Angkasa 26

821 61 27
                                    

Dengan talaten arga menyuapkan adara bubur dari rumah sakit. Cewe itu sekarang hanya di perbolehkan untuk makan bubur oleh rumah sakit.

Adara menggelengkan kepala nya pelan saat arga kembali menyuapkan nya sesendok bubur.

"Kenyang"ujar nya sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Arga sempat terdiam beberapa detik lalu setelah nya mengangguk. Dia tidak bodoh untuk tidak menyadari jika adara kesulitan makan akibat luka sobek di bibir nya.

Sialan! Emosi arga kembali memuncak saat mengingat jika oknum yang telah membuat luka sobek di bibir adara adalah adimas.

Arga juga tidak tahu mengapa ia menjadi sangat peduli seperti ini kepada adara.

Arga bangkit dari duduk nya lalu mengambil sebuah nampan di atas nakas yang berisi kasa, betadine dan obat-obatan untuk luka lainnya. Ia tadi meminta salah seorang perawat yang sedang berjaga untuk mengambil kan nya alat-alat ini.

"Luka lo"ujar arga sambil mengadahkan tangan nya kedepan. Adara langsung saja memberikan lengan nya yang terdapat luka besar memanjang yang sudah mulai mengering.

Dengan telaten arga mengobati luka di tangan adara. Lalu setelah selesai ia beralih ke luka yang ada di kaki adara. Luka di kaki adara lebih banyak.

"Tahan sedikit"ujar arga saat ia melihat ada bekas luka yang sudah mengering sempurna. "Mau diapain?"tanya adara panik saat melihat arga memegang sebuah gunting rumah sakit.

"Mau gue potong koreng nya"balas arga sambil tetap fokus kepada luka-luka di kaki adara.

Setelah selesai menggunting luka kering di kaki adara. Arga lantas memoleskan sebuah salap di luka yang ia gunting.

"Itu salap apa ga?"tanya adara.

"Pemudar bekas luka"jawab arga. Ia kembali berdiri dengan tegak. Mata tajam nya menatap adara dalam diam membuat adara salah tingkah sendiri. 

Ia menangkup wajah adara lalu melihat luka yang ada di bibir adara. "Ini sakit?"tanya arga. Adara menunduk lalu mengangguk kecil.

Arga mengambil satu kapas dari nampan lalu memoleskan rivanol di atas kapas tersebut. "Tahan"ujar nya. Sebelah tangan nya menangkup wajah adara dan sebelah nya lagi membersihkan luka di ujung bibir adara.

Dari jarak seperti ini. Adara dapat memperhatikan wajah arga dari jarak yang sangat dekat. Wajah yang putih bersih, alis yang tebal, hidung yang mancung seperti perosotan.

Arga menoleh kearah adara saat merasa dirinya diperhatikan dengan begitu intens. "Ngapain liatin gue?"tanya arga sambil menyimpan kapas bekas membersihkan luka adara.

Adara tercengang lalu detik berikutnya terkekeh pelan. "Terserah aku dong. Kan mata aku, jadi terserah aku dong mau liat apa aja"balas nya jahil.

Arga mengerutkan keningnya bingung saat mendengar panggilan aku-kamu keluar dari bibir adara. Bukannya waktu di trip kemaren adara memanggil nya dengan lo-gue? Dasar cewe, memang aneh.

"Iya terserah"balas arga malas.

Adara terkekeh pelan melihat reaksi arga yang menurut nya menggemaskan. "Ga. Tolong ambilin hp aku dong"pinta adara pada arga.

Arga tidak menyahut namun langsung mengambil ponsel cewe itu yang tadi ia letakan di ujung nakas.

Setelah menerima ponsel nya. Adara lantas membuka aplikasi tiktok dan menekan salah satu lagu yang ia mau. Ia akan membuat tiktok.

Adara mengarahkan kamera ke wajah nya. Adara sedikit kaget saja melihat wajah nya. Wajah nya sedikit pucat. Untung saja bibir nya sudah tidak sepucat sebelum nya. Sehingga wajah nya sedikit lebih baik di kamera saat ini.

Angkasa ✔2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang