Angkasa 43

477 25 16
                                    

Hai everyone, this is me cici. Setelah bulan yang sangat hectic dan kegiatan sekolah yang sangat banyak. I'm back to Wattpad. Semoga kedepan nya aku bisa rutin update ya. Love u all. Happy reading!!!













Adara menuruni anak tangga di rumah mama nya satu persatu dengan perlahan. Sebelum menghampiri mama nya yang berada di ruang tengah, Adara terdiam sebentar di anak tangga terakhir sambil mengumpulkan keberanian.

"Ma"

Arumi menoleh dan tersenyum tipis saat melihat Adara menghampiri dan duduk di samping nya.

"Kenapa sayang?"tanya nya.

Huh, kata-kata keramat yang ingin sekali Adara dengar dari dulu dan sekarang Adara mendapatkan nya dari Mama nya.

"Kirana mau sekolah, boleh ngga mah?"

"Sekolah? Keadaan kamu belum memungkinkan untuk sekolah sayang"balas Arumi.

"Tapi, sebentar lagi Ulangan kenaikan kelas ma"sanggah Adara.

"Kalo itu yang kamu takuti, tenang aja sayang. Mama sudah membicarakan tentang keadaan kamu dengan pihak sekolah. Mereka juga mengerti kondisi kamu dan bersedia untuk membantu kamu ulangan di rumah"

Lama Adara terdiam, kepala nya tertunduk memikirkan apa yang harus ia katakan lagi agar mama nya memberikan ia izin untuk bersekolah seperti biasanya.

"Tapi—Kiran pengen sekolah kayak biasa lagi ma"

"Kiran pengen ketemu temen-temen Kiran lagi. Kiran pengen ngerasain sekolah kayak biasa lagi. Kiran kangen ekskul Kiran. Kiran kangen guru-guru adara. Kiran kangen semua nya ma"sambung nya. 

Arumi mengelus rambut Adara pelan. Ia memeluk anak satu-satunya itu dengan hangat. Memberikan rasa percaya nyaman kepada Adara.

"Mama tau sayang, mama paham perasaan kamu. Tapi, yang harus kamu inget di sini, kesehatan kamu. Kesehatan kamu itu nomor satu sekarang. Mama ngga mau anak mama kenapa-napa lagi"jelas Arumi.

"Kiran janji kok bakal jaga kondisi kiran. Terus, di sana juga ada Arga, ada Kayla, Jeje, Diva, Tasya, Arkana dan yang lain-lain yang bakalan jagain kiran juga. Kiran janji gak bakalan kenapa-napa"

Adara tetap berusaha untuk meyakinkan mama nya. Keinginan nya untuk bersekolah sudah bulat. Ia sudah terlalu rindu dengan suasana sekolah. Adara paham konsekuensi yang akan ia dapat jika memaksakan diri untuk ber sekolah. Namun, keinginan untuk merasakan atmosfer di sekolah lebih besar rasanya dari ketakutan yang ia rasakan.

Lama Arumi terdiam, sampai akhirnya ia mengangguk pelan. Ia menghela nafas dalam lalu mengelus surai Adara lembut.

"Baiklah, tapi mama mau sebelum sekolah nanti, Kiran harus periksa dulu ke dokter nya Kiran. Kalau kata dokter oke, maka kiran mama perbolehkan ber sekolah"putus Arumi. Ini adalah salah satu keputusan berat yang harus ia ambil.

"Makasih ma"

"Sama-sama sayang"

***

Pagi yang cerah untuk seorang Adara Kirana. Setelah menjalani serangkaian tes dan pemeriksaan bersama dokter yang di pilih oleh mama nya, Adara akhirnya di izinkan untuk bersekolah.

Tidak ada sesuatu yang dapat menggambarkan betapa bahagianya Adara sekarang. Sudah lama ia tidak bersekolah, sudah lama ia tidak merasakan atmosfer sekolah yang terkadang menyenangkan dan terkadang menjengkelkan.

"Jaga diri baik-baik ya sayang. Kalau memang di rasa tidak nyaman atau kenapa-napa, langsung telfon mama atau beritahu Arga dan yang lain ya"

Angkasa ✔2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang