kecil dengan dua pita di sisi kepalanya itu menurut. Mengembalikan mainan sang adik.

Sore ini Wonwoo, Seungkwan, Chan dan Jihoon mengunjungi Jisoo. Hanya untuk melihat anak-anak dan keadaan Jisoo tentunya.

Samuel tidak dibelikan mainan semacam pistol ataupun pedang, karena bentuk mainan seperti itu seakan mengajari anak-anak menjadi kriminal. Seokmin tidak mengizinkan ada bentuk mainan seperti senjata karena alasan itu.

"Berpikir jauh. Jika kau punya anak, kau harus berpikir jauh ke depan," Petuah Jisoo.

Keempat gadis lain di depannya mengangguk paham sedangkan di sisi lain Seokmin, Vernon dan Mingyu sudah duduk bersama. Mingyu baru datang beberapa menit yang lalu.

"Katanya Carat sedang ada kelas tambahan jadi tidak bisa ikut," jelas Chan.

"Samuel, kamu tidak main itu, sayang. Itu boneka milik noona," nasihat Wonwoo didengarkan oleh bayi yang sudah bisa tengkurap itu.

Samuel berbalik mencari sang kakak untuk mengembalikan benda ditangannya yang ia yakini milik kakaknya.

Dongjin berbalik, menemukan sang adik yang mengulurkan sebuah boneka berbentuk sapi kecil.

"Ah, sudah pulang," ucap Dongjin senang. Meraih boneka ditangan sang adik lalu mencium pipi Samuel.

"Gomawo," ucap Dongjin.

🕊️🕊️🕊️

"Bagaimana Soon?" Jun bertanya sambil mengulurkan sekaleng soda.

"Tidak, sepertinya perkembangannya sangat sedikit. Aku tidak bisa mendekatinya,"

Jun tidak bisa menolong. Sikap Jihoon tidak jauh berbeda padanya. Menghindari, bahkan kontak mata sekalipun. Setidaknya Soonyoung lebih berani dari dirinya. Soonyoung memang nekat.

Wrong way to say love [soonhoon GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang