"Yes! Dapet ga!"ujar Gandhi senang. Ia menggeser laptop milik nya kehadapan Arga agar cowo itu bisa melihat apa yang baru saja ia temukan.
"GPS nya masih hidup tuh. Berarti handphone nya masih nyala. Kemungkinan, adara bener-bener ada di tempat ini"ujar Gandhi menjelaskan.
"Yaudah, nunggu apa lagi? Serbu anjing!"seru El siap-siap berdiri dari duduknya.
Sean yang berada di sebelah cowo itu tentu saja menahan lengan El agar cowo itu tidak sembarang bergerak. "Gak usah bego. Yang kayak gini perlu rencana. Jangan sampai kita ketawan dan Adara yang nanti nya malah kenapa-kenapa"kata Sean sambil merangkul leher El.
"Gue sama Arga bakalan pergi duluan ke sana buat ngecek. Kalian hubungi polisi dan bawa anak-anak lain buat nyerbu ke sana. Gue nanti ngasih kabar ke kalian"jelas arkana pada anak-anak Andromeda yang lain.
Ia dan arga langsung berdiri dan mengambil kunci motor masing-masing. Sebelum keluar dari rumah Gandhi, arga kembali menoleh kearah teman-teman nya.
"Cek grup inti. Salah satu dari kalian tolong hubungi papa nya Adara. Kasih tau informasi yang kita dapatkan tentang Adara"ujar nya sebelum benar-benar pergi dari kediaman Gandhi.
Ia dan Arkana membawa motor masing-masing. Perjalanan menuju ke tempat Adara memerlukan waktu sekitar 30 menit. Mereka melewati jalanan yang benar-benar sepi dan di kelilingi pohon-pohon tinggi. Bahkan, Arga sempat mendengar kabar bahwa jalan di sini sangat rawan akan begal.
"Stop Ar"ujar Arga tiba-tiba. Arkana menghentikan motornya tepat di sebelah Arga. Cowo itu mengernyit bingung sambil membuka helm nya.
"Itu mobil yang tadi bawa Adara. Gue inget banget sama plat kendaraan nya"jelas Arga sambil menunjuk mobil hitam yang berjarak sekitar 50 meter dari mereka.
"Lo yakin?"tanya arkana memastikan sebelum ia menghubungi teman-teman nya yang lain. Arga mengangguk sekali untuk menjawab pertanyaan Arkana.
Arkana mengeluarkan handphone daru saku celana nya dan menghubungi salah satu nomor yang ada di sana.
"Dimana nath?"
"Otw ke sini cepet. Adara beneran ada di sini. Motor tinggal depan aja, takut ketawan kalo tertalu berisik"jelas Arkana lalu setelah nya mematikan sambungan telfon mereka.
"Gue udah kasih tau ayah"kata arga tiba-tiba. Arkana mengerutkan keningnya bingung. "Ngapain?"tanya Arkana bingung.
"Biar bisa bawa mama nya Adara ke sini"balas Arga. Arkana hanya mengangguk mengerti lalu kembali menunggu teman-teman nya yang lain datang.
Sekitar 10 menit, anak-anak Andromeda datang dengan berjalan kaki. Mereka menuruti perintah dari Arkana untuk meninggalkan motor mereka di depan.
"Yang mana?"tanya Kenan. Arkana menunjuk rumah kosong yang berada di dekat mereka.
"Di belakang ada pintu. Gue barusan nge cek"ujar sean yang baru kembali setelah melihat-lihat bagian rumah itu dari jarak yang aman.
"Gue sama arga depan. Nathan sama el dari belakang. Gandhi, sean sama Kenan lewat dari Samping. Dari jendela yang gede itu. Pecahan aja kaca nya gapapa"jelas Arkana.
"Yang lain mencar ikutin kita bertujuh. Bawa kayu atau apapun yang bisa di pakai buat ngelawan. Kita ngga tau di dalem sana mereka bawa benda berbahaya apa aja"jelas Arkana lagi.
Arga hanya diam mendengarkan. Jangan kan untuk memimpin atau memberikan pengarahan, untuk berfikir saja Arga rasanya susah. Ia sudah sangat kacau saat ini.
"Bergerak!"seru Arkana. Mereka semua langsung bergerak menuju ke tempat yang sudah di atur oleh Arkana.
Saat sudah sampai di depan pintu rumah kosong itu. Mereka yang berada di sana bisa langsung mendengar suara tangisan seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔2
Teen FictionSequel of adkel vs kakel "Arga itu sempurna. Ganteng, Pinter, Populer, Anak orang kaya, sayang orang tua, jagoan lagi! Gimana gue gak jatuh cinta coba sama dia?! Duh calon imam gue"-Adara Kirana "Terkadang harapan yang terlalu tinggi lah yang membua...